Pesan Rahbar

Home » » Keliruhkah Malaikat Jibril dalam Menyampaikan Risalah?

Keliruhkah Malaikat Jibril dalam Menyampaikan Risalah?

Written By Unknown on Friday, 8 August 2014 | 08:36:00

Al-Quran dan riwayat-riwayat nabawi menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi menyakini Jibril telah berkhianat dalam menyampaikan risalah. Karena Allah SWT memerintahkannya untuk menetapkan kenabian pada keturunan Israil, akan tetapi ia menentang perintah Allah dan memberikan kenabian pada keturunan Ismail.


Dengan demikian orang-orang Yahudi menganggap Jibril sebagai musuhnya, dan kalimat “khana al-Amin” (Jibril Sang Penghianat), mereka jadikan sebagai slogan. Oleh karena itu Quran dalam ayatnya membantah tuduhan mereka dan memperkenalkan Jibril sebagai al-Ruh al-Amin.

نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمينُ عَلى‏ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرينَ  

“Ar-Ruh al-Amin (Jibril) telah menurunkannya, ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan”[1].

Dalam ayat lain juga mengatakan;

قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللهِ

“Katakanlah, “Barang siapa yang menjadi Jibril sebagai musuhnya, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah“[2]. 
Kedua ayat di atas beserta tafsirannya menjelaskan bahwa sekelompok orang-orang Yahudi memusuhi Jibril dan mengenalnya sebagai malaikat azaab (penyiksa) serta menuduhnya telah berkhianat dalam menyampaikan risalah.

Dengan demikian akar umbi dari slogan khana al-Amin (Jibril Sang Pengkhianat) merupakan khurafat kaum Yahudi. Kemudian sebagian orang-orang bodoh yang membenci syi’ah menisbatkan klaim-klaim orang-orang Yahudi kepada syi’ah.

Konsep Kenabian dalam Syi’ah Syi’ah sebagai mazhab yang mengikuti al-Quran, sunnah Rasulullah dan Ahlulbaitnya tidak hanya menyakini Muhammad bin Abdullah sebagai utusan rahmatan lil alamin. Bahkan menyakininya sebagai penutup para Nabi dan utusan Tuhan yang paling agung.

Imam Ali as dalam salah satu perkataanya mengatakan;

واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله، خاتم النبيين وحجة الله على العالمين

“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Dan Muhammad itu adalah hamba dan Rasul-Nya, penutup para Nabi dan Hujjah Allah untuk alam semesta”[3].

Imam Ja’far Shadiq as juga mengatakan;

لم يبعث الله عزوجل من العرب الا خمسة انبياء: هودا و صالحا و اسماعيل و شعيبا و محمدا خاتم النبيين صلى الله عليه وآله وسلم

“Allah SWT dari seluruh orang arab hanya mengangkat lima orang Nabi; Hud, Shalih, Ismail, Syu’aib dan Muhammad penutup para Nabi”[4].

Riwayat di atas membantah tuduhan-tuduhan yang dinisbatkan kepada syi’ah. Dan memperkenalkan Muhammad bin Abdullah Saw sebagai Nabi terakhir[5].

Dengan demikian orang-orang syi’ah menyakini Jibril telah melaksanakan amanatnya dalam menyampaikan risalah. Dan menyakini Muhammad bin Abdullah sebagai Nabi terakhir serta Ali bin Abi Thalib sebagai wasi dan penggantinya.

Di sini kami akan membawakan sebuah hadits yang disepakati syi’ah dan ahlisunnah yang banyak disebutkan dalam kitab-kitab mu’tabar mereka. Hadits ini dikenal dengan hadits manzilah, yang mana Rasulullah Saw setelah menjelaskan akhir kenabiannya, memperkenalkan Ali sebagai wasi dan penggantinya.
Rasulullah Saw berkata kepada Ali as;

اما ترضى ان تكون مني بمنزلة هارون من موسى الا انه لا نبي بعدي

“Tidakkah engkau ridho dengan mempunyai kedudukan di sisiku, sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa (yakni; sebagaimana Harun wasi dan khalifah Musa, maka kamu juga wasi dan khalifah setelahku), hanya saja tidak ada lagi Nabi setelahku”[6].

Para muhadits syi’ah maupun sunni mensepakati keotentikan sanad hadits manzilah, dan merupakan bukti tentang kebenaran pendapat syi’ah dalam dua hal di bawah ini;

1. Muhammad bin Abdullah Saw adalah utusan paling mulia dan penutup para Nabi, yang diutus untuk semesta alam.
2. Ali bin Abi Thalib as adalah wasi, pengganti Nabi Saw dan pemimpin kaum muslimin setelah Rasulullah Saw.


Referensi:
[1] Asy-Syu’ara’, ayat 193-194.
[2] Al-Baqarah, ayat 97.
[3] Nahj al-Sa’adah, jilid 1, hal. 188, cetakan Bairut. Al-Kafi, jilid 8, hal. 67, cetakan ke-2 tahun 1389H.
[4] Bihar al-Anwar, jilid 11, hal. 42, cetakan ke-2 tahun 1403 Bairut.
[5] Untuk mengetahui lebih dalam tentang riwayat-riwayat yang menunjukan khatamiat risalah Nabi Saw menurut pendapat syi’ah , silahkan merujuk pada kitab Mafahim al-Quran, karya Ja’far Subhani.
[6] Berikut sebagian dari reperensi hadits di atas:
1. Shahih Bukhari, jilid 6, hal. 3, cetakan Mesir, bab Gazwa Tabuk.
2. Sahih Muslim, jilid 7, hal. 120, cetakan Mesir, bab Fadhail Ali as.
3. Sunan Ibn Majah, jilid 1, hal. 55, cetakan Mesir, bab Fadhail ashab al-Nabi Saw.
4. Mustadrak al-Hakim, jilid 3, hal. 109, cetakan Bairut.
5. Musnad Ahmad, jilid 1, hal. 170, 177, 179, 182, 184, 185, dan jilid 3, hal. 32.
6. Shahih Turmuzi, jilid, 5, hal. 21, cetakan Bairut, bab Manaqib Ali bin Abi Thalib.
7. Manaqib, Ibn Magazili, hal. 27, cetakan Bairut.
8. Bihar al-Anwar, jilid 37, hal. 254, cetakan Bairut.
9. Ma’ani al-Akhbar, Shaduq, hal. 74, cetakan Bairut.
10. Kanz al-Fawaid, jilid 2, hal. 168, cetakan Bairut.
 
 
Jibril melakukan kesalahan ketika menyampaikan pesan ????

Pahitnya sejarah Islam yang penuh saling bunuh (dengan pedang) dan rebutan warisan serta kekuasaan membuat sejumlah pihak membuat Fitnah, alias mencipta kambing hitam seolah olah Syi’ah buatan Yahudi. 

Seorang Wahabi menyatakan: “Dulu ada sebuah aliran yang menyatakan bahwa Jibril melakukan kesalahan ketika menyampaikan pesan. Aliran ini disebut Syi’ah Ghurabiyyah. Sekarang aliran ini mungkin namanya sudah tidak ada lagi dan mereka berbeda dengan aliran dua belas imam.

Kami menjawab: “Sesungguhnya aliran Ghurabiyyah dan aliran sejenisnya adalah aliran yang diada-adakan oleh segelintir pengarang cerita seperti Syahrastani dan Abdul Qahir bin Thahir Baghdadi, dll.
Bagaimanapun, kami tidak menyangkal bahwa masih ada aliran-*aliran ekstrim (al-Ghulat) yang menyakini bahwa Ali adalah Tuhan, atau orang-orang yang menyakini reinkarnasi (hulul).

MUI melupakan bahwa banyak kelompok menyimpang yang memisahkan diri dari tubuh mazhab Sunni seperti yang menyakini bahwa Tuhan adalah seorang manusia.

Mereka telah musnah ditelan sejarah.
Namun para pemimpin kelompok sesat dan ekstrimis tersebut (yang para pemimpinnya mengangkat dirinya sebagai ‘imam’) bukanlah orang yang berpikiran sempit. Mereka adalah agen-agen penguasa tiran dan kegiatan mereka semata-mata bermuatan politis.

Para Imam Ahlulbait dan para pengikutnya melepaskan diri dari kelompok yang didirikan oleh pemerintah setiap zaman untuk menyesatkan para pengikut Ahlulbait dan menghancurkan jalan mereka dengan menjauhkan mereka dari para Imam dan menggiring mereka menjadi boneka-boneka pemerintah.

Namun kelompok ini menghilang beberapa bulan setelah kemunculan mereka, karena orang-orang segera mengetahui kesalahan dan kejanggalan para pemimpin mereka dan hubungannya dengan para penguasa sehingga orang-orang tidak bergabung dengan kelompok ini. Sebuah kelompok tanpa anggota tidak akan bertahan lama, dan pemimpinnya akan segera melepaskan urusannya. Hal. yang tertinggal dari kelompok-kelompok palsu ini hanyalah sejarah yang ditulis oleh para tiran.

Kami tidak menyebut kelompok yang rusak itu sebagai kelompok Syi’ah. Sejak Nabi wafat hingga saat ini, pengikut Imam Ali bin Abi Thalib adalah pengikut Imam Dua Belas. Namun ada beberapa mazhab Syi’ah Zaydiyyah dan Ismailiyyah di dunia ini. Meskipun mayoritas ulama percaya bahwa mereka adalah Islam (kecuali mereka yang meninggalkan ajaran*ojaran Islam), kami menganggap mereka tidak masuk ke dalam pengikut nhlulbait. Semua kelompok lain seperti Alawi atau Nudzayri, dll, bukan syiah dan kehadiran mereka tidak berhubungan dengan Syi’ah.

Baca disini: Golongan Dalam Islam (Pengikut), Mustahil hadis Pembagian islam 73 golongan

Abu Jibril: Syiah Kafir Lebih Jahat dari Yahudi (?)


Voa-Islam (www.voa-islam.com) yang berslogan Voice of Al Islam dan Voice of The Truth merupakan salah satu situs Islam garis keras bernuansa Wahhabi, seperti halnya Arrahmah.com. Website radikal tersebut didirikan di Bekasi Pada Bulan April 2009 dan resmi beroperasi pada tanggal 1 Juni 2009. Voa-Islam sering menebarkan berita-berita provokatif penuh kebencian kepada semua pihak yang tidak sejalan dengan visi misi mereka.

Suasana masjid terlihat sepi. Padahal, di pamflet yang disebarkan, acara ‘kuliah umum’ di masjid ini akan dimulai 8.30. Liputan Islam melangkahkan kaki ke dekat pintu masjid. Terlihat seseorang menjaga meja pendaftaran. Ada tumpukan makalah di meja itu. Namun ternyata, makalah itu tidak dibagikan gratis. Ada uang ganti fotokopi sebesar Rp10.000.

Di dalam masjid, baru ada beberapa orang yang hadir. Tak lama kemudian acara dimulai dan seiring waktu, pengunjung tambah banyak, namun tak lebih dari 100 orang. Ruang masjid yang luas tetap terasa sepi.

Kuliah Umum dengan judul “Mewaspadai Ancaman Ekspansi Ideologi Syi’ah Iran terhadap Eksistensi NKRI” ini diselenggarakan di masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaxi, Bekasi, Jawa Barat. Materi yang diulas sebagian besar diambil dari proposal penelitian disertasi pemateri dengan judul “Membangun Politik Hukum Sistem Ketahanan Nasional Terhadap Ancaman Ekspansi Ideologi Transnasional Syiah Iran”, Abdul Chair Ramadhan.

Abdul Chair: Imam Khomeini Bathil.


Moderator membuka acara dengan menginfokan kedatangan Menlu Iran ke Indonesia dan menyebut bahwa kunjungan itu tak lain dari agenda ekspansi pemerintah Iran dalam mendirikan Negara Syiah Indonesia. Sambil menyebut pemerintah Indonesia sebagai ‘pemerintahan thogut’, moderator menyampaikan berbagai tuduhan kepada Iran.

Abdul Chair Ramadhan, yang konon adalah kandidat doktor (dan memiliki tiga title di belakang namanya: SH, MH, MM) memulai presentasi yang rasanya jauh dari apa yang biasa disebut ‘kuliah umum’. Dia menampilkan foto rekayasa photoshop, gambar Imam Khomeini yang berlumuran darah dan terlihat ganas.
Umpatan ‘Syiah Kafir’ berulang-ulang disampaikan sang kandidat doktor ini. Dia mengklaim, “Saya siap dialog dengan logika, karena karena asumsi saya diatas, bahwa semua syiah yang berada di Indonesia itu adalah Syiah Rafidhah, yang semuanya mengarah ke Iran.”

Meskipun dalam Deklarasi Amman (yang ditandatangani 500 lebih ulama terkemuka sedunia) disebutkan “Barang siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali, dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), serta mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim, sang kandidat doktor mengklaim bahwa semua syiah adalah Rafidhah.

“Baik yang Iran, juga Indonesia seperti Istna Asyariah, Imamiah, Zaidiyah, Ja’fariyah, keseluruhan mereka yang syi’1ah adalah Rafidhah. Artinya mereka semua itu kafir!” katanya.

Sang kandidat doktor yang berencana meneliti Iran ini selanjutnya bagaikan kurang data, karena menyebut bahwa Konsep Wilayatul Faqih adalah bumbu ekspansi (Imam) Khomeini untuk mencapai Internasionalisasi Syiah. “Khomeini adalah manusia paling bathil karena doktrin Imamah yang diusung saat ini diubah menjadi istilah Wilayatul Faqih,” katanya.

Umumnya dalam penulisan disertasi, peneliti diwajibkan untuk membaca karya-karya disertasi sebelumnya, supaya datanya lebih akurat. Misalnya, dalam disertasi pakar Politik Islam, Muhammad Anis di UIN Syarif Hidayatullah disebutkan bahwa sistem Wilayatul Faqih adalah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh faqih atau ulama yang memahami agama Islam secara mendalam, termasuk di dalamnya hukum-hukum syariat. Di halaman 120 disertasi itu disebutkan:
“Fakih adalah orang yang mengetahui fungsi pengambilan keputusan hukum karena fakih adalah seseorang yang tidak hanya mempelajari hukum-hukum dan prosedur yuridis Islam, melainkan juga, akidah, pengaturan, dan akhlak. …Dengan demikian, seorang fakih yang adil menduduki posisi pembimbing dan pemimpin.”
Ketua Himpunan Pelajar Indonesia di Iran, Ali Shahab, dalam mengomentari tuduhan ekspansi Iran atau tuduhan akan dibentuknya Negara Syiah Indonesia, mengatakan,
Konsep dasar wilayatul faqih (WF) adalah sistem pemerintahan yang dipimpin ulama dengan kualifikasi faqahah (keilmuan yang mendalam di bidang agama), ‘adalah (integritas moral dan kenegarawanan), dan kafa’ah (kapabilitas kecakapan dalam mengelola pemerintahan). Proses penetapan ulama yang memerintah pun dilalui lewat sistem demokrasi. WF adalah demokrasi plus. Rakyat tetap sebagai pihak yang paling berdaulat, karena merekalah yang memilih lewat pemilu. Hanya saja, pilihannya dibatasi pada mereka yang betul-betul teruji memiliki tiga kualifikasi di atas.
Perlu diketahui juga, pemerintahan Wilayatul Faqih Iran berdiri lewat referendum yang sangat transparan di bawah pengawasan ketat PBB dan unsur-unsur internasional. Dalam referendum di Iran tahun 1979, 98,2% rakyat setuju dibentuknya  Republik Islam Iran.
Kalaulah ada orang yang ingin mendirikan sistem WF di Indonesia, kan artinya musti lewat demokrasi juga? Ketika mayoritas penduduk Indonesia adalah penganut Ahlussunnah, tentu rasanya tidak mungkin disetujui.
Ali menambahkan, “Tidak ada bukti dan data sedikitpun yang menunjukkan adanya  keinginan mendirikan Negara Syiah oleh alumnus Iran atau kaum Syiah Indonesia. Jadi,  Ini adalah isu murahan yang sama sekali tidak ada nilai validitasnya.”

Abu Jibril: Syiah Kafir Lebih Jahat dari Yahudi (?)


Pembicara kedua sekaligus penutup kuliah umum ini adalah Abu Jibril. Dia memulai paparannya dengan muqoddimah yang sangat bagus yaitu “Alhamdulillahi Wahdah wa shodaqo Wa’dah…..” namun kalimat-kalimat berikutnya malah penuh hujatan kebencian (hate speech). Selain menyampaikan berbagai tuduhan tentang Syiah dan menyebut bahwa misi besar Syiah Indonesia adalah kudeta terhadap NKRI, Abu Jibril menyampaikan pernyataan “menarik”: Syiah lebih berbahaya dari Yahudi.


Ada sedikit kelucuan dalam presentasi Abu Jibril. Dia berusaha menyebutkan nama-nama putra-putri Rasul tapi tidak hafal, malah mencolek sang moderator di sampingnya untuk meneruskan urutan nama-namanya itu. Bahkan saat menyebutkan nama mereka pun, Abu tidak menunjukkan adanya ikhtirom (penghormatan) dalam menyebutkan nama-nama istri-istri dan putra-putri Nabi tanpa dengan sebutan Sayyidina atau Sayyidah, langsung namanya saja.

Acara ditutup dengan tanya-jawab, tapi hanya satu penanya, yang menanyakan “Bagaimana sikap ormas-ormas Islam di Indonesia mengenai Syiah?” Abu menjawab dengan cara menuduh Ketua MUI tak paham Islam. Sungguh senada dengan perkataan salah satu media takfiri yang menuduh Din Syamsudin kekasih Yahudi

mikirnya kayak gini kok calon doktor….hadeuwwww…..

 Abu Jibril.

Abu Jibril menyatakan bahwa mengkafirkan Syiah adalah wajib dan wajib pula dibunuh. Repoter Liputan Islam melaporkan, Abu Jibril bahkan mengklaim itu adalah hadis Nabi Muhammad (lihat video). Abu Jibril dalam orasinya mengulang-ngulang klaim-klaim kesesatan-kesesatan Syiah, “Quran-nya tidak sama, rukun imannya tidak sama, nabinya tidak sama!” Beberapa orang menyambut pernyataannya itu dengan teriakan “Syiah kafir!”, “Syiah sama dengan Yahudi!”, atau “Syiah Setan!”

Abu Jibril adalah ustadz garis keras yang kerap menyuarakan kebencian kepada non-muslim, Syiah, dan Ahmadiyah.

Tipe manusia-manusia purba, yang lebih suka dengan kekerasan, Islam di tangan mereka menjadi monster mengerikan…


Musuh utama Arab Saudi/Wahabi adalah Syi’ah, Sufi, HT, IM, Aswaja, dan Muslim lainnya. Ada pun Yahudi laknatullah dan Nasrani (Israel dan AS) adalah sahabat Wahabi/Saudi.

Hal seperti inilah yang sangat disambut/disenangi oleh yahudi dan nasrani ,mereka sanggup mengeluarkan dana untuk keperluan ini,maka waspadalah terhadap usaha mereka.Setelah syi’ah berhasil diserang maka tidak menutup kjemungkinan AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH MENJADI sasaran berikutnya, karena dimana-mana kita mendengar kalau AMALAN Ahlussunnah waljama’ah dituduh bid’ah,syirik,kafir oleh orang orang antek-antek yahudi dan nasrani spt diatas.WASPADALAH jangan ikuut ikutan. WALLAHU A’LAM.

Jelas takfiri adalah profokator dan teroris srbagai mana telah terbukti dg bom Bali misalnya.Apakah.memang takfiri.teroris dipelihara di Indonesia? Justru yang haarus diwaspadai adalah mereka-mereka takfiri wahabi itu mereka ingin meruntuhkan NKRI yg mereka pemritahannya thagut dan menggantikan Indonesia sebagai negara Islam versi pemahan mereka.Islam yg tidak sesuai dg pemahaman mereka adalah kafir dan akan mereka penggal lehernya secara bidab
.
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik…” (Qur’an 5:82)
Hanya orang munafik yang dekat dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang saat ini tengah memusuhi Islam dan membantai ummat Islam:
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” [Al Maa-idah 52].




Ummat Islam itu berkasih sayang terhadap sesama, namun keras terhadap orang-orang kafir:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al Fath 29]

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” [Al Maa-idah 54].

Kalau ummat Islam berkasih-sayang dengan sesama dan keras terhadap orang-orang kafir. Pemerintah Arab Saudi dan Ulama Wahabi yang digajinya justru sebaliknya. Berkasih-sayang dengan orang2 kafir seperti Yahudi dan Nasrani (AS, Inggris, Israel) dan keras terhadap sesama Muslim.

Saat pertama muncul pendiri Kerajaan Arab Saudi, Ibnu Su’ud bersama Muhammad bin Abdul Wahhab (Pendiri Wahabi) bekerjasama dengan Inggris (yang memberi senjata canggih) memerangi ummat Islam di Thaif, Mekkah, dan Madinah. Mereka perangi juga Muslim Turki dan Mesir.

Kemudian Pemerintah Arab Saudi juga mengundang pemerintah AS dan menyediakan pangkalan militer guna menyerang ummat Islam di Iraq. Meski katanya ada ulama Wahabi yang dipenjara, itu ulama yang tidak dikenal. Yang terkenal seperti Syaikh Utsaimin, Albani, dsb justru aman digaji oleh pemerintah Arab Saudi.

Muhammad Abdul Wahab.

Voa-Islam (www.voa-islam.com) yang berslogan Voice of Al Islam dan Voice of The Truth merupakan salah satu situs Islam garis keras bernuansa Wahhabi, seperti halnya Arrahmah.com. Website radikal tersebut didirikan di Bekasi Pada Bulan April 2009 dan resmi beroperasi pada tanggal 1 Juni 2009. Voa-Islam sering menebarkan berita-berita provokatif penuh kebencian kepada semua pihak yang tidak sejalan dengan visi misi mereka.

Jum’at 21 Maret 2014 atau 23 Jumadil Awwal 1435 H, Voa-Islam melansir berita dengan judul “Ketua MUI Muhyidin Junaidi : Menyerukan Umat Islam Memilih Calon Non-Muslim.” Dalam tulisan disitus tersebut, Voa-Islam menuduh KH. Muhyidin Junaidi Ketua Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri mengeluarkan himbauan kepada umat Islam agar tidak takut dalam memilih caleg nonmuslim-kafir.

“…bagaimana bisanya, lidah Ketua Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi mengeluarkan himbauan kepada umat Islam agar tidak takut dalam memilih caleg nonmuslim-kafir…”, tulis situs tersebut.

Muhyidin Junaidi sendiri merupakan salah satu anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bogor.

Pihak Muhammadiyah kemudian melakukan klarifikasi melalui situs “Sang Pencerah” (www.sangpencerah.com) dan fanpage “Website Sang Pencerah”. Voa-Islam dianggap telah melakukan kebohongan.

Dalam fanpage “Website Sang Pencerah”, Voa-Islam diminta untuk Menghapus pemberitaan tersebut, memuat klarifikasi dan permintaan maaf dan ke depannya dihimbau agar lebih teliti dalam memuat berita mengenai umat Islam. Himbaun itu merupakan bagian dari pernyataan sikap PC. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bogor terkait berita Voa-Islam mengenai KH. Muhyiddin Junaidi.

Dalam klarifikasi tersebut, disebutkan bahwa KH Muhyidin telah mengirim SMS kepada Ust. Yunahar Ilyas, salah seorang Ketua PP Muhammadiyah bahwa telah terjadi salah kutip. Sebaliknya, Kyai Muhyidin menyatakan agar memilih pemimpin yang seaqidah. Meskipun demikian, memilih pemimpin non-muslim tidak melanggar UU.

“Itu salah kutip dari koran lokal, pernyataan saya adalah refrensinya Ali Imran 118-120 agar memilih pemimpin yang seaqidah dan seiman,sementara memilih yg berbeda iman dlm kontek keindonesiaan tak melanggar UU karena negara indonesia bkn Daulah islamiyah ,bkn juga negara agama tapi negara sekuler.Saya sdh klarifikasi pernyataan tsb. Mui Sumut telah memberikan penjelasan seusai rpt hari jumat”, demikian SMS yang diterima Prof. Yunahar Ilyas dari  dari KH. Muhyiddin Junaedi, sebagaimana dilansir fanpage “Website Sang Pencerah” dan situs Sang Pencerah http://www.sangpencerah.com .
Selain Voa-Islam, berita yang sama juga dilansir situs Wahhabi “Nahi Munkar” http://www.nahimukar.com .

Dalam situs yang kabarnya milik Hartono Ahmad Jaiz itu dilansir dalam sebuat tulisan berjudul “Waspadai, Komplotan Syiah di MUI Serukan Umat Islam Pilih Caleg Non Muslim”.

Tidak ada bedanya dengan voa-Islam, Arrahmah.com dan media wahhabi lainnya, situs Nahimunkar.com juga merupakan situs hitam penebar kebencian terhadap kaum Muslimin. Dalam situsnya, KH. Muhyidin disebut sebagai anggota komplotan Syi’ah yang berada di MUI yang perlu diwaspadai. Nahimunkar.com memang terkenal sebagai situs yang serampangan menuduh pihak-pihak tertentu, khususnya yang berkaitan dengan isu Syi’ah sehingga situs ini sangat tidak dipercaya oleh kaum Muslimin. (Redaktur : Ibnu Manshur)
Klarifikasi atas kebohongan media VOA-ISLAM
Pernyataan Sikap PC. IMM Bogor terkait Berita Voa-Islam mengenai KH. Muhyiddin Junaidi.
Sehubungan dengan pemberitaan web voa-Islam pada hari Jumat 21 Maret 2014 dengan judul “Ketua MUI Muhyidin Junaidi : Menyerukan Umat Islam Memilih Calon Non-Muslim” maka dengan hormat kami Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bogor mendesak voa Islam untuk:
1. Menghapus pemberitaan tersebut..
2. Memuat klarifikasi dan permintaan maaf
3. Ke depannya agar lebih teliti dalam memuat berita mengenai umat Islam.
Alasan:
1. KH. Muhyidin Junaedi selain sebagai ketua Bid. hubungan luar negeri MUI adalah ulama Muhammadiyah di lingkungan Kota Bogor. Beliau pernah menjadi ketua PDM Kota Bogor dan masih rutin sebulan sekali mengisi pengajian di Mesjid Al Furqon PDM Kota Bogor. Ketika Musycab IMM pun beliau hadir sebagai pemateri seminar, kami mengenal beliau cukup dekat dan tahu faham keagamaan beliau. Tidak mungkin beliau menyeru umat Islam untuk memilih caleg non-muslim.
2. Beliau telah memberikan klarifikasi dengan memberi sms kepada Ustadz Yunahar Ilyas salah seorang ketua PP. Muhammadiyah sebagai berikut: “Itu salah kutip dari koran lokal,pernyataan saya adalah refrensinya Ali Imran 118-120 agar mmemilih pemimpin yang seaqidah dan seiman,sementara memilih yg berbeda iman dlm kontek keindonesiaan tak melanggar UU karena negara indonesia bkn Daulah islamiyah ,bkn juga negara agama tapi negara sekuler.Saya sdh klarifikasi pernyataan tsb.Mui Sumut telah memberikan penjelasan seusai rpt hari jumat”
Saran
Voa-Islam dan kawan-kawan mempunyai tujuan mulia, yakni menjadi media alternatif dari media sekuler yang terkadang tidak adil terhadap umat Islam. Media sekuler dirasa kurang melakukan tabayyun, suka seenaknya membuat berita, dll. Oleh karena itu maka muncullah media alternatif seperti voa-islam dll. Namun tolong dalam melakukan pemberitaan, jangan sama saja dengan media sekuler. Kurang tabayyun, pemelintiran judul, dll. Janganlah cara-cara media sekuler untuk memojokan umat Islam malah ditiru oleh media Islam sendiri, media Islam harus memberi uswah hasanah kepada media-media non-Islami.
Penutup
Sebagai manusia tentu kita tidak bisa lepas dari khilaf, apalagi sebagai sesama muslim kita harus tetap menjaga silaturahim, Jika voa-Islam telah memenuhi tuntutan kami di atas, maka kami nyatakan perkara selesai dan mari saling memaafkan.
Bogor, 25 Maret 2014
Ttd.
Kabid. Kader PC. IMM Bogor
Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=241969362654052&set=a.158806407637015.1073741828.157672297750426&type=1
*****
Voa –Islam, sebuah situs yang menurut aktivis muda NU dari berbagai kalangan adalah situs penebar kebencian yang mengatasnamakan Islam, propaganda dan fitnah dari Voa-Islam sudah sangat sering kami kupas secara mendalam, dan bisa di baca kembali di link-link berikut ini:
1. Fitnah Voa Islam atas Grand Mufti Suriah 2. Fitnah Voa Islam atas Ayatullah Khamenei3. Fitnah Voa Islam atas kematian putra Mufti Suriah  4. Meluruskan makna mulkulturalisme yang ‘dicompang-campingkan’ oleh Voa Islam
5. Voa Islam vs Kabar Islam
Juga di link berikut:
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-pertama/
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-kedua/
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-ketiga/
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-keempat-tamat/

(Liputan-Islam/Muslim-Media-News/Syiahali/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: