Tiga Pertanyaan
Suatu hari seorang Badui Arab datang kepada Imam Husain As, Imam Ketiga kita. Dia berkata kepada Imam Husain As, “Aku memiliki hutang yang aku tidak dapat bayar.” Aku datang kepada Anda untuk meminta bantuan karena aku telah mendengar kemuliaan dan kepemurahan Anda.Imam As berkata kepadanya, “Aku akan mengajukan tiga pertanyaan kepadamu, jika engkau dapat menjawab pertanyaan pertama, aku akan memberikan uang untuk membayar sepertiga hutangmu. Jika engkau menjawab pertanyaan kedua, aku akan memberikan sepertiga yang lainnya. Jika engkau dapat menjawab ketiga pertanyaan dengan benar, aku akan memberikan uang yang engkau perlukan untuk membayar hutangmu.”Orang Badui itu risau atas masalah ini. Dia berkata, “Wahai Maulana (tuanku)! Anda adalah orang yang sangat berilmu dan aku adalah seorang dungu di hadapan anda!”Imam menjawab, “Aku mendengat dari datukku, bahwa kebaikan harus dilakukan kepada seseorang berdasarkan pemahamannya terhadap agama dan kewajiban-kewajibannya kepada Allah.”Si Badui itu berkata, “Bertanyalah, Aku akan memberitahu apa yang aku ketahui. Jika aku tidak memiliki jawaban, aku akan belajar dari Anda dan mengingat jawabannya untuk keperluan masa depan.”Imam As bertanya kepadanya, “Di antara seluruh perbuatan yang baik. Manakah yang terbaik?”Badui itu menjawab, “Beriman kepada Allah dan beriman kepada Tauhid-Nya.”Lalu, Imam As bertanya, “Apa yang dapat menyelamatkan manusia dari kebinasaan?”Si Badui menjawab, “Bersandar kepada Allah dan mempercayakan kepada-Nya.”Imam bertanya lagi, “Apa yang memberikan manusia kemuliaan?”Si Badui menjawab, “Ilmu pengetahuan disertai dengan sifat pemaaf (atas kesalahan-kesalahan orang lain).Imam bertanya, “Jika dia tidak memiliki pengetahuan?”Si Badui menjawab, “Kekayaan disertai dengan sifat pemurah.”Imam kemudian bertanya lagi, “Bagaimana jika hal ini juga tidak dia miliki?’Si Badui berseru, “Biarlah petir datang dari angkasa menyambar dan membakarnya, karena dia layak mendapatkannya!”Ketika mendengar seruan ini, Imam As tersenyum dan memberikan uang kepada si Badui melebihi keperluannya untuk membayar utangnya serta memberikan cincin kepadanya.
Sumber Rujukan:Allamah Majlisi, Biharul Anwar, Bagian keutamaan Imam Husain As.
Mutiara Hadis dari Imam Husain asy-Syahid As:
Seorang yang menolong saudaranya Muslim di dunia ini, akan ditolong oleh Allah Swt pada hari kiamat. Biharul Anwar, vol 78, hal. 121.
Milad agung Imam Husain 3 Sya’ban 1428/17 Agustus 2007 semoga menjadi hari bahagia buat Anda.
Orang Seperti Aku Tidak Akan Membaiat Orang Seperti Dia
Imam Husain As berperang melawan penguasa Bani Umayyah Yazid pada tahun 61 H. demi menyelamatkan Islam.
Imam Husain As dipaksa untuk bertempur dengan lasykar Yazid karena beliau tidak memberikan baiat kepada Yazid.
Ketika engkau memberika baiat kepada penguasa zalim, artinya bahwa engkau berjanji akan senantiasa mentaati dan membantunya.
Imam Husain As berkata tentang Yazid, “Orang seperti Aku tidak akan memberikan baiat kepada orang seperti Yazid. ” Beliau bermaksud bahwa sebagai Imam bagi kaum Muslimin dan pembimbing mereka, beliau tidak akan pernah memberikan baiat kepada Yazid, yang berdiri untuk segalanya dalam menentang Islam.
Imam Husain as berkata bahwa apa yang diyakini oleh Yazid adalah bertentangan sepenuhnya dengan apa yang diyakini oleh Imam Husain As. Yazid adalah pengikut syaitan sementara Imam Husain As adalah pengikut Allah Swt.
Imam As mengetahui bahwa beliau dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya akan syahid di Karbala. Beliau juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya jalan untuk menghentikan Yazid dari merusak Islam.
Pada lasykar Imam Husain As tidak terdapat pasukan yang kuat – hal ini tidaklah diperlukan untuk bergabung dengan lasykar Imam. Untuk masuk bergabung menjadi lasykar Imam, engkau meyakini dan mengamalkan Islam.
Imam menghendaki umat, ketika mereka mendengar tentang tragedy Karbala, supaya mengetahui bahwa dia tidak berperang untuk mendapatkan kekuasaan atau menciptakan keonaran. Akan tetapi, untuk menyelamatkan agama yang telah dibawa oleh datuknya.
Dalam pasukannya, Imam memiliki lasykar yang kaya akan kemuliaan. Beliau memiliki budak-budak merdeka. Beliau memiliki orang tua dan anak muda. Beliau memiliki orang yang telah melakukan kesalahan dan kemudian menyesal dan bertaubat (seperti Hurr – seorang komandan tempur pasukan Yazid). Akan tetapi mereka satu dalam ketakwaan, yang mencintai Allah dan Islam.
Bilamana kaum Muslimin yang lain mendengar tentang tragedy Karbala, mereka akan bertanya kepada diri mereka sendiri, mengapa orang-orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda, berbeda lingkungan, berbeda cara hidup, datang bersama bertempur dan syahid bersama Imam Husain As?
Setiap Muslim, tanpa memandang warna, ras, latar-belakang, keadaan keuangan, usia, dapat mengidentifikasi dirinya setidak-tidaknya dengan salah seorang syahid dalam lasykar Imam Husain As dan melalui pengidentifikasian ini ia dapat memahami mengapa Imam Husain melakukan semua ini.
Sumber Rujukan:
Syaikh Mufid, al-Irsyad, Bagian Kehidupan Imam Husain As.
Mutiara Hadis dari Imam Husain asy-Syahid As:
Janganlah berkata-kata tentang saudara Muslimmu ketika mereka tidak ada lantaran kalian tidak suka mereka berkata-kata tentangmu ketika kalian tidak ada. Biharul Anwar, vol 78, hal. 127
Milad agung Imam Husain 3 Sya’ban 1428/17 Agustus 2007 semoga menjadi hari bahagia buat Anda.
Lebih Manis dari Madu.
Pada akhir hayatnya, Imam Husain As harus bertempur melawan raja bengis Yazid dan pasukannya.Yazid ketika memerintah mengubah agama Islam yang telah diajarkan dengan susah-payah oleh Nabi Saw. Kini tiba saatnya bagi seseorang untuk bangkit melawannya dan berkata kepadanya bahwa apa yang dilakukannya adalah keliru. Imam meninggalkan Madinah pada akhir bulan Rajab tahun 60 H dan bertolak ke Makkah untuk mencari tahu bagaimana sikap kaum Muslimin terhadap Yazid. Kemudian, masyarakat Iraq terus menulis surat untuk Imam untuk datang menolong mereka. Mereka bahkan berkata bahwa mereka akan adukan ke hadapan datuknya jika Imam Husain mengabaikan mereka. Menanggapi surat mereka, Imam Husain mengutus saudara sepupunya, Muslim ke Kufah untuk melaporkan keadaan di sana. Sementara itu, Imam Husain melanjutkan mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji.Lalu, Yazid mengirim beberapa orang ke Mekkah untuk membunuh Imam.
Lantaran tidak ingin berperang di tanah suci, Imam meninggalkan Mekkah bertolak menuju Kufah.Dalam perjalanan menuju Kufah, Imam Husain dihentikan oleh Hurr, seorang komandan tempur pasukan Yazid. Pada awal bulan Muharram tahun 61 H. Imam dipaksa untuk mendirikan tenda di tanah Karbala.Selama dalam perjalanan, Imam Husain disertai oleh keluarganya. Anggota keluarganya itu terdiri dari wanita-wanita dan anak-anak beliau. Ketika tiba saatnya untuk bertempur dengan pasukan Yazid, salah seorang kemenakan Imam yang bernama Qasim, sangat berhasrat untuk ikut bertempur. Qasim adalah putra Imam Hasan As. Dia berusia 12 tahun. Dia senantaisa meminta Imam Husain untuk membiarkan dia pergi dan bertempur melawan musuh-musuh.Islam. Imam berbalik kepadanya dan bertanya, “Putraku, menurutmu apakah kematian itu?Ia menjawab, “Mati di jalan Allah adalah lebih manis dari madu!”
Sumber Rujukan:Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, bagian Peristiwa pada hari Asyura.
Mutiara Hadis dari Imam Husain As:
“Pengalaman memperkaya akal.”
Milad Agung Imam Husain, 3 Sya’ban 1428/17 Agustus 2007 semoga menjadi hari bahagia buat Anda.
(ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email