Dalam buku Kamil al-Ziayarah yang ditulis oleh Ibn
Qaulawaih, guru Syekh Mufid, disebutkan, ketika kuburan Imam Husein as
masih berupa gundukan tanah biasa, belum ada pelindungnya, bahkan
sengaja dibuat tidak jelas karena tidak diratakan dengan tanah di
sekelilingnya dan terletak di sebuah padang pasir yang sunyi senyap,
tidak ada orang yang berziarah ke sana. Bila ada yang berniat berziarah,
maka sebelumnya dia akan mencari tahu ke sana ke mari di mana letak
kuburan Imam Husein as. secara pasti.
Pada masa itu, peziarah biasanya sendirian atau
bersama satu atau dua orang lainnya agar tidak dicurigai dan ditangkap
oleh petugas Bani Umayyah.
Dalam kondisi yang demikian, ada peziarah Imam Husein
as. yang datang seorang diri. Beberapa ratus meter dari kuburan Imam
Husein as. dia berhenti dan di sana ada sebuah desa sambil menanti malam
tiba. Dia harus menanti sampai malam tiba karena takut ditangkap para
penjaga yang bertugas untuk mengusir orang yang melakukan ziarah ke
sana.
Dia kemudian menceritakan bahwa dalam kondisi gelap
dia mengendap-endap menuju kuburan Imam Husein as. Tiba-tiba seseorang
muncul dari kegelapan menuju ke arah saya dan berkata, “Kembalilah!.
Saat ini kau tidak boleh berziarah.” Melihat sikapnya, saya tahu bahwa
dia bukan salah seorang dari penjaga.
Aku kemudian kembali ke desa dan menunggu sebentar
lalu saya kemudian kembali bergerak menuju kuburan Imam husein as.
Kembali orang itu menghalangi perjalanan saya. Akhirnya saya bertanya,
“Mengapa? Dia menjawab, “Karena saat ini Nabi Ibrahim as beserta 70 ribu
malaikat sedang bersiarah di makam Imam Husein as.” Aku kemudian
bertanya, “Engkau sendiri siapa? Dia menjawab, “Saya malaikat yang
ditugaskan menjaga kuburan Imam Husein as. dan meminta ampun kepada
Allah kepada mereka yang menziarahi kuburan Imam Husein as.”
Mendengar jawabannya, aku kembali lagi ke desa.
Menjelang terbitnya matahari, aku kembali menujur kuburan Imam Husein
as. dan aku tidak menemukan seseorang yang menghalangiku. Setelah itu
aku berziarah dan melakukan salat Subuh di sana. Sebelum matahari
terbit, aku sudah kembali dari sana. (Kamil al-Ziarah, hal 112, bab
Ziyarah al-Anbiya lil Husein…, hadis ke 2).
Post a Comment
mohon gunakan email