Mansour al-Askar, dosen sosiolog di Arab Saudi pada Ahad (19/10) dalam wawancaranya dengan Koran al-Hayat cetakan London mengisyaratkan semakin banyaknya kasus pelarian gadis Arab Saudi dan kondisi ini telah berubah menjadi fenomena sosial.
“Meski pemerintah tidak merilis data resmi terkait jumlah gadis negara ini yang melarikan diri, namun menurut data tak resmi selama satu tahun lalu tercatat 1500 kasus pelarian,” ungkap Mansour al-Askar.
Guru besar ilmu sosiologi ini menjelaskan, mengingat pembatasan yang sangat ketat khususnya terhadap ideologi dan teladan kehidupan dalam masyarakat Arab Saudi mendorong para gadis lari dari rumah untuk melepaskan diri dari kesulitasn serta tekanan mental.
Khalid Halib, ketua pusat pengembangan al-Ihsa’ juga membenarkan semakin banyaknya kasus gadis Arab Saudi lari dari rumah mengatakan, hanya dalam tempo satu tahun lalu, tercatat 1400 anak perempuan negara ini yang tercatat di kantor negara karena lari dari rumah.
Perempuan Arab Saudi dalam protesnya atas penindasan hak-hak sosial mereka termasuk, hak mengemudi serta beraktivitas di bidang sosial oleh penguasa telah menggelar berbagai aksi protes. Aksi mereka ini mendapat perlakuan keras dari penguasa Arab Saudi.
(IRIBIndonesia/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email