Pesan Rahbar

Home » , , , , , » Riwayat-Riwayat Yang Menolak Bahwa Rasulallah saw Bermuaka Masam

Riwayat-Riwayat Yang Menolak Bahwa Rasulallah saw Bermuaka Masam

Written By Unknown on Friday, 17 October 2014 | 13:16:00

Sebenarnya, satu atau dua riwayat saja sudah cukup untuk kita membela Rasulallah saw, serta menjauhkan kita dari hal2 yg mendiskreditkan Rasulallah saw. Namun banyak dari golongan2 takfiri wahabi/salafy, bersikeras bahwa Rasulallah saw yg bermuka masam. Ini ada pemikiran konyol dan keterlaluan. Namun alangkah baiknya ana akan bawakan beberapa sebagian kecil dari riwayat2 yg menjelaskan bagaimana akhlak Rasulallah saw.

Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad).

tolong jelaskan apa yg dimaksud dengan hadis ini?
Ali bin Abi Thalib pernah ditanya: “Bagaimanakah akhlak Rasulullah?” Beliau menjawab dengan membaca Firman Allah: 
إِنَّمَا الحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan gurauan.” (QS. Muhammad: 36). Dunia yang besar dan luas ini menurut pandangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanyalah sebuah permainan dan gurauan, tidak mampu untuk dijelaskan, lalu bagaimana mungkin akan menjelaskan akhlak Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) yang menurut Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah tinggi dan agung?
Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) mengingatkan: “Jangan engkau remehkan apa saja dari kebaikan, meskipun engkau bermuka manis (tersenyum) saat bertemu saudaramu.” (HR. Muslim).

Dalam hadits yang lain disebutkan, “Senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tarmidzi).

Adalah Jabir, seorang sahabat Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Beliau berkata: “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak memandangku kecuali dengan tersenyum kepadaku.” (HR. Bukhari-Muslim).



Adalah Abdullah bin al-Harits bin Juz r.a. menceritakan, “Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih banyak tersenyum selain Rasulullah.” (Riwayat At-Tirmidzi)
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin.” (QS. asy-Syu`ara [26]: 215). 
 
Begitu juga firman-Nya: “Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. al-Hijr: 88) 
 
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. al-Hijr: 94)
‎"Janganlah engkau meremehkan kebaikan, meskipun cuma sekedar bermuka manis saat bertemu saudaramu." [HR. Muslim (2626)] 
 
‎"Kalian tidak akan masuk Surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian amalkan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." [HR. Muslim ((54)] 
 
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا

 
"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa)." (An-Nisaa': 86
"Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari, ketika keduanya bertemu mereka saling memalingkan muka. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah YANG LEBIH DULU mengucapkan salam." [HR. Bukhari (5883)] 
 

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ لىِ النَّبِيُّ ص: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ. مسلم 4: 2026


Dari Abu Dzarr, ia berkata : Nabi SAW bersabda kepadaku, "Janganlah kamu meremehkan sesuatu kebaikan meskipun berupa kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri". [HR. Muslim juz 4, hal. 2026]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَ اِنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ، وَ اَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِى اِنَاءِ اَخِيْكَ. الترمذى 3: 234، و قال: هذا حديث حسن صحيح

Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kebaikan adalah sedeqah, dan sesungguhnya termasuk kebaikan ialah kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri, dan (termasuk kebaikan pula) kamu menuangkan air dari timbamu ke bejana saudaramu". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 234, ia berkata : Ini hadits Hasan shahih].

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَحْقِرَنَّ اَحَدُكُمْ شَيْئًا مِنَ اْلمَعْرُوْفِ، وَ اِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيَلْقَ اَخَاهُ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ، وَ اِذَا اشْتَرَيْتَ لَحْمًا اَوْ طَبَخْتَ قِدْرًا فَاَكْثِرْ مَرَقَتَهُ وَ اغْرِفْ لِجَارِك مِنْهُ. الترمذى 3: 179، و قال: هذا حديث حسن صحيح 
Dari Abu Dzarr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian meremehkan sesuatu dari kebaikan. Apabila ia tidak mendapatkan, maka hendaklah ia bertemu saudaranya dengan wajah yang berseri-seri. Dan apabila kamu membeli daging, atau memasak, maka perbanyaklah kuahnya, lalu ambilkan sebagian untuk tetanggamu”. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 179, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih].

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ اَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَ اَمْرُكَ بِاْلمَعْرُوْفِ، وَ نَهْيُكَ عَنِ اْلمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَ اِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِى اَرْضِ الضَّلاَلِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِىءِ اْلبَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَ اِمَاطَتُكَ اْلحَجَرَ وَ الشَّوْكَ وَ اْلعَظْمَ عَنِ الطَّرِيْقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَ اِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِى دَلْوِ اَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ. الترمذى 3: 228، و قال: حديث حسن غريب 
Dari Abu Dzarr ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedeqah bagimu, kamu menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran adalah sedeqah, kamu menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat jalan adalah sedeqah bagimu, dan penglihatanmu untuk menolong orang yang tidak jelas penglihatannya adalah sedekah bagimu, kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan adalah sedeqah bagimu, dan kamu menuangkan air (memberikan airmu) dari embermu ke ember saudaramu juga sedeqah bagimu". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 228, dan ia berkata : Ini hadits hasan gharib].
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: