Logika
Dasar Penangkal Syiah ? (Kitab sandaran Syi’ah selain Al-Qur’an Suci,
dipastikan ulama Syi’ah belum tentu semua “Mutawatir”, artinya selain
kitab Al-Qur’an, kitab yang lain diperlukan “koreksi”.
di zaman bani Ummayah, dimimbar-mimbar Islam nama Ali bin Abi Tholib selama ±90 tahun “dilaknat” dimimbar-mimbar mesjid.
Ummat
Islam Indonesia kembali “terluka”, mereka yang mempunyai ”kavling
surga” yaitu Wahabi pro Zionis kembali mengacak-acak bumi Pertiwi kita
Indonesia, mereka kembali berbuat anarkis dengan isu yang sangat sentral
yaitu ”Konflik Sunni dan Syi’ah”, padahal warga Madura Sampang yang
santun dan agamis terkenal sangat baik dan rukun dalam hidup bertetangga
baik Sunni maupun Syi’ah serta Wahabi yang tidak pro Zionis mereka
hidup “dalam kedamaian”, tanpa saling mengusik dan saling
bertoleransi.Tanpa bermaksud menggurui, kalau seseorang “Mencopet” namun
kebetulan bersuku “A”, apakah seluruh suku “A” Pencopet???.. tentu
tidak bukan.
Begitu
juga ketika orang yang mengaku Sunni atau Wahabi atau Syi’ah yang
melakukan perbuatan “biadab” semisal “pembakaran” , apakah seluruh orang
Sunni atau seluruh orang Wahabi atau bahkan seluruh orang Syi’ah yang
“Membakar”, tentu tidak bukan?????. Jadi sebenarnya ”Pelakunya
lah” sebagai biang provokator layak dan semestinya di sebut kaki tangan
Zionis atau boleh disebut “Zionis” itu sendiri.
Anda
bisa bayangkan kalau penganut Syiah 12 Imam yang dianut sebagian warga
Sampang Madura (yang rumah dan pesantrennya dibakar di penghujung
Desember 2011 ini) yang merupakan warga negara Indonesia adalah “sesat”,
maka anda terjebak serta otomatis dan sadar ataupun tidak telah juga
menyebut negara IRAN yang menyebut negara Islam Iran yang merupakan
penganut Syi’ah 12 Imam terbesar didunia adalah “sesat”. Bukankah
sekarang negara Islam Iran menjadi simbol ” perlawanan” rakyat Timur
Tengah yang baru-baru ini terjadi, hanya negara Islam Iran yang berhasil
maju disemua bidang baik kesehatan, ekonomi , tekhnologi dan lainnya,
yang berani menyebut Amerika dan pengikutnya yang pro Zionis Israel
adalah “Setan Besar”.
Negara
Islam Iran inilah yang selalu diisukan oleh propaganda Zionis dari
Barat dan Timur Tengah sendiri sebagai “Iranphobia”, mereka para Zionis
menghembuskan adanya konflik Syi’ah dan Sunni, bahkan ketika terjadi
pembakaran kitab Al-Qur’an, mereka para Zionis menghendaki konflik
antara Islam dan Kristen. Namun berkat kepemimpinan Rahbar Sayid ‘Ali
Khamene’i, yang mengatakan bahwa konflik antara Syi’ah dan Sunni bukan
antar Mazhabnya, tetapi “oknum”nya yang mengaku Sunni atau mengaku
Syi’ah bahkan atau mengaku Wahabi. Begitu pula ketika Qur’an di bakar
menurut Rahbar Sayid ‘Ali Khamene’i, ini bukan konflik antara Islam dan
Kristen, tetapi murni karena kesalahan “oknumnya”. Jadi wahai saudara
sebangsa dan senegara serta seagama, konflik dan pernyataan negatif
tentang Syi’ah dan Sunni itu tidak bisa bersatu adalah pernyataan
para ”Anti Persatuan Islam”, mereka secara sadar atau tidak telah
menjadi “Kaki Tangan” Zionis yang selalu memecah-belah persatuan.
Semoga
kejadian ini membuat aparat yang berwenang dan negara Indonesia serta
para pemimpin kekuasaan “bisa bercermin”, untuk tidak selalu mendiamkan
suatu masalah dan baru bertindak setelah masalah tersebut tidak bisa
bahkan “semakin bermasalah”… InsyaAllah…. Hidup Persatuan……Hidup Persatuan
Islam…Hidup Sunni…Hidup Syi’ah..Hidup Wahabi….Hidup Indonesia…jangan
biarkan Zionis menggerogoti otak kami dan akhirnya membuat kami
“bertengkar” sesama “saudara”, sesama warga negara Indonesia, semoga
kedamaian Persatuan kepada kebenaran Illahi selalu menyertai kami…Amin
ya rabbal ‘allamin.
Bismillahirrahmanirrahim.
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Aali Sayyidina Muhammad.
Berikut
ini adalah tanggapanku atas adanya pernyataan sikap bersama yang
dikeluarkan oleh “Ahlussunnah Indonesia” yang menyatakan bahwa syi’ah
tidak bisa bersatu dengan Ahlussunnah dan menuntut syi’ah dilarang
aktivitasnya. Sengaja aku beri tanda kutip (“) pada kata Ahlussunnah,
karena aku masih yakin, mereka tidak mewakili Ahlussunnah.
Berikut Pernyataan sikap yang dibawahnya aku berikan tanggapan:
Pernyataan Sikap Bersama Ahlussunnah Indonesia.Kami Ahlussunnah Indonesia menyatakan sikap bersama tentang keberadaaan Syiah Imamiyyah Itna’asyariyyah di Indonesia sebagai berikut:
What? Ahlussunnah? ah paling ngaku-ngaku ahlussunnah padahal khawarij, tukang pemecah belah umat.
MENIMBANG:
- Ajaran Ahlussunnah adalah Ajaran dan jalan Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan Sahabatnya hingga hari kiamat. (Q.S An Nisa 115 dan Al Hasyr : 7).
Ajaran
Syi’ah juga ajaran Allah, Rasulullah, keluarga, dan sahabat Nabi yang
setia hingga akhir kiamat. So, situ klaim, sini klaim juga. Kenapa tidak
saling menghormati saja antara pengklaim? Bro, Allah saja berfirman
begini:
“Dan
kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja),
tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya
tentang apa yang telah kamu kerjakan“. [QS An Nahl [16]:93 ).
2. Siapapun yang tidak sesuai dan bahkan menyelisihi Ahlussunnah wal jama’ah, berarti menyelisihi kebenaran, maka dia tersesat. (Q.S Yunus : 32 dan Al An’am 55).
Setahuku nih bro ustadz:
“Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlah
dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS AL AHZAB: 36).
Jadi
yang sesat itu yang menyelisihi ketetapan Allah dan Rasulnya, bukan
menyelisihi ketetapan ulama Ahlussunnah. Siapakah yang menyelisihi
ketetapan Allah dan Rasul-Nya? Coba deh bro ustadz, baca surat An-Nahl
ayat 125.
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.“
Ahlussunnah meyakini bahwa Al Qur’anul Karim adalah Kitab yang diturunkan kepada Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam, tetap terjaga dari penambahan dan pengurangan hingga hari kiamat (Q.S Al Hirr :9). Sedangkan syi’ah meyakini bahwa Al- Qur’an yang ada terdapat pengurangan dan tidak otentik. Ulama besar Syi’ah Husein bin Muhammad Taqi An Nuri At Tabarsi dalam kitabnya “Fashlul Khithob fi Itsbat Tahrif Kitab Rabbil arbab” berkata : “Ahlun Naqli Wal Atsar dari kalangan khusus (Syi’ah) dan umum (Ahlussunnah) sepakat bahwa Al Qur’an yang ditangan ummat Islam saat ini bukanlah Al Qur’an seutuhnya”. Dan Al-Qur’an versi Syi’ah disebut dengan mushhaf Fathimah berjumlah 17.000 ayat dan akan dibawa oleh Imam Mahdi (AlKafi juz, 2 hal. 597, cet Beirut danFaslul Khithab hal 235).
Aduh,
bro ustadz boong nih. Orang kerdil senantiasa mengatakan mazhab syiah
meyakini tahrif dengan mengutip riwayat-riwayat syiah. Padahal ternyata
dalam riwayat sunni juga terdapat hal-hal serupa. Jika orang kerdil
salafy itu berkesimpulan Syiah meyakini tahrif dengan riwayat seperti
itu maka hendaknya dia juga berkesimpulan yang sama yaitu Sunni meyakini
tahrif dengan adanya riwayat serupa. Kalau orang kerdil itu mau
membantah kalau faktanya Sunni tidak meyakini tahrif maka bukalah mata
lebar-lebar dan saudara kita yang Syiah pun tidak ada yang meyakini
tahrif Al Qur’an.
حدثنا
إسماعيل بن إبراهيم عن أيوب عن نافع عن ابن عمر قال لا يقولن أحدكم قد
أخذت القرآن كله وما يدريه ما كله ؟ قد ذهب منه قرآن كثير ولكن ليقل قد
أخذت منه ما ظهر منه
Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim dari Ayub dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata “Janganlah ada salah seorang diantara kalian mengatakan ‘sungguh aku telah mengambil Al Qur’an seluruhnya’. Tahukah ia apa seluruhnya itu?. Sungguh telah hilang darinya Al Qur’an yang banyak, hendaknya ia mengatakan “sungguh aku telah mengambil darinya apa yang ada [nampak] darinya saja”[Fadha’il Qur’an Qaasim bin Sallam no 578].
Riwayat ini sanadnya shahih. Selain Abu Ubaid [Qaasim bin Sallaam] riwayat ini juga diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur dalam Sunan Sa’id bin Manshur no 137 dengan sanad yang sama seperti riwayat Abu Ubaid.
- Isma’il bin Ibrahim adalah Isma’il bin Ibrahim bin Miqsaam Al Asdiy yang dikenal dengan sebutan Ibnu ‘Ulayyah. Dia adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Syu’bah meriwayatkan darinya [berarti tsiqat menurut Syu’bah]. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat ma’mun shaduq”. Abu Dawud berkata “tidak ada seorangpun dari kalangan muhaddis melainkan ia pernah salah kecuali Isma’il bin Ulayyah dan Bisyr bin Mufadhdhal”. Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat tsabit dalam hadis hujjah”. Yaqub bin Syaibah berkata “tsabit jiddan”. Ibnu Syahin memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Ali bin Madini berkata “tidak ada yang mengatakan bahwa ada orang yang lebih tsabit dari Ibnu ‘Ulayyah dalam hadis”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 1 no 513]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat hafizh [At Taqrib 1/90].
- Ayub bin Abi Tamimah As Sakhtiyatiy adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Syu’bah mengatakan kalau Ayub pemimpin para fuqaha. Ibnu Uyainah berkata “aku belum pernah bertemu orang seperti Ayub”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat dan ia lebih tsabit dari Ibnu ‘Aun”. Ibnu Sa’ad menyatakan ia tsiqat tsabit dalam hadis. Abu Hatim menyatakan tsiqat. Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Daruquthni berkata “Ayub termasuk hafizh yang tsabit” [At Tahdzib juz 1 no 733]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit hujjah termasuk fuqaha besar dan ahli ibadah [At Taqrib 1/116].
- Nafi’ Abu Abdullah Al Madaniy mawla Ibnu Umar adalah tabiin faqih masyhur termasuk perawi kutubus sittah. Malik bin Anas meriwayatkan darinya [berarti tsiqat menurut Malik]. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Bukhari berkata “sanad yang paling shahih adalah Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar”. Al Ijli, Ibnu Khirasy dan Nasa’i menyatakan tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Al Khalili menyatakan Nafi termasuk imam tabiin Madinah imam dalam ilmu disepakati shahih riwayatnya. [At Tahdzib juz 10 no 743]. Ibnu Hajar menyatakan Nafi’ tsiqat tsabit faqih masyhur [At Taqrib 2/239].
Syi’ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun iman. Ahlussunnah meyakini Rukun Iman ada Enam yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman Kitab-kitab Allah, Iman kepada para Rosul Allah, Iman kepada Hari Kebangkitan, dan Iman kepada Qadar-Nya, baik ataupun buruk. Sedangkan Syi’ah meyakini bawa Rukun Iman ada 5 yaitu At Tauhid, An Nubuwwah, Al Imamah, Al Adl, Al Ma’ad.
hehehe…persoalannya,
Syiah itu meyakini atau menyelisihi dari poin-poin rukun iman menurut
Ahlussunnah? ternyata tidak, Syi’ah pun beriman kepada Allah, kepada
malaikat, kepada kitab2 Allah, kepada Rasul Allah, kepada hari
kebangkitan, kepada Takdir Ilahi. Sama bro ustadz….
Syi’ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun Islam. Ahlussunnah meyakini Rukun Islam ada 5 yaitu Dua kalimat Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. Sedangkan Syi’ah meyakini bawa Rukun Islam ada 5 yaitu Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dan wilayah, bahkan Al wilayah lebih utama di banding rukun Islam lainnya dalam kitab Ushul Kafi.
Hehe…ini
juga sama bro ustadz. Orang Syi’ah, sepengetahuan saya nih, syahadat
juga, shalat juga, zakat juga, puasa juga, haji juga bro ustadz. So,
janganlah mengada-ada bro ustadz.
Ahlussunnah telah sepakat bahwa Manusia yang terbaik dari Ummat ini setelah Rosulullah adalah Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq dan Sayyidina Umar Rodhiyallahu ‘anhuma. Sedangkan menurut syi’ah mereka berdua adalah kafir dan dilaknat oleh Allah, para malaikat dan manusia. (Al Kafi juz 8 hal. 246, Haqqul Yaqin hal. 367 dan 519).
Oh tidak bro. Ada umat yang lebih baik dari para sahabat Nabi bro ustadz.
أبو جمعة قال تغدينا مع رسول الله صلى الله عليه و سلم ومعنا أبو عبيدة بن الجراح قال فقال يا رسول الله هل أحد خير منا اسلمنا معك وجاهدنا معك قال نعم قوم يكونون من بعدكم يؤمنون بي ولم يروني
Diriwayatkan dari Abu Jum’ah RA yang berkata “Suatu saat kami pernah makan siang bersama Rasulullah SAW dan ketika itu ada Abu Ubaidah bin Jarrah RA yang berkata “Wahai Rasulullah SAW adakah orang yang lebih baik dari kami? Kami memeluk Islam dan berjihad bersama Engkau. Beliau SAW menjawab “Ya, ada yaitu kaum yang akan datang setelah kalian, yang beriman kepadaKu padahal mereka tidak melihat Aku”.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad juz 4 hal 106 hadis no 17017 tahqiq Syaikh Syu’aib Al Arnauth dimana beliau berkata حديث صحيح hadis ini shahih.
Ahlussunnah sepakat bahwa Mut’ah hukumnya Haram. Sedang Syiah menghalalkan Mut’ah.
Bro
ustadz, ada juga lho orang sunni yang menganggap nikah mut’ah itu
halal. Persoalannya nih bro, bukan nikah mut’ah haram menurut
Ahlussunnah, halal menurut syi’ah. Tetapi persoalannya nih bro, apakah
hukum nikah mut’ah itu halal atau haram sampai hari kiamat bro? Mari
didialogkan bro ustadz.
Ahlussunnah meyakini bahwa ‘Ishmah (kema’shuman) hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rosul. Sedangkan syi’ah meyakini bahwa ‘Ishmah juga dimiliki oleh para Imam yang dua belas.
So what bro? Konsep Ahlussunnah terhadap kema’shumannya Nabi pun tidak konsisten bro ustadz. Disatu sisi dikatakan Nabi itu terjaga dari salah dan dosa (Ma’shum). Tapi disisi lain, dikatakan Nabi pernah bermuka masam kepada
seorang buta (Al Qur’an Surah A’basya :1). Apa itu tidak melukai hati
Nabi bro ustadz? Anda sebenarnya bukan mewakili Sunni, tapi hanya
mewakili Zionis dan sekutunya yang suka mengadu domba dan memecah belah
umat Islam.
Syi’ah Imamiyyah Itsna ‘asyariyah telah berdusta atas nama ahlul bait dalam hal menetapkan pokok-pokok ajaran.
Tau dari mana bro ustadz? jangan-jangan Anda semua yang berdusta atas nama Allah? Astaghfirullah.
Ahlussunnah dimata orang syi’ah adalah kafir (Murtad), anak zina, halal darah dan hartanya.
Oh
tidak bro ustadz. Ahlussunnah itu adalah muslim yang memiliki
penafsiran yang berbeda dengan syi’ah. BTW, yang dibantai itu orang
syi’ah oleh orang yang mengklaim diri mereka ahlussunnah (Zionis yang berbaju agama Islam, yang jelas Sunni dan Syiah Bersaudara ) bro ustadz. Jadi, janganlah bro ustadz memanipulasi fakta.
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut: Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.
Hehehe…Syi’ah
dan Ahlussunnah Tuhannya sama bro, tetapi cara pandang mereka terhadap
Tuhan yang berbeda. Nabinya pun sama, tetapi cara pandang mereka
terhadap Nabinya berbeda. Kitab mereka sama bro, Al-Qur’an. Hanya saja
penafsiran mereka terhadap Al-Qur’an yang berbeda. So, ini soal
penafsiran dan cara pandang bro. Janganlah ente-ente semua ini menjadi
Tuhan-Tuhan baru di negeri ini. Karena kalau begitu, ente-ente semua
sudah musyrik bro ustadz. Bro ustadz, bukan kalian yang lebih mengetahui
siapa yang tersesat, melainkan Allah yang lebih mengetahui. (QS An-Nahl
ayat 125).
- Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal “Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah”
- Pada poin ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah (yang di Iran dan juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb: “Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi’ah Imamiyah pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam.” (Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah, butir ke 5).
Aneh
nih bro ustadz, justru pemikiran sangat berkembang di syi’ah. Stahu
saya, banyak ulama2 syi’ah yang menyusun buku filsafat Islam yang
meruntuhkan filsafat barat tidak dengan AL-Qur’an, melainkan dengan
filsafat yang diperkuat dengan Al-Qur’an.
Ijtihad
juga berkembang kok bro di Syi’ah.Jadi, janganlah berdusta bro, ndak
baik itu. Departemen Agama? Siapa tuh bro? mau donk dialog dengan
orangnya. Beda pendapat boleh dong…^_^…
MENYATAKAN:Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas dan pandangan dari para nara sumber, yang mewakili ormas-ormas Islam, mengambil kesimpulan dan menyatakan bahwa:1. Ahlussunnah tidak dapat dipersatukan dengan Syiah, karena berbeda dalam Ushuluddin (Aqidah/Tauhid).
Bro
ustadz, Ahlussunnah sangat mungkin bersatu dengan syi’ah. Tuhan mereka
sama, Nabi mereka sama, Kitab mereka sama. So, apalagi bro ustadz?
Sudahlah bro ustadz, janganlah Anda menjadi pembangkang Allah. Allah
sndiri telah memerintahkan kita semua untuk bersatu bro ustadz. Eh ente
malah memecah belah bro ustadz.
“Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dengan berjama’ah dan jangan berpecah belah.” (Q.S. Ali Imran: 103).
Tuh bro ustadz, ente mau mengikuti perintah Allah atau tidak? kalau mengikuti maka beriman, maka gak maka kafir lho bro ustadz.
Syiah berbahaya bagi agama, bangsa dan negara.
Oh
tidak, justru kalian itulah yang berbahaya bagi agama, bangsa dan
negara, bro ustadz. Bro ustadz, IJABI yang katanya syi’ah, dan Dewan
Masjid Indonesia yang katanya sunni sudah bersatu dalam wadah Majelis Ukhuwah Sunni Syi’ah Indonesia (MUHSIN). Tetapi kalian belakangan muncul dengan membawa isu perpecahan.
Jadi siapa yang hendak melemahkan umat Islam, Bangsa, dan Negara ini? Syi’ah ataukah ente-ente semua yang tukang pemecah belah batu eh salah maksudnya umat..^_^…
Jadi siapa yang hendak melemahkan umat Islam, Bangsa, dan Negara ini? Syi’ah ataukah ente-ente semua yang tukang pemecah belah batu eh salah maksudnya umat..^_^…
Mendesak MUI untuk mengeluarkan fatwa lagi tentang sesatnya Syi’ah secara tegas.
Kalau
akal orang-orang MUI masih waras dan ingin tunduk kepada perintah Allah
untuk bersatu, maka yang seharusnya diberikan cap sesat adalah
ente-ente semua yang menghembuskan perpecahan ditengah-tengah umat
Islam, Bangsa, dan Negara ini.
Menedesak Pemerintah agar melarang Syi’ah dan aktifitasnya di seluruh wilayah Indonesia, Agar tidak timbul konflik seperti di Irak, Yaman, Pakistan dan Negara lain.
Dan seharusnya kalianlah yang dilarang.
Kami Ahlussunnah (Muslimin Indonesia) sangat menolak keras MUHSIN (Forum Ukhuwah Sunni-Syiah) yang digagas beberapa waktu yang lalu oleh aktivis aktivis syiah dan oknum yang mengatas namakan Muslimin Indonesia di Jakarta.
Tuh
kan, jadi kelihatan siapa yang pingin umat ini bersatu dan kuat? tentu
bukan kalian bro ustadz. Jadi kelihatan siapa yang pingin memecah belah
umat Islam, bangsa, dan negara ini? tentu kalian bro ustadz.
—-
Kepada saudara-saudaraku, mari kita ikuti perintah Allah.
“Dan
kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja),
tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya
tentang apa yang telah kamu kerjakan“. [QS An Nahl [16]:93 ).
“Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dengan berjama’ah dan jangan berpecah belah.” (Q.S. Ali Imran: 103).
Perbedaan
pemahaman tidak dapat dihindari karena akan adanya kesalahpahaman. Kita
paham yang pasti benar hanyalah Al Qur’an dan Hadits:
“Sebenar
benar perkataan adalah kitabullah(alquran) dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.” (HR.Muslim).
Pendapat, pemahaman, perkataan manusia selain kedua pokok itu, bisa diambil dan bisa pula ditolak.
Imam Daarul Hijroh (Malik bin Anas) mengatakan, “Setiap dari kita diambil dan ditolak darinya kecuali pemilik kubur ini,” seraya menunjuk kepada junjungan kita, Rasulullah Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam.”
Bagi mereka yang biasa berdiskusi, bertukar pendapat, dan berdialog pasti mengenal ungkapan, “Pendapatku benar, tetapi mungkin juga salah. Dan pendapat lawanku salah, tetapi mungkin juga benar.”
Mari,
kita berdialog dengan santun tanpa ada cap sesat dan kafir yang keluar
dari congor (ups sorry, mulut maksudnya) kita. hihihi…:
Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl ayat 125).
Naskah Deklarasi Majelis Ukhuwah Sunni Syi’ah Indonesia (MUHSIN).
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Demi melaksanakan perintah Allah swt: “Sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara
saudaramu dan takutlah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
kasih-sayangNya.”, dan demi memenuhi panggilan Rasulullah saw pada haji wada’: “Janganlah kamu kafir kembali dengan saling membunuh di antara sesama kamu. Jadilah semua hamba Allah itu bersaudara,”
kami ahli Kiblat yang sama, yang diikat dengan kalimat tauhid la ilaha
illallah Muhammad Rasulullah, yang berpegang teguh pada Al-Quran dan
Sunnah Nabawiah, dengan ini bertekad untuk:
- Memendam dalam-dalam warisan perpecahan dan permusuhan di antara kaum mukmin dalam kuburan sejarah.
- Menghidupkan hubungan di antara kami dalam suasana saling mengasihi, saling melindungi, saling menopang, dan saling membantu.
- Melaksanakan komunikasi dialogis di antara kami untuk saling memahami dan bukan untuk saling menghakimi, untuk saling menyayangi, dan bukan untuk saling membenci
- Menjalankan kerjasama di antara kaum muslim dan dengan umat beragama lainnya untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamīn.
- Menjadikan masjid-masjid sebagai pusat ukhuwah Islamiah dan pusat peradaban Islam.
Untuk
mewujudkan tekad dan iktikad itu, kami berhimpun dalam wadah Majlis
Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia, disingkat MUHSIN. Semoga Allah yang
Mahakasih menjaga kami dengan mataNya yang tidak pernah tidur,
melindungi kami dalam bentengNya yang tidak pernah hancur, mengasihi
kami dengan kekuasaanNya. Dialah satu-satunya Harapan kami!
Jakarta, Jumat, 17 Jumadil Akhir 1432 H/ 20 Mei 2011.
H. Daud Poliradja.
Pimpinan Pusat Dewan Masjid.
H. Jalaluddin Rakhmat.
Ketua Dewan Syuro IJABI.
Post a Comment
mohon gunakan email