Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (25/11) dalam pertemuannya dengan ulama, cendikiawan dan tamu-tamu peserta Konferensi Internasional Bahaya Kelompok Ekstrem Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam, menilai gerakan Takfiri yang dalam beberapa tahun terakhir kembali dihidupkan merupakan kendala yang dipaksakan dan bikinan tangan-tangan imperialis bagi Dunia Islam.
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa motif dari ulah gerakan Takfiri adalah untuk merealisasikan ambisi Amerika Serikat, negara imperialis dan rezim Zionis Israel, khususnya usaha untuk melupakan isu Palestina serta Masjid al-Aqsa. Beliau menjelaskan bahwa pembentukan gerakan ilmiah, rasional dan komprehensif untuk mengikis akar Takfiri, pencerahan terkait peran imperialis menghidupkan kembali gerakan sesat ini serta keseriusan dan tuntutan umum terkait isu Palestina sebagai masalah utama dunia Islam, merupakan tugas utama ulama Islam untuk saat ini.
Gerakan Takfiri dan pemerintahan yang mendukung, sejatinya kepanjangan dari sejarah imperialis, di mana fenomena ISIS muncul demi mensukseskan ambisi imperialis Amerika, Eropa dan rezim Zionis Israel. Gerakan ini dengan kedok Islam secara praktis menjadi pelayan kubu arogan dunia. Konspirasi ini dirancang dan dilancarkan dengan bantuan oleh dinas rahasia Barat dan Israel serta dengan menggunakan dolar negara kaya minyak sejumlah negara Arab serta memiliki sejumlah tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah menyelewengkan Kebangkitan Islam yang marak di kawasan. Kebangkitan Islam adalah gerakan anti Amerika, anti-despotisme serta antek-antek Amerika di kawasan. Namun Takfiri mengubah gerakan agung ini menjadi perang saudara dan pembantaian umat Muslim.
Kondisi Hamas sebagai poros muqawama yang sendirian di perang 50 hari Jalur Gaza merupakan strategi sistematis. Strategi ini terbentuk melalui proyek penyelewengan semangat Kebangkitan Islam yang dilancarkan pemuda Muslim. Di tengah-tengah konflik dan fitnah, rezim Zionis Israel seraya mengumumkan Palestina pendudukan sebagai Negara Yahudi semakin gencar melancarkan kebijakan pendudukan al-Quds dan Masjid al-Aqsa serta melemahkan bangsa Palestina.
Sementara itu, Takfiri justru dijadikan isu untuk menyibukkan negara-negara Islam sehingga mereka tidak memerangi Israel karena sibuk dengan ulah kelompok ISIS yang merajalela di jalan-jalan serta kota-kota Irak, Suriah, Pakistan dan Libya. Menurut Rahbar, gerakan ini merupakan salah satu kejahatan tak terlupakan Takfiri. Perusakan infrastruktur negara-negara Islam oleh Takfiri dan kini gerakan Takfiri dengan ulahnya mengunggah gambar-gambar kejahatan mereka seperti pemenggalan kepala manusia tak berdosa atau aksi sadis memakan jantung di depan kamera dengan mengatasnamakan Islam adalah strategi sistematis untuk merusak citra Islam.
Langkah berulang pesawat Amerika mengirim peralatan militer dan perang kepada ISIS di Irak merupakan fenomena lain yang dijelaskan Rahbar dalam pidatonya. Realita ini semakin menunjukkan kebohongan klaim AS memerangi ISIS melalui Koalisi Internasional Anti-Terorisme, karena tujuan utama koalisi ini adalah melanjutkan perang serta bentrokan antar-Muslim. Tapi yang pasti mereka tidak akan berhasil menggapai tujuan busuknya tersebut. Jelas sudah pihak mana sebenarnya yang diuntungkan dari gerakan sesat ISIS dan Salafi. Oleh karena itu, Rahbar menilai gerakan berbahaya ini harus dicermati lebih serius dan lebih umum ketimbang ISIS.
Ideologi radikal Takfiri memiliki akar sejarah yang panjang dan sejak muncul, pemikiran menyimpang ini menuai penentangan dari ulama Islam baik Syiah maupun Sunni. Sementara itu, peran imperialis Inggris dalam kemunculan serta meluasnya Wahabi sebagai simbol nyata gerakan Takfiri serta peran AS dan rezim Zionis Israel dewasa ini dalam menghidupkan kembali serta memperkokoh gerakan ini sangat transparan dalam pandangan pengamat.
Dalam pertemuannya dengan peserta Konferensi Internasional Bahaya Kelompok Ekstrem Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam, Rahbar seraya mengisyaratkan bahwa ISIS dan kejahatannya merupakan buah busuk dari gerakan Takfiri mengatakan, “Gerakan Takfiri ini meski bukan sesuatu yang baru dan memiliki sejarah panjang, namun dalam beberapa tahun terakhir dihidupkan kembali dan diperkuat oleh tangan-tangan imperialis, uang sejumlah negara kawasan serta rencana yang disusun oleh agen-agen rahasia negara imperialis seperti AS, Inggris dan Israel.”
Ketika negara-negara Islam di kawasan mengecap revolusi Islam dan pemerintah Arab boneka Barat mulai goyah, maka salah satu opsi selamat bagi imperialis adalah menyelewengkan gerakan agung ini dan kebangkitan bangsa Muslim dari jalur semestinya. Ayatullah Khamenei menyebutkan sejumlah sikap gerakan Takfiri yang membuktikan kontradiksi gerakan ini dengan ajaran Islam. Di antaranya adalah berdamai dengan rezim Zionis, membiarkan muslim Gaza sendiridan dalam perang tak seimbang dengan Zionis serta merusak infrastruktur penting negara-negara Islam.
Rahbar berkata, “Saksikanlah berapa banyak jalan, kilang minyak, tambang, badara udara, kota dan rumah di negara-negara ini yang rusak. Dan akibat perang saudara dan pembantaian terhadap saudara Muslim, berapa banyak waktu, uang, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memulihkan kondisi yang ada. Ini adalah kerugian dan pukulan telak yang diberikan gerakan Takfiri selama beberapa tahun kepada dunia Islam hingga saat ini.”
Islam adalah agama rahmatan lilalamin dan agung. Rasulullah Saw bersabda, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Rasulullah dan Ahlul Baitnya adalah pribadi-pribadi yang membuat sahabat dan musuh terperangah dengan keluhuran akhlaknya. Al-Quran dan ajaran agama penuh dengan nasehat Ilahi terkait kehormatan manusia dan urgensitas menjaga hak-hak manusia baik itu Muslim maupun kafir. Keindahan Islam sangat menarik fitrah manusia-manusia yang sehat, bahkan mereka yang non Muslim pun akan senang ketika menemukan realita agama Ilahi ini.
Pemimpin imperialis dunia yang menyadari eksistensi mereka sangat bergantung dengan penyembunyian wajah indah dan manusiawi Islam Muhammadi, berusaha dengan cara apa pun mencitrakan buruk wajah Islam kepada masyarakat dunia. Sehingga mereka mampu mencegah masyarakat internasional cenderung kepada agama samawi ini. Gerakan Takfiri dengan apik mempersiapkannya bagi musuh Islam.
Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya kepada para ulama dan cendikiawan Islam mengatakan, “Gerakan Takfiri telah merusak citra dan wajah Islam di dunia. Seluruh manusia di dunia menyaksikan di televisi kepala-kepala manusia tak berdosa dipenggal. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain) untuk mengusirmu. (al-Mumtahana 8-9). Gerakan Takfiri malah bersikap sebaliknya, mereka membunuh Muslim, orang kafir yang tidak memusuhi Islam pun mereka penggal. Gambar-gambar eksekusi brutal ini mereka sebar ke seluruh dunia. Semua aksi ini mengatasnamakan Islam. Islam yang penuh rahmat, Islam rasional. Namun mereka mengenalkan Islam sebagai agama kekerasan. Apakah ada kejahatan yang lebih besar dari ini? Apakah ada fitnah yang lebih sadis dari ini?
Dalam kondisi seperti ini, apa tugas umat Muslim khususnya ulama dunia Islam serta bagaimana menyikapi fenomena ini dengan benar? Pertama-tama Rahbar menilai dibutuhkan sebuah kebangkitan ilmiah dan rasional oleh ulama berbagai mazhab Islam. Rahbar mengatakan, “Harus dibangun gerakan ilmiah yang besar. Mereka (Takfiri) dengan slogan palsu mengikuti salaf yang saleh masuk ke front ini. Kebencian kaum salaf terhadap ulah dan gerakan Takfiri harus dijelaskan dengan bahasa agama dan rasio.”
Ayatullah Khamenei juga menilai pencerahan atas peran Amerika Serikat dan Israel dalam mempersenjatai serta menyebarluaskan gerakan Takfiri sebagai salah satu tugas ulama. Beliau juga sangat menekankan untuk menjaga isu Palestina. Rahbar juga menyebutkan bahwa front musuh Islam khususnya Amerika Serikat dan rezim penjajah Israel semakin lemah. Beliau menyeru umat Islam untuk bersatu.
Rahbar mengatakan, “Dengan bantuan Allah Swt dan kemurahan-Nya, Kami (bangsa Iran) berhasil melewati friksi antar-mazhab. Seperti kami membantu Hizbullah yang Syiah, kami juga membantu Hamas dan Jihad Islam Palestina serta kami akan tetap memberikan bantuan kepada mereka. Kami tidak terlilit isu pembatasan mazhab. Kami tidak mengatakan ini Syiah atau ini Sunni. Ini Hanafi, Hambali, Syafii atau Zaidiyah. Yang kami perhatikan adalah tujuan utama mereka, kemudian kami memberi bantuan. Dan kami berhasil memperkuat posisi saudara kami dari Palestina di Jalur Gaza dan berbagai kawasan lain. Serta insyaallah kami akan terus melanjutkan usaha ini.”
(IRIB-Indonesia/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email