Pesan Rahbar

Home » » Berbagai Cara Yang Dilakukan Oleh Wahabi Untuk Melemahkan Orang Syiah Adalah Menyebarkan Fitnah

Berbagai Cara Yang Dilakukan Oleh Wahabi Untuk Melemahkan Orang Syiah Adalah Menyebarkan Fitnah

Written By Unknown on Wednesday, 31 December 2014 | 11:42:00

Cara-Cara Yang Dilakukan Oleh Wahabi Sebagai Berikut:

1. Orang Syiah Tarawih, Letakkan Quran di Kepala



SYRIAcareindonesia https://www.facebook.com/pages/Syria-Care-INDONESIA/576437475722135 (Media Wahabi), salah satu lembaga yang sangat peduli akan Muslim di Suriah, hari Sabtu (13/7/2013) lalu mengunggah sebuah video di youtube. Judul video itu adalah “Shalat Tarawihnya Orang-Orang Syiah”.

Dalam video itu, sesuai dengan judulnya, diperlihatkan bagaimana orang Syiah melakukan tarawih. Tidak disebutkan sumber video, atau Syiah di belahan mana. Tapi tampaknya dari Timur Tengah.


Imam shalat memegang mikrofon, sementara satu tangannya dibiarkan lurus saja ke bawah.

Yang ganjil, di belakangnya, puluhan makmumnya meletakkan Al-Quran di kepala mereka. Entah apa maksudnya. Situs nahimunkar mengatakan bahwa “Dapatkah Anda semua memberitahu kami, darimana datangnya perintah kepada orang-orang Syiah sehingga mereka melakukan yang seperti ini?”

“Pernahkah ulama-ulama Islam dari zaman wafatnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam hingga hari ini ada yang menyuruh kepada ummat Islam untuk melalukan yang seperti ini?”


Dalam waktu tiga hari, video ini sudah dilihat 3,640 orang di seluruh dunia, dan kemungkinan masih akan bertambah lagi. Berbagai tanggapan muncul.

Misalnya dari pemilik akun zepp3lin http://www.youtube.com/user/zepp3lin mengatakakan, “You guys come to conclusion quick. Where’s the sesat? They are reading the quraan and standing up for doas. So to respect the quraan book they put it on their head instead of down below at the feet.”

Ada juga yang berkata simpel: “Orang Syiah ga pada hafal Quran”, “Kenapa harus ditaruh di kepala”, “This is not moslem”.

Ada juga yang menulis komentar “if this act not sesat there are plenty of sesat behavior came from shiah followers.”

Video ini bisa dilihat disini: http://www.youtube.com/watch?v=46qAKfZBbTk

2. Pengakuan Ulama Syiah


DAHULU pernah terjadi kesepakan antara ulama Syiah dan ulama Sunni untuk mengadakan sebuah diskusi, terkait dengan ajaran Syiah. Tempat dan waktu pun ditentukan. Diskusi dihadiri dan melibatkan tujuh orang ulama dari Sunni dan tujuh ulama dari Syiah.

Selang beberapa hari setelah kesepakatan itu, tepat pada hari dan waktu yang telah ditentukan ulama-ulama syiah pun hadir, lengkap tujuh orang, di dalam sebuah ruangan. Namun, entah karena alasan apa tak satupun ulama dari Sunni muncul. Para ulama Syiah pun menunggu. Setelah lama menunggu, orang yang ditunggu-tunggu tidak muncul-muncul juga, tidak ada tanda-tanda mereka akan datang.

Namun, setelah menunggu lama tiba-tiba masuk seorang masuk dengan sepatu yang ditenteng bawah ketiaknya. Para ulama Syiah pun terheran-heran, lantas bertanya:

“Mengapa kau membawa masuk sepatumu ke ruangan ini?”

Orang yang ditanya lantas menjawab: “Setahu saya, di zaman Rasulullah orang-orang syiah suka mencuri sandal.”

Ulama Syiah pun saling pandang antara satu dengan lainnya dengan pandangan heran. Lalu mereka berkata: “Tapi di zaman Rasul belum ada Syiah.”

“Kalau begitu diskusi kita telah selesai. Dari manakah datangnya ajaran agama kalian kalau di zaman Rasulullah tidak ada Syiah,” Jawab laki-laki itu dengan brilian.

Tenyata orang yang datang membawa sepatu tersebut adalah Syaikh Ahmad Deedat Rahimahullah, penulis buku fenomenal The Choice.

3. Ini Dia Cara Orang Syiah Shalat.


ORANG Syiah memang melaksanakan shalat juga sama seperti halnya orang Islam. Namun ada banyak yang membedakan cara shalat mereka.


Banyak pihak mengatakan bahwa orang Syiah melakukan shalat sama seperti orang-orang Islam, namun hanya untuk sekadar taqiyyah.


Konon, Syiah shalat bukan dengan tatacara shalat yang diajarkan oleh Rasulullah. Misalnya, orang syiah tidak bersedekap ketika shalat, tidak mengucapkan Aamiin, setelah akhir Surat Al-Fatihah, dan mereka mengutuk Abu bakar, Umar, dan aisyah ketika shalat.


Di youtube banyak pula video-video yang menggambarkan bagaimana mereka melakukan shalat.


4. Mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon & Syiah—Orang-Orang Yang Ia Cintai.


MANTAN Perdana Menteri Israel ARIEL Sharon, dalam salah satu buku memoarnya menyatakan dengan tegas bahwa, “Antara Israel (Yahudi) dengan Syiah tidak pernah ada masalah. Justru musuh kami yang hakiki adalah sel-sel organisasi ‘teroris’ Palestina, dan orang-orang Suriah yang banyak membantu organisai-organisasi ‘teroris’ ini!”

Dalam buku memoarnya, sejauh ini Sharon baru mengeluarkan satu buku memoar yang berjudul “Warrior”, ia mengatakan bahwa Syiah mungkin sudah seperti saudara sendiri bagi Israel. Apalagi dalam judul memoarnya disebutkan “Aku akan berbicara tentang orang-orang yang aku cintai.”

Sharon menjabat sebagai Perdana Menteri Israel dari 7 Maret 2001 hingga 14 April 2006. Kekuasaannya sebagai perdana menteri kemudian digantikan oleh Perdana Menteri (sementara) Ehud Olmert karena ia terkena serangan stroke pada Januari 2006. Ia mengalami koma dalam waktu yang lama, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat kembali menjalankan tugas-tugas sebagai pemimpin pemerintahan.

Ia lahir di Kfar Malal (Mandat British Palestina) dan tampil sebagai pemimpin politik serta militer berkebangsaan Israel. Sharon juga pernah menjadi pemimpin Likud, partai terbesar dalam koalisi pemerintah dalam parlemen Israel, Knesset, hingga ia mengundurkan diri dari partai tersebut pada 21 November 2005. Ia kemudian membentuk partai baru bernama Kadima.

Selama tiga puluh tahun Sharon berdinas sebagai anggota Angkatan Bersenjata Israel. Pangkat tertingginya adalah Mayor Jenderal. Ia menjadi terkenal di Israel karena keterlibatannya dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan Perang Yom Kippur pada tahun 1973.

Ariel Sharon juga bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953 di mana saat itu 96 orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya dan pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon pada 1982 yang mengakibatkan antara 3.000 – 3.500 jiwa terbunuh, sehingga ia dijuluki sebagai ‘Tukang Jagal dari Beirut’. [berbagai sumber]

5. Ide Penyatuan Sunni-Syiah Keluar Dari Orang Yang Tidak Paham Syiah.


BANYAK kalangan memahami konflik yang terjadi di Suriah adalah murni Perang Saudara. Upaya menyatukan Sunni dan Syiah pun disuarakan untuk menengahi konflik di bumi Syam. Padahal konflik Suriah adalah dampak dari kesesatan akidah Syiah yang memusuhi Ahlussunnah. Demikian dikatakan Sekjen Forum Indonesia Peduli Suriah, Ustadz Abu Harits Lc.

“Wacana penyatuan Sunnah dan Syiah keluar dari orang yang belum paham Syiah. Dari simpul akidah antara Sunni dan Syiah tidak bisa disatukan, apalagi simpul lainnya,” katanya dalam Tabligh Akbar Konflik Suriah Dampak Kesesatan Akidah Syiah di Kota Wisata, Cibubur, Selasa (12/3/2013).

Banyak orang mengatakan bahwa Syiah adalah mazhab sah dalam Islam. Memperdebatkan perbedaan Ahlussunah dan Syiah hanya akan membuang waktu, sebab Syiah sudah ada sejak lama. Pernyataan seperti ini dibantah oleh Abu Harits.

“Islam hanya satu yakni Islam ahlussunah wal jamaah. Jika ada yang mengatakan perdebatan Syiah dengan Sunnah telah berjalan sejak lama. Maka kita perlu balik bertanya sejak kapan (perdebatan) itu berlangsung? Apakah Rasulullah SAW mengajarkan ajaran syiah?” tanya pria yang pernah berkunjung ke Suriah bersama Hilal Ahmar Society Indonesia ini.

Dalam konteks Suriah, kekejaman dan kezhaliman dilakukan oleh Syiah Nushairiyah. Abu Harits menjelaskan ajaran Syiah ini muncul pada abad ke 3 Hijriah dengan pendiri bernama Muhammad bin Nushoir An Numairi.

“Tokoh ini mengaku sebagai tuhan dan titisan tuhan di muka bumi,” ungkapnya.

Akidah Syiah Nushairiyah adalah wahdatul wujud. Mereka berkeyakinan Allah bisa menyatu dengan jasad makhluknya. Maka tidak heran hingga hari ini jamak ditemui para pemeluk Syiah Nushairiyah di Suriah secara terang-terangan mengakui Bashar Assad sebagai Tuhan dan menyembahnya.

“Ini kesesatan luar biasa,” pungkasnya.

6. Ustadz Athian: ‘Alhamdulillah Orang Syiah Sudah Terang-Terangan Mengaku Syiah’.


DAHULU para penganut ajaran sesat Syiah selalu berlindung di balik taqiyah dan susah umat Islam untuk mengenal siapa saja yang telah tertular ajaran sesat tersebut. Secara umum kalangan Syiah jarang yang berani mengaku kalau mereka Syiah jika hidup di mayoritas Ahlus Sunnah. Dengan cara sembunyi-sembunyi inilah pengikut Syiah secara gerilya menggaet kalangan non Syiah menjadi Syiah.

Namun dengan adanya era kebebasan di Indonesia, kalangan penganut ajaran sesat Syiah mulai berani tampil terang-terangan seperti hadirnya IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) dan ABI (Ahlul Bait Indonesia) meski masih menggunakan pendekatan lama seperti persatuan Islam, ukhuwah Islamiyah dan sejenisnya. Perkembangan semakin banyaknya tokoh Syiah yang mengakui ke-Syiahannya, disambut baik oleh ustadz Athian Ali, seorang ulama asal Bandung.

“Alhamdulillah mereka (Syiah) sekarang sudah terbuka secara terang-terangan,” ujar beliau sewaktu diwawancara Islampos.com di sela acara penggalangan dana untuk kaum Muslimin Suriah beberapa waktu yang lalu di Bandung.

Dalam paparannya, ustadz Athian mengkisahkan bagaimana sosok tokoh intelektual Syiah Jalaluluddin Rahmat di Bandung yang sejak 24 tahun yang lalu selalu tidak pernah mengaku kalau dia penganut ajaran sesat Syiah, meskipun yang sering ditulis dan diceramahkannya jelas-jelas merupakan ajaran sesat tersebut.

“Saya sudah ‘dampingi’ Jalal sejak 24 tahun yang lalu dan selama itu dia selau bertaqiyah tidak pernah mau mengakui kalau dirinya penganut Syiah,” jelas beliau. “Kalau dia ditanya jawabannya tidak jelas, awalnya dia mengatakan saya bukan Syiah, kemudian saya tidak menolak Syiah, terus saya Susyi Sunni Syiah dan Alhamdulillah sudah 4 tahun terakhir ini dia secara jahar mengaku terang-terangan sebagai Syiah,” tegas ustadz yang juga pimpinan FUUI (Forum Ulama Umat Indonesia) ini.

Bagi ustadz Athian, orang-orang Syiah sebaiknya mengikuti langkah Jalal yang terang-terangan mengaku Syiah dan tidak berperilaku seperti orang munafik. “Kalau memang merasa yakin benar dengan ajarannya, kenapa harus sembunyi-sembunyi? tanya beliau. “Ada kemungkinan mereka sendiri merasa tidak yakin dengan ajarannya benar makanya sembunyi-sembunyi,” jawab ustadz Athian sambil tertawa.

7. Laskar e-Jhangvi rilis video pemenggalan Dua Orang Syiah.


SYIAH, kelompok sesat itu rupanya menjadi musuh besar bagi Laskar e-Jhangvi. Kelompok pejuang Islam anti Syi’ah di Pakistan dalam sebuah pemberitaan terbaru, dikabarkan bahwa Laskar e-Jhangvi telah mengedarkan video pemenggalan Dua Muslim Syiah.

Video, berjudul “Balas Dendam,” itu telah dirilis pekan lalu, pertama kali pada forum Jamia Hafsa Urdu dan kemudian didistribusikan di forum jihad lainnya, menurut site Intelligence Group, yang memperoleh video tersebut. Video ini merupakan yang pertama yang dirilis oleh kelompok pejuang Islam.

Dalam video tersebut, dua laki-laki Syiah difilmkan selama hampir setengah jam sebelum mereka dibawa keluar dan duduk di tanah dengan tangan terikat di belakang punggung mereka. Berdiri di belakang mereka empat pejuang Lashkar-e-Jhangvi bertopeng, dua memegang sebuah spanduk merah dengan pedang disilangkan.

Dua dari pejuang Lashkar-e-Jhangvi kemudian menarik pisau keluar, dan dilanjutkan dengan memenggal kepala dua orang Syiah itu. Kepala korban kemudian ditempatkan di punggung mereka.

Seorang jihadis pada forum Hunein, yang memposting dalam bahasa Arab, mengatakan Lashkar-e-Jhangvi “bersekutu dengan Taliban-Pakistan dan memiliki hubungan dekat dengannya.

8. Dokter Syiah Nushairiyyah Lakukan Malpraktek Terhadap Pasien Ahlus Sunnah.


TUGAS seorang dokter adalah berupaya untuk menyembuhkan pasiennya di Rumah Sakit. Namun apa yang terjadi di lokasi pengungsian wilayah Antokya, Turki justru sebaliknya. Di sana dokter-dokter asal Suriah siap memperburuk para pasien korban luka rakyat Suriah.

“Kalau di Suriah, pasien ahlussunnah yang masuk rumah sakit biasanya langsung dibunuh, namun di wilayah pengungsian yang ada di Turki, dokter-dokter Syiah Nushairiyah dengan sengaja melakukan tindakan malpraktek,” tegas Ketua Hilal Ahmar Society Indonesia, Angga Dimas saat melaporkan kunjungannya ke Suriah di Kantor DDII, Senin (15/10/2012).

Ia menemukan tidak sedikit para Dokter melakukan amputasi meski luka korban tergolong ringan.

“Jarinya yang sakit, tapi tangannya yang diamputasi,” sambungnya membuat para tokoh Islam yang hadir dalam diskusi menggelengkan kepala.

Jadi kejadian di Suriah adalah fakta nyata pertarungan antara kebenaran melawan kebathilan.

“Ini adalah konflik akidah, bukan semata-mata konflik politik,”tegasnya.

HASIL menghabiskan waktu selama 20 hari di Suriah dan berencana untuk kembali ke membantu rakyat Suriah yang mengalami luka-luka akibat konflik.

9. Siapa Yang Dimaksud Dengan Ahlul Bait Oleh Syiah?



SALAH satu yang santer menjadi hujjah orang Syiah adalah mereka berdalih sebagai orang-orang yang bermadzhab Ahlul Bait. Apa sebenarnya Madzhab Ahlul Bait dalam Syiah itu?

Ahlul adalah nama samaran dari sekian banyak aliran-aliran Syiah. Dimana setiap aliran Syiah mengklaim alirannya sebagai Madzhab Ahlul Bait.

Sebagai contoh, aliran Syiah Zaidiyah mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait. Begitu pula aliran Syiah Ismailiyah, mereka juga mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait. Bahkan aliran Syiah yang paling sesat saat ini, yaitu aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) juga berani mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait.

Penyebab mereka sampai berani menyebut alirannya sebagai Madzhab Ahlul Bait, dikarenakan saat ini masyarakat dunia Islam sudah mengetahui bahwa aliran-aliran Syiah tersebut sesat dan menyesatkan dan ajarannya sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW. dan ajaran Ahlul Bait.

Karena itu dalam usahanya menipu dan menyesatkan umat Islam, mereka menggunakan nama samaran sebagai Madzhab Ahlul Bait. Dan ternyata usaha mereka tersebut berhasil, sehingga ada dari umat Islam yang tertipu dan akhirnya terjerumus masuk Syiah.

Oleh karena aliran-aliran Syiah yang mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait tersebut berbeda rukun imannya, maka mereka saling mengkafirkan, Syiah yang satu mengkafirkan Syiah yang lain.

Jika aliran-aliran Syiah yang saling mengkafirkan itu benar-benar sebagai Madzhab Ahlul Bait, berarti hal itu menggambarkan bahwa pendiri madzhab-madzhab tersebut saling mengkafirkan, maka pertanyaan yang timbul adalah; mungkinkah Ahlul Bait yang telah disucikan sesuci-sucinya oleh Allah itu saling mengkafirkan ?.

Jawabnya, pasti tidak mungkin, dan itu hanyalah rekayasa dan tipu daya tokoh-tokoh Syiah yang tidak memikirkan akibatnya.

Dengan demikian yang namanya Madzhab Ahlul Bait itu tidak ada, yang ada adalah Madzhabnya Ahlul Bait, bukan Madzhab Ahlul Bait tapi madzhabnya Ahlul Bait atau akidah-nya Ahlul Bait. Yaitu akidah yang sekarang dikenal dengan nama akidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Satu akidah yang berpegang kepada apa-apa yang diyakini dan dikerjakan oleh Rasulullah SAW, Ahlul Bait dan para sahabatnya.

Jika yang namanya Madzhab Ahlul Bait itu ada dan benar, pasti yang mengikuti madzhab tersebut adalah keturunan Ahlul Bait, yaitu para habaib bukan orang-orang ajam dari Iran.

Tapi kenyataannya para habaib hampir semuanya mengikuti akidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Mereka mengikuti akidah itu secara sambung menyambung sampai kedatuk mereka baginda Rasulullah SAW.

Hal ini dapat dibaca dalam kitab Iqdul Yawaqid Aljauhariyyah, karya Al-Allamah al-Habib Edrus bin Umar Al-Habsyi, dan dapat dibaca dalam puluhan, bahkan ratusan kitab-kitab yang ditulis oleh para habaib dzurriyaturrasul.

Jadi yang benar, akidahnya golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidahnya Ahlul Bait atau madzhabnya Ahlul Bait yang sampai sekarang diikuti oleh keturunan Ahlul Bait atau para habaib Al-Alawiyin dzurriyaturrasul.

Apabila dari sekian juta habaib itu ada dua, tiga orang yang menyimpang (syad), maka orang-orang tersebut tidak tergolong sebagai tokoh habaib yang menjadi panutan. Tapi mereka adalah korban-korban yang rusak akidahnya akibat membaca buku-buku yang ditulis oleh orang-orang orientalis dan Zionis Yahudi. [sumber: albayyinat]

10. Syiah Nushairiyah Sejajarkan Ali Dengan Aristoteles.


Nushairiyah adalah salah satu kelompok Syiah ekstrim yang muncul pada abad ketiga Hijriyah. Berbagai aliran keagamaan yang kafir seperti Bathiniyah, Ismailiyah, Budha, dan sekte-sekte kafir yang berasal dari agama Majusi masuk bergabung ke dalam kelompok Nushairiyah. Adapun Nushairiyah banyak terdapat di Suriah dan negara-negara yang bertetangga dengan Suriah.

Syiah Nushairiyah adalah sekte sesat di antara sekte sesat lainnya di dalam ajaran Syiah. Salah satu bentuk kesesatan mereka adalah sikap berlebihan berupa pemujaan terhadap Ali bin Abi Thalib. Tanpa sungkan mereka menggolongkan sahabat nabi itu sebagai Rabb yang Maha Menghidupkan dan Mematikan.

Bahkan ada sebuah kisah menarik dalam kitab kecil yang berjudul ‘Kitab Ta’lim Ad-Diyanah An-Nushoiriyah’. Di situ dijelaskan bagaimana posisi Ali sebagai Tuhan hingga pemeluk Nushairiyah meyakini bahwa Ali menyamakan dirinya dengan Aristoteles, filsuf Abad 4 Sebelum Masehi.

Berikut tulisan isi buku ini yang disusun dengan model tanya jawab dan terdiri dari 101 pertanyaan.

Soal : Siapa yang menciptakan kita?

Jawab : ‘Ali bin Abi Tholib, amirul mu’minin.

Soal : Dari mana kita tau ‘Ali itu tuhan yang wajib disembah?

Jawab : Dari apa yang ia ucapkan sendiri tentang dirinya pada ‘khuthbah Al-Bayan’ (khutbah penjelasan) di atas mimbar dimana ia berkata : “Akulah rahasia dari segala rahasia, akulah pohon cahaya, akulah yang pertama dan yang terakhir, akulah yang maha dekat dan maha tinggi”. Begitulah sampai akhir kata-kata penuh kebohongan ini.

Soal : Apa nama pengayom kita amirul mu’minin ‘Ali di berbagai bahasa?

Jawab : Bangsa Arab menyebutnya ‘Ali. Ia sendiri menamai dirinya Aristoteles. Di Injil ia dinamai Iliya atau Ilyas (yang maknanya adalah ‘Ali). Sementara orang-orang India menamakannya Ibnu Kankara.

Soal : Apa itu Al-Quran?

Jawab : Ia adalah pembawa berita gembira dengan kedatangan pengayom kita (‘Ali) dengan rupa sebagai manusia (karena sebelumnya mereka yakini ‘Ali berbentuk tuhan, pent).

Soal : Apa tanda untuk saudara-saudara kita kaum mu’minin yang jujur?

Jawab : ‘Ain, Miim, Siin (tiga huruf Arab), inilah kalimat tauhid. Dimana ‘Ain adalah ‘Ali, Miim adalah Muhammad dan Siin adalah Salman.

Soal : Apa itu doanya Nairuz?

Jawab : Mensucikan khomr (minuman memabukkan) di dalam gelas.

Soal : Apa nama khomr yang disucikan dan diminum oleh orang-orang beriman (maksudnya beriman kepada kepercayaan Nushoiriyah, pent).

Jawab : Abdun Nur.

Soal : Mengapa?

Jawab : karena Alloh muncul di dalamnya (Maha Suci Alloh dan Maha Tinggi Dia dari perkataan mereka).

Dinukil dari dari buku “Madza ta’rifu ‘an Ath-Thoifah An-Nushoiriyah (Al-‘Alawiyah) terbitan Markaz Ad-Dirosat wa Al-Buhuts Al-‘Ilmiyah – Republik Arab Mesir, oleh Abu Hafidz Adz-Dzikri.

11. Syiah Itu Dipelihara Amerika.


Jawaban Oleh, AM. Waskito:

Dalam sebuah diskusi, saya merasa bengong ketika disana disimpulkan, bahwa Syiah yang beroperasi di negeri-negeri Sunni (seperti Indonesia), sebenarnya dipelihara oleh Amerika. Disana dikatakan: “Ahmadiyah dipelihara oleh Inggris, sedangkan Syiah dipelihara oleh Amerika.” Saya merasa, ini kejutan atau pencerahan yang sangat berbeda. Namun ketika merunut kepada data-data, fakta, serta kejadian-kejadian; saya baru bisa percaya kalau Syiah Imamiyah (Rafidhah) memang dipelihara Amerika.

MUI (Pusat) atau Pemerintah RI selama ini sangat susah untuk menetapkan Syiah dan Ahmadiyyah sebagai aliran sesat, sehingga keduanya harus dilarang beroperasi; karena adanya tekanan dari Amerika, Inggris, Australia, Kanada, dan negara-negara besar lainnya. Mereka bahu-membahu untuk memelihara faktor destruktif di tengah-tengah kehidupan kaum Muslimin Indonesia. Makanya, ketika ada sebuah ormas Islam sangat antipati kepada Ahmadiyah dan Liberal, tetapi bersikap “main mata” kepada Syiah, hal itu dipahami bahwa ormas tersebut tidak mau memikul beban terlalu berat, dalam menghadapi tekanan Inggris, Amerika, Kanada, Australia, dan kawan-kawan. Padahal sudah standar Ahlus Sunnah dimana saja, yaitu: Anti Sekularisme, anti Syiah, anti Ahmadiyah, anti Liberal, anti Kristenisasi, dan anti Zionisme. Ini sudah pakem khas Ahlus Sunnah!

Banyak data-data bisa disampaikan, bahwa Syiah Rafidhah memang dipelihara oleh kepentingan imperialis Amerika (atau secara umum imperialis Barat). Soal di atas permukaan ada retorika-retorika anti Amerika dari kalangan Syiah, itu hanya kamuflase saja, untuk menutupi fakta sebenarnya. Biasa kan ada sandiwara “bertema konflik” untuk menutupi “hakikat kemesraan” yang tidak terlihat.


Mari kita coba lihat data-datanya.

[1]. Khomeini itu sejak muda (remaja) tinggal di Perancis. Disebutnya, tinggal di pengasingan. Baru menjelang Revolusi Syiah tahun 1979, dia pulang kampung. Tinggal di Perancis sejak muda sampai jenggotnya agak memutih, dapatkah dikatakan bahwa Khomeini bersih dari invasi pemikiran dan politik yang dipaksakan Barat kepadanya? Sangat tidak mungkin. Rata-rata semua tokoh politik dari Asia yang pernah diasuh di negara Barat, rata-rata kalau pulang ke negeri masing-masing akan membawa agenda politik dari “majikan-nya”.

[2]. Sebelum Iran dikelola oleh Khomeini dan kawan-kawan, penguasa politik disana ialah Reza Pahlevi. Sebenarnya orang ini Syiah juga dan menjadi boneka Amerika. Tetapi Pahlevi lebih kental dunia politiknya, sedangkan Khomeini terkenal dengan IDEOLOGI Syiah-nya. Ketika Barat mencabut peran Pahlevi dan menggantikannya dengan Khomeini; hal itu terjadi karena mereka ingin mengubah strategi, daripendekatan politik menjadi pendekatan ideologi; dengan menjadikan akidah Syiah Imamiyah Itsna Asyari sebagai basisnya. Akidah ini jauh lebih berbahaya ketimbang manuver-manuver politik Reza Pahlevi. Sebab pada hakikatnya, akidah Imamiyah Itsna Asyari (atau Syiah Rafidhah) adalah kekufuran yang nyata. [Kalau ada ketua ormas Islam tertentu yang ragu dengan kekufuran akidah Syiah ini, saya ajak beliau untuk berdebat terbuka, bi idznillahil 'Azhim].

[3]. Banyak sandiwara dilakukan untuk menutupi missi sebenarnya, bahwa Khomeini sebenarnya adalah boneka Amerika, tak ubahnya seperti Reza Pahlevi. Pertama, Amerika tidak segera menginvasi Iran di bawah kepemimpinan Khomeini, seperti mereka menginvasi negara-negara yang penguasanya digulingkan tanpa restu Amerika. Kedua, disana digambarkan bahwa ada sekian puluh helikopter marinir Amerika saling bertabrakan satu sama lain ketika hendak menyerang Iran. Bukti-bukti seputar serangan helikopter yang gagal ini tidak banyak diperoleh, selain dari info-info media. Benarkah heli-heli itu bertabrakan, atau sengaja di-setting agar bertabrakan? Atau jangan-jangan semua itu hanya opini media saja, tanpa bukti yang jelas? Bandingkan cara Amerika itu dengan invasi mereka ke Irak, Afghanistan, Columbia, Vietnam, bahkan infiltrasi ke Indonesia (pada peristiwa PKI 65). Ketiga, sepertinya ada “solusi damai” antara Amerika dengan keluarga Reza Pahlevi, sehingga setelah itu tidak ada “dendam politik” keluarga Pahlevi kepada Khomeini. Padahal layaknya tokoh-tokoh politik Persia, tabiat dendam sangatlah dominan.Keempat, secara massif Khomeini melakukan kampanye, bahwa Amerika adalah SETAN BESAR. Kampanye ini mendapat respon besar di dunia Islam. Karena ia memang sebuah strategi untuk mendapatkan SIMPATI kalangan Dunia Islam, yang mayoritas Ahlus Sunnah dan anti Amerika. Kelima, tidak lama setelah Revolusi Iran, negara itu terlibat dalam konflik besar Iran Versus Irak di bawah Sadam Husein. Ending dari konflik Iran-Irak ini, malah Irak dimusuhi oleh Amerika dan Sekutu, serta negara-negara Timur Tengah; setelah Irak menginvasi Kuwait pada tahun 1990.

[4]. Sejak lama Iran selalu dikaitkan dengan isu anti Amerika dan anti Israel. Bahkan ia masuk dalam kategori “axis of evils” (negara-negara poros kejahatan). Tetapi ia sendiri tidak pernah sedikit pun terlibat dalam perang melawan Amerika, atau perang melawan Israel (musuh bangsa Arab di Timur Tengah). Jadi sebagian besar perang disini sifatnya hanya “kampanye verbal” saja. Tidak heran jika Iran kerap dijuluki sebagai NATO (no actions talk only). Begitu juga, Hamas semakin terjebak dalam posisi sulit ketika organisasi itu menjalin kerjasama dengan Teheran. Iran adalah negara yang paling menikmati hasil kampanye anti Amerika dan Israel; tetapi pada saat yang sama, dia tidak pernah terlibat perang sedikit pun melawab Amerika dan Israel.

[5]. Tidak diragukan lagi, bahwa Syiah Iran turut membantu invasi Amerika ke Afghanistan dan Irak. Katanya, dua invasi ini tidak akan pernah berhasil, tanpa bantuan Syiah Iran. Dulu di zaman Pemerintahan Burhanuddin Rabbani (Mujahidin), Syiah telah menelikung pemerintahan itu melalui Jendral Rasyid Dustum di bagian Utara. Begitu juga Pemerintahan Irak saat ini, pasca invasi Amerika ke Irak, presidennya Jalal Talabani dan PM-nya Nuri Al Maliki, keduanya adalah bagian dari penganut Syiah. Lihatlah, Amerika lebih ridha Irak di bawah pemimpin Syiah daripada negara itu di bawah Saddam Husein yang merupakan bagian masyarakat Sunni.

[6]. Kita tentu masih ingat skandal Iran-Contra pada waktu-waktu lalu. Singkat kata, Iran dikesankan sangat bermusuh-musuhan dengan Amerika. Tetapi lewat skandal itu terbukti, Iran bekerjasama mesra dengan Amerika. Iran memasok minyak ke Amerika, lalu hasil keuntungan jual-beli minyak “ilegal” ini oleh Amerika disalurkan untuk membiayai gerakan Kontra di Kolumbia. Iran sendiri merasa diuntungkan, sebab mendapat penghasilan untuk membiayai kebutuhan mereka (khususnya untuk biaya konflik dengan Irak). Sandiwara besar abad 20 ini akhirnya terkuak, baik Iran maupun Amerika menanggung malu. Lalu dengan entengnya Amerika mengorbankan Kolonel Oliver Stone sebagai tokoh yang bertanggung-jawab atas skandal memalukan itu.

[7]. Fakta besar yang tidak diragukan lagi, bahwa Iran memiliki reaktor nuklir yang dikembangkan untuk kebutuhan energi dan militer. Hal ini sudah tidak diragukan lagi. Berulang kali Amerika, Inggris, dan Sekutu mengancam akan menyerang Iran. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi, bahkan tidak akan terjadi; karena mereka sebenarnya satu kepentingan. Bandingkan, ketika Amerika mengancam negara-negara Muslim Sunni, seperti Irak dan Afghanistan; sekali diancam, langsung dihajar, meskipun akibatnya ekonomi Amerika mesti ambruk.

[8]. Di Indonesia, posisi Syiah selalu dibela oleh tokoh-tokoh Liberalis, seperti Azyumardi Azra, Syafi’i Ma’arif, Dawam Rahardjo, Said Aqil Siradj, bahkan Amien Rais. Belakangan, Mahfud MD ikut-ikutan membela Syiah dan berlagak memojokkan kaum Sunni di Madura. Anda pasti paham mengapa tokoh-tokoh Liberal ini selalu melindungi Syiah? Ya, karena memang job description-nya, mereka harus membela Syiah.

[9]. Media cetak yang sangat giat membela Syiah sejak zaman Orde Baru adalah majalah Tempo. Media ini punya peran besar dalam mempromosikan citra positif Syiah di mata kaum Muslimin Indonesia; media ini benar-benar telah banyak menyesatkan opini rakyat Indonesia, seputar Syiah. Media ini sejak lama dikomandoi Goenawan Mohamad, salah seorang jurnalis yang sejak lama disinyalir sebagai kaki tangan Amerika di Indonesia.

[10]. Abdurrahman Wahid termasuk salah satu tokoh pro Zionis yang banyak mendukung dan membela Syiah. Dia berdalih, “Membela minoritas.” Tetapi pada saat yang sama, dia justru sangat anti denganminoritas aktivis Islam, yang selalu menjadi bulan-bulanan politik Orde Baru dan Orde Reformasi. Katanya membela minoritas, tetapi kok malah acuh tak acuh dengan kezhaliman rezim terhadap para aktivis Islam yang sebenarnya minoritas itu? Wahid sama sekali tidak pernah membela keluarga korban Tanjung Priok, Talangsari Lampung, DOM Aceh, korban konflik Ambon, korban konflik Poso, korban pembantaian Sampit (Sambas), tahanan politik Muslim, bahkan tidak pernah membela tokoh-tokoh Petisi 50 yang notabene kalangan umum. Di zaman Orde Baru, Wahid menjadi bagian dari anggota MPR Fraksi Golkar, dan sangat mendukung kekejaman rezim terhadap para aktivis Islam. Nah, itulah sosok “dajjal kecil” yang sering dielu-elukan sebagai “pembela minoritas”. Di zaman Orde Baru, posisi Syiah selalu dalam pengawasan ketat; tetapi di era Wahid, atau tepatnya tahun 2001, berdirilah IJABI, ormas Syiah pertama di Indonesia. Ormas ini juga direstui si orang itu, sehingga di mata penganut Syiah, nama Wahid begitu harum.

[11]. Berulang kali kita saksikan bagaimana Said Aqil Siradj membela Syiah, melindungi Syiah, sembari tangan dan mulutnya terus-menerus menyerang kaum Wahabi. Tapi lucunya, Said Aqil ini tidak berani berhadap-hadapan dengan pengurus PWNU Jawa Timur, atau MUI Jawa Timur, atau MUI Madura yang jelas-jelas telah memfatwakan kesesatan Syiah. Pernah pengurus PWNU Jawa Timur datang ke kantor PBNU di Jakarta, untuk menyerahkan fatwa Syiah sesat yang telah mereka sepakati. Waktu itu mereka sudah siap audiens dengan pengurus PBNU, termasuk Si Sail Aqil. Sampai pertemuan selesai, Si Said tidak menemui para pengurus PWNU Jatim. Alasannya, “Lagi macet di jalan.” Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun. Said, Said…orang sepertimu kok beralasan “jalanan macet”? Beberapa waktu lalu Said ini datang ke Amerika, berkunjung ke Bank Dunia. Disana dia diberikan komitmen dukungan dana unlimitted, untuk memerangi terorisme (yang nanti ujung-ujungnya tuduhan itu dia arahkan ke Wahabi; semoga Allah Ta’ala membinasakan manusia yang satu ini dan para loyalisnya karena kekejian fitnah mereka; amin Allahumma amin). Kalau kembali ke momen pemilihan Ketua PBNU di Makassar, pada tahun 2010. Seminggu sebelum pemilihan ketua, dua kandidat calon ketua PBNU dipanggil ke Cikeas untuk bertemu Pak Beye. Entahlah, apa yang dikatakan Beye dalam pertemuan itu. Pokoknya setelah itu Shalahuddin Wahid terlihat tidak semangat memperebutkan kursi Ketua PBNU. Dan akhirnya, Said Aqil Siradj ini yang terpilih sebagai Ketua PBNU. Dulu di masa kepemimpinan Wahid sebagai Presiden RI, Si Said ini amat sangat loyal; sehingga berkali-kali dia menyerang Amien Rais dengan perkataan kasar. Salah satunya, kurang lebih, “Itu warga NU di bawah, sedang mengasah golok.”

[12]. Di Indonesia berkali-kali terjadi kerusuhan bermotif isu agama. Salah satunya dalam isu Syiah, seperti peristiwa Sampang, Bangil (Pasuruhan), penusukan ustadz NU di Jember, dan lainnya. Tetapi SBY rata-rata tidak pernah bersuara tentang kerusuhan ini. Jika ada komentar, ia selalu memojokkan kalangan Sunni dan menguntungkan posisi Syiah; seperti dalam komentar terakhir dia soal kasus Sampang kemarin. Pertanyaannya, sebagai kepala negara, mengapa SBY tidak berusaha melindungi akidah mayoritas kaum Muslimin di Indonesia yang bermadzhab Ahlus Sunnah? Kok dia justru lebih peduli dengan kelompok minoritas Syiah? Ya, kita tahulah, siapa SBY…

[13]. Ketika merebak isu “war on terror” di dunia, Indonesia gegap gempita menyambut isu tersebut. Salah satu akibatnya, kesempatan beasiswa belajar di Saudi diawasi sangat ketat. Sejak proses seleksi, pemberangkatan, hingga kuota beasiswa itu, diawasi sedemikian rupa. Banyak pelajar yang sedianya ingin belajar agama, merasa kesulitan. Termasuk dalam urusan kerja, bisnis, dagang, dan lainnya. Tetapi sebaliknya, kerjasama beasiswa, kunjungan tokoh, serta dakwah dengan Iran justru semakin marak. Ribuan pelajar Indonesia saat ini lagi nyantri di Iran; nanti kalau pulang mereka akan mendakwahkan agama perbudakan manusia atas manusia yang lain (pada hakikatnya, setiap pribadi Syiah adalah budak dari imam-imam Syiah di Persia).

[14]. Sampai detik ini, Amerika tidak pernah menjadikan para aktivis Syiah sebagai sasaran “war on terror” sebagaimana mereka menjadikan kaum Wahabi sebagai sasaran itu. Padahal kalau melihat “kampanye verbal” dari para dai-dai Syiah, mereka TAMPAK sangat anti Amerika dan Zionis. Kalangan Wahabi yang hati-hati saat bicara tentang Amerika, tidak segan-segan diteroriskan; sedangkan aktivis Syiah yang sehari-hari dzikirnya menyerang Amerika dan Zionis (tentu saja, dengan menyerang para Shahabat dan isteri-isteri Nabi Radhiyallahu ‘Anhum), tidak pernah diapa-apakan. Coba lihat, dalam kasus Sampang kemarin, aktivis Syiah membuat ranjau dari bom ikan dan paku-paku; tetapi Densus 88 tidak pernah menyatroni rumah Tajul Muluk dan kawan-kawan.

[15]. Ketika sebagian aktivis Muslim melakukan latihan militer, untuk persiapan jihad ke Palestina, pasca terjadi Tragedi Ghaza 2008-2009 lalu; mereka segera ditangkapi dan diposisikan sebagai teroris. Tetapi terhadap aktivis Syiah yang melakukan latihan-latihan militer, tidak ada satu pun yang ditangkapi aparat. Bahkan ada yang bilang, mereka dilatih oleh instruktur baret merah. Jadi ini seperti lelucon yang terus diulang-ulang. Betapa sensitif aparat keamanan kepada para pemuda Sunni, ketika mereka ingin berjuang ke Palestina; tetapi tidak sensi sama sekali kepada aktivis-aktivis Syiah yang terus menyusun kekuatan milisi.

Singkat kata, eksistensi Syiah di Indonesia sangat sulit untuk ditertibkan (apalagi dibubarkan), karena ia memang dilindungi oleh kekuatan Barat, khususnya Amerika. Sebagaimana Barat membutuhkan paham Liberal untuk merusak ajaran Islam, mereka juga merasa sangat diuntungkan dengan eksistensi paham Syiah.

Siapapun yang memeluk akidah Syiah Rafidhah secara sadar dan mengerti; dapat dipastikan dia akan keluar dari Islam. Mengapa? Karena dalam akidah itu mereka meyakini Al Qur’an tidak murni lagi; hak Kekhalifahan Ali sebagai azas agama melebihi Tauhidullah; batalnya Syariat Islam, diganti syariat perkataan pribadi imam-imam Syiah (yang tidak bisa dibuktikan otentisitasnya); mereka mencaci-maki, menghina, menyerang pribadi isteri-isteri Nabi dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum; mereka mengkafirkan Abu Bakar dan Umar, menganggap keduanya sebagai thaghut dan kekal di neraka; mereka mengkafirkan Ahlus Sunnah, dan menghalalkan harta, darah, dan kehormatannya; mereka menghalalkan nikah Mut’ah yang telah diharamkan oleh Nabi dan para Shahabat; dan lain-lain keyakinan sesat.

Inti keyakinan Syiah Rafidhah, adalah kedurhakaan kepada Syariat Islam, mempertuhankan imam-imam, menjadikan dendam politik sebagai akidah tertinggi, mengkafirkan kaum Muslimin, menodai kehormatan para Shahabat yang dicintai oleh Al Musthafa Shallallah ‘Alaihi Wasallam; serta semua itu dibungkus di balik kamuflase “mencintai Ahlul Bait Nabi”. Masya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah. Ini adalah keyakinan kufur, sehingga siapa yang meyakini semua ini secara sadar; dia otomatis kufur. Tidak berbeda sama sekali antara seorang Muslim yang masuk Kristen, Hindu, Budha, dengan orang yang masuk Syiah Rafidhah (Imamiyah) ini.

Ada sebuah pernyataan aneh dari seorang tokoh ormas Islam tertentu. (Lihat artikel ini: Inilah Sikap Tokoh Ormas Islam Terkait Tragedi Sampang). Komentar yang bisa saya sampaikan: “Pak, Pak…lewat pernyataan seperti ini, kita seperti tidak pernah belajar agama saja. Bukankah konflik Sunni-Syiah sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu, sejak dakwah Abdullah bin Saba’ dimulai? Sementara isu Zionisme itu kan baru kemarin-kemarin? Masak sih, setiap ada isu konflik Sunni-Syiah, selalu dilarikan ke isu Zionisme? Apakah itu maksudnya, supaya Ahlus Sunnah di Indonesia diam-diam saja menghadapi semua provokasi dan kesesatan ajaran Syiah, karena mereka berlindung di balik isu kontra Zionisme? Selagi orang-orang sesat itu terus mencaci-maki kehormatan isteri-isteri Nabi dan para Shahabat, jangan pernah bermimpi ada perdamaian antara Sunni dan Syiah.

Pak Habib, perlu dijelaskan sedikit kepada Anda. Di mata kaum Syiah, mencaci-maki isteri Nabi dan para Shahabat adalah SOKO GURU akidah mereka. Demi Allah, akidah Syiah dibangun di atas azas ini; sehingga kalau kita berteriak-teriak selama ribuan tahun meminta Syiah untuk menghentikan caci-makinya itu, niscaya ia tidak akan terlaksana. Karena inti eksistensi Syiah ada disana. Sementara bagi kaum Muslimin (Ahlus Sunnah), mencintai Ahlul Bait Nabi, mencintai isteri-isteri beliau, mencintai para Shahabat beliau; hal itu juga merupakan AZAS AKIDAH Ahlus Sunnah, setelah AZAS TAUHID dan AZAS SUNNAH. Menafikan azas ini bisa berakibat kekafiran bagi pelakunya; sebab Allah Ta’ala telah menjadikan isteri-isteri Nabi dan para Shahabat Nabi ridha kepada-Nya, dan Allah pun ridha kepada mereka (Surat At Taubah: 100). Lihatlah Surat An Nuur! Surat ini andaikan kita boleh ikut menamainya, ia akan diberi nama “Surat Aisyah“. Mengapa? Karena sejak ayat 1 sampai ayat 26, isi surat ini ialah pembelaan dari langit, dari Arasy tertinggi, terhadap kesucian ‘Aisyah binti Abi BakrinRadhiyallahu ‘Anhuma dari tuduhan keji yang dialamatkan kepadanya. Tidak ada di antara ummat Nabi Shallallah ‘Alaihi Wasallam, yang mendapat pembelaan sangat banyak dalam Al Qur’an, selain Ummul Mukminin Radhiyallahu ‘Anha tersebut. Lalu atas semua ini, Syiah Rafidhah menjadikan sosok Aisyah Radhiyallahu ‘Anha sebagai sasaran caci-maki, laknat, dan kebencian.

Lalu di zaman modern ini, tiba-tiba muncul sosok “pahlawan” yang ingin mendamaikan Sunni dan Rafidhah. Masya Allah, seberapa kuat tangan, fisik, dan suara dia, untuk mendamaikan PERTEMPURAN AKIDAH yang abadi ini? Allah Ta’ala meridhai isteri Nabi dan para Shahabat; sementara Syiah Rafidhah mencaci-maki, menghina, dan melaknati mereka. Jelas kaum Ahlus Sunnah berdiri di bawah bendera Hizbullah (Keridhaan Allah); sedangkan Syiah Rafidhah berdiri di bawah keridhaan dan hidayah iblis laknatullah ‘alaih. Dan Hizbullah itulah yang pasti menang!

Wahai Ahlus Sunnah…Anda harus sadar sesadar-sadarnya, bahwa tidak ada yang sanggup mengalahkan Anda, melemahkan Anda, atau meruntuhkan Anda. Karena Anda berdiri di atas Al Haq. Anda berdiri di atas Syariat Islam yang suci, Kitabullah dan Sunnah yang mulia, Akidah Tauhid yang kokoh; serta Anda berdiri di atas Keridhaan Allah Ar Rahman, insya Allah wa bi idznihi. Tidak ada yang sanggup mengalahkan Anda, siapapun diri mereka; apakah Amerika, Inggris, NATO, nuklir Iran, jamaah Syiah Rafidhah seluruh dunia, dan seterusnya. Karena kita (Ahlus Sunnah) ditolong oleh Ar Rahmaan, lantaran selalu berpegang kepada Kesucian Syariat Islam, serta memuliakan Ahlul Bait Nabi semurni-murninya, tanpa mengkultuskan dan menodai hak-hak Uluhiyah dan Rubbubiyyah Allah Ta’ala.

Pegang selalu kemurnian akidah Ahlus Sunnah, dan jangan dilepaskan karena alasan apapun. Sekalipun kita mati, biarlah mati di bawah naungan bendera SUNNAH NABI Shallallah ‘Alaihi Wasallam. Jangan pernah lepaskan akidah ini, wahai Ahlus Sunnah. Karena akidah inilah yang akan menjadikan Islam tetap eksis di muka bumi; karena akidah inilah yang akan menjadikan Syariat Islam yang suci tetap terpelihara; karena akidah inilah yang akan menyatukan kita dengan barisan Sayyidul Mursalin, isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, para Shahabat, serta imam-imam Ahlus Sunnah sepanjang masa, hingga hari ini.

Jangan pernah dilepaskan, wahai Saudaraku. Bahkan bercita-citalah kalian untuk mati dalam rangka membela BENDERA RASULULLAH sampai titik darah terakhir! Adapun terhadap omongan eli-elit politik sesat, serta bajingan-bajingan moral, abaikan saja. Semua itu tak akan memberi madharat sedikit pun kepada Allah yang Maha Suci.

Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.


Penulis adalah pengarang buku “Bersikap Adil Kepada Wahabi”

12. Bahkan, Umat Kristen Suriah pun Benci Pada Pemerintah Syiah Bashar al-Assad.


UMAT Kristen Suriah menyatakan bahwa merreka sama sekali tidak mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad yang merupakan kaum Syiah di negara itu.

Perang yang sekarang melanda mereka sama sekali sangat mereka sesalkan, demikian menurut Bishara Rai dari Lebanon Maronit Christian Patriarch kepada AFP, Kamis.

“Saya katakan kepada orang-orang Barat yang mengatakan bahwa kami (orang Kristen) bersama dengan rakyat Suriah, bukan dengan rezim negara. Ada perbedaan besar di sini, ” kata Rai seminggu sebelum kedatangan Paus Benediktus XVI di Lebanon.

“Di Irak, ketika Saddam Hussein digulingkan, kami kehilangan satu juta orang Kristen,” katanya. “Kenapa? Bukan karena rezim itu jatuh, tetapi karena tidak ada otoritas yang mengatur semuanya.”

“Di Suriah, terjadi hal yang sama, orang Kristen tidak mendukung rezim tetapi mereka takut apa yang mungkin terjadi selanjutnya,” kata Rai.

Kristen di Suriah merupakan salah satu masyarakat Timur Tengah tertua, meskipun jumlah mereka hanya lima persen dari populasi negara yang berjumlah 22 juta.

13. Syiah Selalu Taqiyah.


SYIAH selalu tak pernah lepas dari taqiyah. Terutama di tempat dimana Syiah dilabeli sebagai aliran yang tidak diterima oleh masyarakat Islam.

Taqiyah termasuk akidah Syiah yang menyelisihi Islam. Akidah ini menempati kedudukan yang tinggi dalam agama mereka. Menurut mereka, para nabi dan rasul pun diperintahkan untuk melakukannya.

Ulama Syiah telah menjelaskan definisi taqiyah ini. al-Mufîd dalam Tash-hîhul I’tiqâd berkata: “Taqiyah adalah merahasiakan al-haq (keyakinan Syiah, red) dan menutupi diri dalam meyakininya, berkamuflase di hadapan para penentang (orang-orang yang berseberangan dalam keyakinan) dan tidak mengusik mereka dengan apa saja yang akan menyebabkan bahaya bagi agama dan dunia (orang-orang Syiah).”

Yusuf al-Bahrâni (tokoh Syiah abad 12 H) berkata, “Maksudnya menampakkan kesamaan sikap dengan para penentang dalam apa yang mereka yakini karena takut kepada mereka.”

Al-Khumaini berkata: “Taqiyah artinya seseorang mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan realita atau melakukan sesuatu yang berseberangan dengan aturan syariah guna menyelamatkan nyawa, kehormatan atau kekayaannya.”

Melalui tiga definisi taqiyah dari tiga Ulama besar Syiah dapat disimpulkan bahwa:
1. Makna taqiyah adalah seseorang menampakkan sesuatu yang berbeda dengan hatinya di hadapan orang lain
2. Dipraktekkan di hadapan para penentang mereka sehingga seluruh kaum Muslimin masuk dalam kategori ini (para penentang mereka).
3. Taqiyah dilakukan dalam urusan yang berkaitan dengan praktek agama orang-orang yang berseberangan dengan mereka
4. Taqiyah dilakukan karena rasa takut, ingin memelihara agama, jiwa dan harta.

Mustahil meminta orang Syiah di Indonesia untuk terang-terangan mengaku Syiah. Alasannya jelas, mereka menganut akidah Taqiyah. Jadi entah mengaku Syiah atau tidak, tampaknya sama saja.

Namun satu yang pasti, sepandai-pandai orang menyembunyikan kebencian, toh akan nampak juga kebencian itu. Isyarat perkataan dan perbuatan menjadi bukti tak terbantahkan.

14. Inilah Upaya Kaum Syiah Agar Diakui Oleh Mesir.


USAHA kaum Syiah agar diakui oleh konstitusi Mesir terus dilakukan. Kali ini kaum Syiah Mesir telah membentuk sebuah delegasi untuk melakukan dialog dengan Muhammad Mursi, Presiden Mesir dan menyampaikan keinginan para Syiah di negara ini, diantaranya seperti mengendalikan jaringan-jaringan Salafi. Menurut laporan Mursi tidak mengijinkan ajaran Syiah berkembang di Mesir.

Kantor berita Shabestan dengan menukil dari Bratha News melaporkan, Muhammad Ghanim, sumber dekat dengan para pemimpin Syiah Mesir mengabarkan tentang pertemuan antara para pemimpin dan penanggung jawab untukmembentuk sebuah delegasi Syiah dengan maksud untuk melakukan dialog dengan Muhammad Mursi, presiden Mesir dan menyampaikan keinginan para Syiah Mesir kepadanya.

Ghanim mengatakan, “Delegasi ini terdiri dari para pemimpin politik dan ilmuwan Syiah, diantaranya: Dr. Ad-Damardasy al-Aqali, ilmuwan dan pemimpin Syiah, Dr. Ahmad Rasim an-Nafis, ketua partai at-Tahrir, Dr. Shalih al-Wardani, cendekiawan Syiah, Muhammad Ghanim, ketua pergerakan Syiah Mesir, dan Dr. Abdulwali Nashr, pemimpin Syiah di Aswan.”

Ghanim menambahkan, “Para pemimpin ini telah sepakat dengan terbentuknya sebuah delegasi antara mereka untuk menyampaikan keinginan-keinginan para Syiah kepada Presiden Mesir. Pekan ini mereka akan mengirimkan perwakilan untuk menyampaikan keinginannya kepada Presiden.”

Ia menambahkan, “Setelah diputuskan rencana diselenggarakannya pertemuan dengan seluruh pemimpin Syiah dan pecinta Ahlibait, rencananya delegasi ini akan didirikan dengan tujuan untuk menyampaikan keinginan-keinginan Syiah Mesir dan masalah-masalah mereka, serta penyiksaan dan gangguan yang mereka hadapi dari para Salafi.”

Ia melanjutkan, “Dalam pertemuan ini akan ditulis daftar keinginan-keinginan para Syiah. Diantara keinginan-keinginan ini adalah dihentikannya pernyataan-pernyataan menghina dari Al-Azhar terhadap mazhab Syiah, pengendalian jaringan-jaringan Salafi dalam mengkafirkan Syiah dan menghentikan sebagiannya, serta menentukan penasehat untuk Al-Azhar dalam masalah Syiah.”

Ghanim juga menegaskan, “Syiah tidak pernah menghina, baik kepada Ahlisunnah maupun kepada para shabat. Ahmadi Nejad, Presiden Iran yang memilih penasehat untuk persoalan Ahlisunnah harus dijadikan teladan.”

“Para Syiah memiliki hak politik, termasuk didengarnya perkataan-perkataan mereka dalam Majelis Dasar Konstitusi, dan pengangkatan anggota dalam Majelis Dewan dan Rakyat sebagai permulaan untuk melegalitaskan Syiah,” tambah Ghanim.

15. Syiah di Balik Celana Cingkrang.


Oleh: Abu Husein At-Thuwailibi

DENGAN Nama Allah yang menjadikan Malaikat Jibril ‘Alaihissalam sebagai pengantar wahyu,dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Al-Habibul Mahbuub Rasulullah,Keluarga,serta para Sahabatnya,Shalawatullah Wa Salaamuhu ‘Alaihim.

Allaahumma Shalli Wa Sallim ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Aalihi Wa Shahbihi Ajma’iin….


Kalau kita mencermati Fiqhul Waqi’ (realita kekinian) yang tengah terjadi,niscaya akan kita saksikan betapa semakin gencarnya perang pemikiran di antara kaum muslimin,bersamaan dengan itu kita akan temukan adanya bau-bau bangkai para teroris yang senantiasa tak letih-letihnya meneror umat ini dengan berbagai propaganda,adu domba,dan fitnah yang tiada habis2nya.

Laa Haula Wala Quwwata Illa Billaah…..


Di antara adu domba dan propaganda itu adalah Fitnah “Celana Cingkrang”. Tidak jarang saya temukan di beberapa jejaring sosial banyak kalangan (baik individu maupun kelompok) yang habis-habisan mencaci maki dan menghujat orang-orang yang bercelana “cingkrang”.

Saya berpikir agak lama,dan mulai saya pelajari tentang apa dan siapa sebenarnya di balik fenomena adu domba dan fitnah ini…

Mari kita saling memberi pencerahan,Allahu A’lam Wal-’Ilmu ‘Indallah.


kenapa “Celana Cingkrang”?

“Celana Cingkrang” maksudnya adalah memakai kain,baik sarung,celana,atau jubah di atas mata kaki. Sebagian penduduk bumi menyebutnya dengan “celana cingkrang” atau “celana ngatung”. Oleh karena itu,seorang muslim yang memakai kain baik berupa sarung,celana,atau jubah melewati mata kaki,dalam istilah syari’at di sebut dengan ISBAL.


Lalu kenapa sebagian ummat Islam memakai “celana cingkrang” alias tidak Isbal?

Jawabannya,karena Nabi melarang Isbal.

Lalu mana dalilnya Rasulullah melarang Isbal?

1. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam Hadits yang di riwayatkan Imam Bukhori di no hadits 5450 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, “Apa saja yang melebihi dua mata kaki baik berupa kain sarung atau celana maka tempatnya di neraka.”

Lalu apa lagi dalilnya?

2. Di dalam Kitab Shahih Muslim No 2086 di riwayatkan bahwa ‘Abdullah putranya ‘Umar Bin Khathab berkata,”Aku melewati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kain sarungku menjulur ke bawah melewati mata kaki,lalu Beliau bersabda “Wahai Abdullah,naikkan kain sarungmu.”

Maka aku pun menaikannya.

Lalu Beliau bersabda lagi,“Tambahkan.”

Maka aku naikkan lagi dan aku senantiasa menjaganya setelah itu. (Hadits Riwayat Imam Muslim)

Lalu apalagi dalil yang melarang Isbal? Sebenarnya masih banyak,tapi saya akhiri dengan Riwayat ini:

3. Amr bin Muhajir Rahimahiullah pernah berkata,“Jubah-jubah ‘Umar bin Abdul Aziz serta pakaian-pakaiannya senantiasa menjulur hingga antara mata kaki dan tali sandalnya,maksudanya tidak melewati mata kaki”.


LALU APAKAH BERDOSA DAN MASUK NERAKA ORANG YANG PAKEK CELANA ATAU KAIN MELEWATI MATA KAKI?

Jawabannya adalah:

Pertama: Allahu A’lam,hanya Allah yang maha tahu.

Kedua: Kalau menuruti zhohir hadit-hadist di atas maka ya ancamannya adalah neraka,dan memang sangat jelas Nabi melarang Isbal (yakni mengenakan kain melewati mata kaki).

Ketiga: para ‘Ulama ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) berselisih pendapat tentang hukumnya,karena selain hadits-hadist yang saya sebutkan tadi,ada juga Hadits2 shahih yang melarang Isbal karena kesombongan.artinya,ada hadits-hadist yang melarang Isbal karena disertai kesombongan sehingga ‘Ulama berbeda pendapat tentang hukum Isbal bukan karena sombong.

JADI mudahnya begini: Para ‘Ulama ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah) SEPAKAT bahwa Isbal (mengenakan kain lewat mata kaki) di sertai KESOMBONGAN adalah HARAM dan Dosa besar. Tapi yang di perselisihkan adalah Isbal KALAU TIDAK SOMBONG. Nah ini titik ikhtilaf (perselisihan Ilmiah) di antara para ‘Ulama.

1>>Imam Syafi’i,Imam Abu Hanifah,dan Imam An-Nawawi berpendapat HARAM Jika sombong,dan tidak haram kalau tidak sombong.

[bisa di lihat dalam kitab Aadabusy-Syar'iyyah,kitab Al-Majmuu',dan Kitab Syarah Shahih Muslim]

2>>Imam Ibnu Qudamah dari Mazhab Hanbali dan Imam Ibnu Abdil Barr dari Mazhab Maliki berpendapat MAKRUH.

[Bisa di lihat dalam kitab Al-Mughni dan Kitab At-Tahmid]

3>>Imam Ibnul ‘Arabi dan Imam Al-Qarafi (dua-duanya dari Mazhab Maliki) serta Imam Ash-Shan’ani berpendapat HARAM secara Mutlaq.

[Bisa di lihat dalam Kitab Aridhatul-Ahwadzi dan Kitab Istifaa-ul Aqwal Fii Tahriimil-Isbali 'Alarrijaal]

4>>Imam Ibnu Taimiyah dan beberapa ‘Ulama Saudi Arabia seperti Syaikh Sulaiman Al-Majid dan Syaikh Abdul Karim Barjas (Guru Syaikh ‘Utsaimin) berpendapat Isbal itu BOLEH,tidak Haram Jika Tidak di sertai kesombongan.

[Bisa di lihat dalam Kitab Syarhul-'Umdah hal 361 sampai 362].

Bahkan Mufti Arab Saudi saat ini yakni Syaikh Abdul ‘Aziz Alu Syaikh -Hafizahullah- kalau tidak salah juga mengenakan Jubah dalam keadaan Isbal,yakni melewati mata kakinya.

-Allahu A’lam-.


Intinya,mengenakan kain di atas mata kaki adalah murni PERINTAH NABI Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Barangsiapa yang melaksanakannya maka ia telah tunduk kepada perintah Nabi dan barangsiapa yang mencelanya maka ia ingkar terhadap Hadit Nabi.

Kesimpulannya,”Celana Cingkrang” adalah perintah Nabi yang sangat jelas dalam Hadits-hadist Shahih.Adapun mengenai hukum celana Isbal (melewati mata kaki) maka tidak bisa dielakkan bahwa Ulama berselisih pendapat tentangnya dan mereka memiliki dalil dan istinbath hukum yang masing-masing kuat.

Adapun pribadi saya (Abu Husein At-Thuwailibi) berpendapat MAKRUH, sebagaimana pendapat Imam kami Imam Syafi’i. Imam Syafi’i berpendapat bahwa Isbal itu MAKRUH hukumnya,dan beliau sendiri selalu bergamis dalam keadaan di atas mata kaki alias “Cingkrang”.akan tetapi saya tidak mencela dan menghukumi haram bagi seorang Muslim yang Isbal,saya tidak menghukuminya masuk neraka.Saya pribadi cenderung berhati-hati untuk tidak memakai celana di bawah mata kaki karena adanya larangan dari Rasulullah,namun saya tidak berani menghukumi masuk neraka saudara2 saya yang memakai celana melewati mata kaki.

Sikap seorang Muslim dalam hal ini adalah: Bagi yang memakai celana di atas mata kaki alias “cingkrang” maka itu lebih dekat dengan Taqwa bila anda meniatkannya untuk meneladani Baginda yang mulia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,akan tetapi tidak layak bagi anda untuk mencela dan menghakimi saudara anda yang celananya tidak “cingkrang”.

Demikian pula bagi anda yang celananya tidak cingkrang sebaiknya anda tidak bermudah-mudahan dalam hal ini dan mengikuti Rasulullah itu lebih baik, bila anda memilih tidak cingkrang maka tidak layak bagi anda mencela dan mengolok-olok saudara-saudara Anda kaum Muslimin yang bercelana “Cingkrang”.karena bila anda mencelanya,maka sejatinya anda mencela Rasulullah Utusan Allah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.dan mencela Sunnah2 Rasulullah hukumnya KAAFIRR menurut Ijma’ Seluruh ‘Ulama.

Melaksanakan Sunnah Nabi seraya merendahkan hati itu lebih baik, daripada memvonis orang lain seraya menganggap diri yang paling suci.

LALU,SIAPA PARA PENCELA DAN PENYESAT UMMAT YANG BERGENTAYANGAN DI BALIK PROPAGANDA DAN FITNAH “CELANA CINGKRANG” INI?

Jawabannya adalah: Mereka adalah orang2 Syi’ah Rafidhah!


Kenapa Syi’ah Rafidhah?

Bila anda menjumpai pihak yang mencela,menghina dan merendahkan orang2 yang bercelana “cingkrang” maka ketahuilah bahwa dia tidak keluar dari 2 kelompok makhluq ini:
1. Dia adalah orang jahil,yakni orang yang bodoh dan belum memahami agama dengan baik,untuk orang seperti ini maka harus di bimbing dan di sampaikan ilmu padanya.
2. Dia adalah Syi’ah Rafidhah. Aliran SESAT dan MENYESATKAN yang di vonis KAAFIRR oleh para ‘Ulama ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah).


Kenapa Syi’ah Rafidhah sangat benci dengan “Celana Cingkrang”?

PERTAMA: Hadits-hadist Rasulullah tentang larangan Isbal kebanyakan di riwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim.sedangkan Syi’ah Rasfidhah sangat benci dengan Imam Bukhori Muslim dan tidak menerima Riwayat2 Imam Bukhori Muslim kecuali yang sesuai dengan hawa nafsu mereka.

KEDUA: Hadits2 tentang larangan Isbal di antaranya datang dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu,seorang Sahabat Nabi yang mulia yang sangat di benci oleh Syi’ah Rafidhah,karena Syi’ah Rafidhah mengkafirkan Abu Hurairah,salah seorang Sahabat mulia yang paling banyak meriwayatkan Hadits Nabi.dan juga karena Syi’ah Rafidhah menganggap bahwa Abu Hurairah adalah manusia terkutuk bayaran Mu’awiyah Bin Abi Sufyan.

KETIGA: Kisah terkenal dari Umar Bin Khathab Radhiyallahu’anhu yang di riwayatkan Imam Bukhari dalam Kitab Shahihnya dari Amr Bin Maimun.

Suatu hari ketika Sayyidina ‘Umar menjelang wafatnya saat di tikam oleh Abu Lu’lu’ah Al-Majusi,beliau sakit parah sampai tiga hari,lalu datanglah seorang Tabib untuk memeriksa keadaan beliau,lalu sang tabib meminumkan secangkir susu ke mulut ‘Umar Radhiyallahu’anhu,akan tetapi susu itu justru tumpah lewat luka tikaman si anjing Majusi Abu Lu’lu’ah Al-Mal’un itu.lalu sang Tabib memprediksikan bahwa keadaan beliau sudah tidak lama lagi.sehingga datanglah kaum muslimin untuk menyalami ‘Umar dan mengucapkan salam dan do’a untuk beliau.dan di antara orang-orang itu ada seorang pemuda yang datang mencium ‘Umar dan berkata,

“Bergembiralah wahai Amirul-Mukminin dengan kabar gembira dari Allah, karena menjadi sahabat Rasulullah dan jasa baikmu dalam Islam yang telah engkau ketahui. Kemudian engkau memegang kepemimpinan dan engkau berbuat adil serta meraih mati syahid”.

‘Umar berkomentar,”Aku berharap itu cukup.Tidak menjadi bebanku atau menjadi milikku.”

Saat pemuda itu berbalik untuk keluar,dan ‘Umar melihat pakaian pemuda itu melewati mata kaki,beliau pun dengan nada rendah dan sangat lemah menyuruh orang2 yang di sekitarnya,”Panggil kembali pemuda itu,panggil kembali pemuda itu”.

Ketika pemuda itu datang maka ‘Umar menasihati pemuda itu dengan berkata,”Wahai pemuda,Angkatlah pakaianmu.itu lebih dekat kepada Taqwa,mensucikan hatimu dan membersihkan pakaianmu”.

Lalu pemuda itu mengatakan,”Jazaakallahu Khairan Yaa Amiral-Mukminiin…”

[Kisah ini terjadi saat 'Umar Bin Khathab Radhiyallahu'anhu dalam keadaan sekarat setelah di tikam oleh Tokoh Syi'ah Abu Lu'lu'ah Al-Majusi.

Di Riwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Shahihnya di Bab Manaaqibush-Shahabah dari Amr Bin Maimun]

Inilah sebab berikutnya mengapa Syi’ah Rafidhah sangat membenci “Celana Cingkrang” dan bahkan sering menghina serta mengolok-olok “celana cingkrang”,karena di samping “celana cingkrang” itu perintah Rasulullah,ia juga merupakan perintah ‘Umar Bin Khathab Radhiyallahu’anhu,Sahabat mulia Rasulullah yang berhasil menaklukkan Imperium Persia Majusi. Dan sudah sangat kita maklumi bahwa Syi’ah Rafidhah SANGAT MEMBENCI Sayyidina ‘Umar Bin Khathab dan bahkan mengkafirkannya. Oleh karena itu mereka menolak Hadits-hadist Nabi dan riwayat Tentang Larangan Isbal karena yang meriwayatkannya di antaranya adalah Sahabat-sahabat Mulia yang sangat dibenci oleh Syi’ah Rafidhah yaitu Abu Hurairah dan ‘Umar Bin Khathab Radhiyallahu’anhuma.

Oleh karena itu,hanya orang-orang Syi’ah Rafidhah yang anti dan sangat benci dengan “Celana Cingkrang” bahkan mereka mengidentikkan bahwa “celana cingkrang” adalah “Teroris”.Tujuannya agar Ummat menjauhi Sunnah Rasulullah dan Sunnah para Sahabat.

Adapun Kaum Muslimin,mereka ada yang bercelana cingkrang dan ada pula yang tidak…

Akan tetapi mereka2 yang tidak bercelana cingkrang tidak mencela dan menghina “Celana Cingkrang” karena mereka tau betul bahwa itu adalah Sunnah Nabinya yang mulia. Mereka (Kaum Muslimin) hanya berselisih pendapat tentang hukumnya tapi tidak mencela dan menghujatnya,tentu berbeda dengan SYI’AH RAFIDHAH yang sangat benci dengan Sunnah Nabi dan anti dengan Sahabat Nabi.

Oleh karena itu WASPADALAH!

Allahu A’lam. []


16. Hakikat Sang Yahudi Pendiri Syiah.


LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) yang dipimpin H. Amin Jamaludin menyusun sebuah buku berjudul “Mengapa Kita Menolak Syi’ah.” Buku ini berisi tentang kumpulan makalah yang menyoroti kesesatan Syi’ah yang disampaikan di Aula Masjid Istiqlal tahun 1997, di antara para tokoh Islam yang menyampaikan makalah tersebut adalah Drs. K.H. Moh. Dawam Anwar, K.H. Irfan Zidniy, M.A, K.H. Thohir Al Kaff, Drs. Nabhan Husein, K.H. Abdul Latief Muchtar, M.A, DR. M. Hidayat Nur Wahid dan Syu’bah Asa.

Buku yang diberi pengantar oleh K.H. Hasan Basri sebagai ketua umum MUI pada waktu itu merupakan sebuah bukti bahwa kesesatan Syi’ah telah menjadi perhatian para cendekiawan muslim sejak lama. Selain ketua umum MUI, tokoh-tokoh dari berbagai ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad, DDII dan yang lainnya ikut memberikan pengantar dalam buku tersebut.

Buku ini seharusnya menjadi salah satu rujukan bagi kaum muslimin dan para ulama yang memiliki peran penting di tengah umat Islam, agar kita tak berselisih lagi mengenai kesesatan Syi’ah dan membendung agresifitas penyebarannya di berbagai daerah.

Salah satu tulisan atau makalah menarik yang disajikan dalam buku tersebut adalah makalah berjudul “Siapa Abdullah bin Saba’” yang menjelaskan sosok Abdullah bin Saba’ sekaligus mengungkap mengapa Syi’ah berusaha menghapus figur Abdullah bin Saba’ dari panggung sejarah. Berikut ini adalah kutipan lengkapnya.

Ada sebuah buku yang berjudul “Abdullah bin Saba’ Benih Perpecahan Ummat” yang ditulis oleh M. Hashem dan diterbitkan oleh YAPI, Bandar Lampung.

Buku tersebut telah beredar dan laku keras, pada dasarnya sesungguhnyalah isi buku tersebut merupakan saduran dari buku yang berjudul “Abdullah bin Saba’” yang ditulis oleh Murtadha Al Askari, seorang imam Syi’ah yang bermukim di Irak.


Siapakah Abdullah bin Saba’?

Abdullah bin Saba’ adalah seorang Yahudi berasal dari Shan’a, Yaman yang datang ke Madinah kemudian berpura-pura setia kepada Islam pada masa Khilafah Utsman bin Affan R.A. padahal dialah yang sesungguhnya mempelopori kudeta berdarah dan melakukan pembunuhan kepada khalifah Utsman bin Affan, dialah juga pencetus aliran Syi’ah yang kemudian mengkultuskan Ali bin Abi Thalib R.A.

Di antara isu-isu yang disebarkan oleh Abdullah bin Saba’ untuk memecah belah Umat Islam pada saat itu antara lain:
1. Bahwa Ali bin Abi Thalib R.A telah menerima wasiat sebagai pengganti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (An Naubakhti , firaq As Syi’ah, hal. 44)
2. Bahwa Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan R.A. adalah orang-orang zhalim, karena telah merampas hak khilafah Ali R.A. setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat Islam saat itu yang membai’at ketiga khilafah tersebut dinyatakan kafir. (An Naubakhti, op cit, hal. 44)
3. Bahwa Ali bin Abi Thalib adalah pencipta semua mahluk dan pemberi rezeki. (Ibnu Badran, Tahdzib al Tarikh al Dimasyq, Juz VII, hal. 430)
4. Bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan kembali lagi ke dunia sebelum hari kiamat, sebagaimana kepercayaan akan kembalinya Nabi Isa A.S. (Ibnu Badran, op cit, juz VIII, hal. 428)
5. Bahwa Ali R.A. tidak mati, melainkan tetap hidup di angkasa. Petir adalah suaranya ketika marah dan kilat adalah cemetinya. (Abd. Al Thahir Ibnu Muhammad Al Baghdadi, Al Firaq Baina Al Firaq, hal. 234)
Bahwa ruh Al Quds berinkarnasi ke dalam diri para Imam Syi’ah . (Al Bad’u wa Al Tarikh, juz V, hal. 129, th 1996)
6. Dan lain-lain

Dapat ditambahkan pula bahwa Abu Muhammad al Hasan Ibnu Musa An Naubakhti , seorang ulama Syi’ah yang terkemuka, di dalam bukunya “Firaq As Syi’ah” hal. 41-42 mengatakan bahwa Ali R.A. pernah hendak membunuh Abdullah bin Saba’ karena fitnah dan kebohongan yang disebarkan, yakni menganggap Ali sebagai tuhan dan mengaku dirinya sebagai Nabi, akan tetapi tidak jadi karena tidak ada yang setuju.

Lalu sebagai gantinya Abdullah bin Saba’ dibuang ke Mada’in, ibu kota Iran di masa itu.


Apa Persoalannya?

M. Hashem di dalam bukunya tersebut mencoba untuk menghilangkan figur Abdullah bin Saba’ dari panggung sejarah, alasannya:
1. Seluruh berita tentang Abdullah bin Saba’ yang ditulis dalam buku-buku sejarah baik oleh Ibnu Katsir, Ibnu Atsi, Ahmad Amin, Nicholson, Wehausen maupun yang lainnya, mengutip dari buku sejarah tulisan Ath Thabari.
2. Sedangkan Ath Thabari memperoleh berita tentang Abdullah bin Saba’ melalui jalur Saif bin Umar At Tamimi.
3. Padahal Saif bin Umar At Tamimi dikenal sebagai perawi yang lemah, suka berdusta dan tidak bisa dipercaya. Demikian menurut ahli-ahli hadits seperti Ibnu Hajar, Ibnu Hibban, Al Hakim, nasa’i dan lain-lain.

Oleh karena itu kata M. Hasem berita tentang Abdullah bin Saba’ yang ditulis dalam buku sejarah dengan mengambil sumber buku Ath Thabari tak dapat dipercaya, karena dalam setiap jalur riwayat (sanad) yang diambil oleh Ath Thabari terdapat Saif bin Umar At Tamimi. Begitu kata M. Hashem (lihat skema hal. 81). Hanya dengan alasan itu saja M. Hashem menyimpulkan bahwa yang disebut Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif yang tidak pernah ada.

Buku tersebut ternyata ada juga pengaruhnya di kalangan intelektual (yang tidak berpendirian) seperti mendiang Nurcholis Majid (Tempo, 19 Desember 1987, hal. 102) atau yang serupa dengannya dan mereka yang tidak mempunyai pengetahuan tentang sejarah Islam.

Sebenarnya yang mengatakan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif, sudah agak lama juga muncul. Pendapat tersebut dipelopori oleh orientalis dan dikembangkan oleh Murtadah Al Askari, seorang tokoh Syi’ah pertengahan abad XX yang berasal dari Iraq.

Kemudian diikuti oleh; Dr. Kamal Asy-Syibi, Dr. Ali Al-Wardi (keduanya murid orientalis dari Iraq). Dr. Thaha Husein, Dr. Muhammad Kamil Husein, Thalib Al Husein, Al Rifa’i (murid-murid orientalis dari mesir), Muhammad Jawad Al mughniyah, Dr. Abdullah Fayyah (murid-murid orientalis dari Libanon).


Bagaimana Sebenarnya?

Saif bin Umar At Tamimi memang dinyatakan lemah dan tidak dapat dipercaya oleh ulama hadits, tapi dalam masalah yang ada hubungannya dengan hukum Syari’ah, bukan dalam bidang sejarah.

Berita tentang adanya Abdullah bin Saba’ tidak hanya melalui jalur Saif bin Umar At Tamimi saja. Malah Abu Amr Muhammad ibnu Umar Al izz Al Kasyi (imam hadits dari kalangan Syi’ah sendiri) meriwayatkan Abdullah bin Saba’ melalui 7 jalur, tanpa melalui Saif bin Umar At tamimi yang dianggap lemah itu. Yaitu dari:
1. Dari Muhammad ibnu Kuluwaihi Al Qummy dari Sa’ad ibnu Abdullah ibnu Abi Khalaf, dari Abdurrahman ibnu Sinan, dari Abdu Ja’far A.S. (Rijal Al Kasyi, hal. 107).
2. Dari Muhammad ibnu Kuluwaihi, dari Sa’ad ibnu Abdillah dari Ya’qub ibnu Yazid dan Muhammad ibnu Isa, dari Abu Umair, dari Hisyam Ibnu Salim dari Abu Abdillah A.S. (Rijal Al Kasyi, hal. 107).
3. Dari Muhammad ibnu Kuluwaihi, dari Sa’ad ibnu Abdillah dari Ya’qub ibnu Yazid dan Muhammad ibnu Isa dari Ali ibnu Mahzibad, dari Fudhallah ibnu Ayyud Al Azdi, dari Aban ibnu Utsman dari Abu Abdillah A.S. (Rijal Al Kasyi, hal. 107).
4. Dari Ya’qub ibnu Yazid, dari Ibnu Abi Umair dan Ahmad ibnu Muhammad ibnu Isa dari Ayahnya dan Husein Ibnu Sa’id, dari Ibnu Abi Umair, dari Hisyam ibnu Salim, dari Abu Hamzah Ats Tsumali, dari Ali ibnu Husein. (Rijal Al Kasyi, hal. 108).
5. Dari Sa’ad ibnu Abdillah, dari Muhammad ibnu Khalid Ath Thayalisi, dari Abdurrahman ibnu Abi Najras, dari Ibnu Sinan, dari Abu Abdillah A.S. (Rijal Al Kasyi, hal. 108).
6. Dari Muhammad ibnu Al Hasan, dari Muhammad Al Hasan Ash Shafadi, dari Muhammad ibnu Isa, dari Qasim ibnu Yahya, dari kakeknya Al Hasan ibnu Rasyid, dari Abi Bashir, dari Abu Abdillah A.S. (Al Shaduq, Ila Al Syara’i’I, cetakan ke II, hal. 344).
7. Dari Sa’ad ibnu Abdillah, dari Muhammad Isa ibnu Ubaid Al Yaqthumi, dari Al Qasim ibnu Yahya, dari kakeknya Al Hasan Ibnu Rasyid, dari Abi Bashir dan Muhammad ibnu Muslim, dari Abi Abdillah A.S. (Ash Shaduq, Al Khisal, cetakan tahun 1389 H, hal. 628).

Demikian dari kalangan Syi’ah sendiri.

Adapun dari kalangan Sunni, Al Hafiz Ibnu Hajar Al Asqalani di dalam bukunya “lisan al mizan” (jilid III, hal. 289-290, cetakan I, tahun 1330 H) meriwayatkan tentang Abdullah bin Saba’ melalui enam jalur yang juga tanpa melalui jalur Saif bin Umar At Tamimi. Yaitu:
1. Dari Amr ibnu Marzuq, dari Syu’bah, dari Salamah ibnu Kuhail, dari Zaid ibnu Wahab, dari Ali bin Abi Thalib R.A.
2. Dari Abu Ya’la Al Muslihi, dari Abu Kuraib, dari Muhammad ibnu Al Hasan Al Aswad, dari Harun ibnu Shahih, dari Al Harits ibnu Abdirrahman, dari Abu Al Jallas, dari Ali bin Abi Thalib. R.A.
3. Dari Abu Ishaq al Fazari ibnu Syu’bah, dari Salamah ibnu Kuhail, dari Abu Zara’i’i dari Yazid ibnu Wahab.
4. Dari Al Isyari dan Al Alka’i dari Ibrahim, dari Ali. R.A.
5. Dari Muhammad ibnu ‘Utsman Abi Syaiban, dari Muhammad ibnu Al Ala’i, dari Abu Bakar Ayyash, dari Mujalid, dari Asy Sya’bi.
6. Dari Abu Nu’aim, dari Ummu Musa (Yusuf Al Kandahlawai, hayatus shahabah).

Berdasarkan 13 riwayat yang tidak melalui Saif bin Umar At Tamimi ini (baik dari ulama Syi’ah maupun ulama Sunni), maka alasan mereka yang hendak menghilangkan figur Abdullah bin Saba’ dari panggung sejarah tidak dapat dipertahankan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mereka terlalu ceroboh dalam melakukan penelitian dan tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, ataukah memang mereka mempunyai maksud-maksud tertentu.


Apa Maksud Mereka?

Apa sebenarnya maksud yang terkandung pada diri mereka dalam menghilangkan figur Abdullah bin Saba’ dari panggung sejarah, dapatlah kita analisa.

1. Golongan Syi’ah berkeyakinan bahwa Syi’ah telah muncul semenjak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tetapi kenyataan sejarah tidak dapat kita pungkiri bahwa Abdullah bin Saba’-lah pelopornya. Oleh karena itu dengan menghilangkan figur Abdullah bin Saba’ mereka berharap bisa diterima sebagai salah satu mazhab dalam Islam yang tidak ada kaitannya dengan Yahudi. 
2. Mendukung gerakan tasykik untuk membingungkan umat Islam dengan cara memutar balikkan fakta sejarah, sehingga umat dialihkan dari apa yang seharusnya mereka kerjakan dan lupa akan kelicikan musuh-musuh Islam.
3. Menjauhkan umat Islam dari ulama dan pemimpinnya, serta menghilangkan kepercayaan kepada generasi pertama yaitu generasi sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seharusny merupakan contoh dan panutan.
4. Menempatkan tokoh-tokoh Syi’ah dan apa yang disebut “pembaru” lainnya, setaraf dengan ulama salaf terdahulu.

Lebih dari itu apa pun yang mereka tuju, yang jelas pemikiran seperti itu telah dipelopori oleh kaum orientalis. Apakah mereka memang bagian dari kaki tangan orientalis, ataukah mereka korban tipu daya orientalis? Boleh jadi mereka adalah generasi baru Abdullah bin Saba’. Mari kita buktikan.

(Lppi-Makassar/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: