Bagaimana Reaksi Imam Khomeini ra Saat Mendengar Kabar Syahadah Haj Agha Mostafa?
Pagi sekali, sekitar pukul lima saya masih tidur. Saya membuka mata ketika kaki saya digoyang-goyang dan melihat Imam Khomeini sedang mengatakan:
"Bangun dan pergilah ke rumah Mostafa, aku pikir Masomah Khanum (istri Mostafa) sekarang sedang sedih."
Karena dia memang sakit dan malam sebelumnya pergi ke dokter, saya secepatnya pergi ke sana. Saya melihat sebuah taksi berada di samping rumahnya (almarhum Haj Agha Mostafa). Ketika saya masuk ke dalam rumahnya, saya melihat tiga orang lelaki antara lain; Agha Doai, seorang warga Afghanistan yang belajar di sana dan satu orang laki-laki lainnya. Ketika saya menuju tingkat bagian atas rumahnya saya melihat bagian punggung dan kaki saudara saya ini dibopong dan dibawa ke tingkat rumah bagian bawah melalui tangga. Saya memegang jidatnya dan masih panas. Kami membawanya ke dalam taksi, tapi seakan-akan saat itu juga ada seseorang yang mengatakan kepadaku bahwa dia telah meninggal dunia.
Saya memangku dan memeluknya dan pergi ke rumah sakit. Dokter memeriksanya dan mengatakan, "Sayang sekali, dia telah meninggal dunia." Saya kembali ke rumah. Saya tidak tahu bagaimana apa yang harus saya katakan kepada Imam Khomeini. Pada akhirnya saya harus menyampaikan masalah ini kepada beliau. Di bagian luar rumah Imam Khomeini ada sebuah ruangan tempat orang-orang menemui beliau. Saya pergi ke sana dan mengutus dua orang untuk menyampaikan kepada Imam Khomeini bahwa kondisi Haj Agha Mosthafa sudah kritis dan dia sudah dibawa ke rumah sakit. Keduanya pergi menemui Imam Khomeini dan menyampaikan masalah ini. Imam Khomeini berkata:
"Katakan, Ahmad agar datang ke sini."
Saya menemui Imam Khomeini dan beliau berkata:
"Aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Mostafa."
Saya sangat sedih. Saya keluar dan kepada Agha Rezvani saya mengatakan, "Beliau mengatakan demikian. Sebaiknya kita katakan kepada beliau bahwa dokter melarang untuk menjenguk Haj Agha Mostafa. Setidaknya Imam Khomeini terlambat tahu masalah ini."
Sudah sepakat bahwa Agha Rezvani yang akan menyampaikan masalah ini kepada Imam Khomeini. Mereka sendiri juga takut menyampaikan masalah ini. Saya berada di tingkat bagian atas rumah. Ada sebuah jendela dan Imam melihatku dari sana. Beliau memanggilku seraya berkata, "Ahmad". Saya menemui beliau dan berkata:
"Mostafa telah meninggal dunia?"
Saya juga saya sedih dan menangis. Tapi saya tidak mengatakan apa-apa. Imam Khomeini duduk dan kedua tangannya berada di atas lututnya. Beliau menggerak-gerakkan jari-jarinya beberapa kali dan berkata sebanyak tiga kali:
"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un"
Inilah satu-satunya reaksi Imam Khomeini. Beliau tidak menunjukkan reaksi apapun yang lain.
Dikutip dari penuturan almarhum Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini, anak Imam Khomeini ra.
Sumber: Pa be Pa-ye Aftab; Gofteh-ha va Nagofteh-ha az Zendegi Imam Khomeini ra, 1387, cetakan 6, Moasseseh Nashr-e Panjereh.
(IRIB-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email