shamsi ali. (Foto: Merdeka.com/Sri Wiyanti)
Imam besar Islamic Centre di Kota New York, Amerika Serikat asal Indonesia, Shamsi Ali memaparkan pandangannya terhadap fenomena kelompok Negara Islam untuk Irak dan Syam (ISIS). Menurutnya ekstremis itu mirip Al Qaidah saat di bawah komando Usamah Bin Ladin. Keduanya memiliki esensi sama yakni bentukan Amerika Serikat.
Ali bilang Al Qaidah terbentuk dan hadir di Afghanistan didukung oleh Amerika melalui Arab Saudi untuk melawan Uni Soviet di Afghanistan. "Jadi yang mendanai, yang berikan senjata itu kan Amerika. Tapi kemudian, apa yang dituntut oleh Bin Ladin tidak dipenuhi oleh Amerika," papar Ali.
Salah satu tuntutan Bin Ladin yakni Amerika bisa mendekati bahkan menekan Saudi untuk membuka akses politik bagi dia dan keluarganya. Hal ini sulit dilakukan sebab Saudi merupakan negara kerajaan.
"Tidak mungkin keturunan Yaman bisa memiliki kesempatan politik di Saudi Arabia. Bin Ladin itu keturunan Yaman, bukan asli orang Saudi walaupun kaya raya," imbuh Ali.
Namun, Amerika tidak memenuhi tuntutan tersebut. Merasa dikhianati Al Qaidah menjadikan Amerika target utama aksi terorisme mereka.
"ISIS juga demikian. ISIS itu terbentuk sesungguhnya adalah karena ada kekhawatiran pemerintah Irak yang baru yang bermazhab Syiah atau beragama Syiah itu didukung oleh Iran, maka perlu dibentuk kelompok untuk mengimbangi itu," tutur Ali. ISIS juga dipakai ketika hendak menurunkan Presiden Suriah Basyar al Assad. Menurut Ali dana dan senjata yang digunakan ekstremis itu dipasok dari negara-negara yang memiliki pabrik senjata.
"Memangnya ISIS punya pabrik duit disana? Memangnya mereka punya pabrik senjata disana. Darimana senjata mereka, kan tidak mungkin kalau tidak dari Barat kan, tidak mungkin kalau tidak dari negara yang memiliki pemasok senjata kesana kan," tutur Ali.
Ali mengingatkan setiap muslim untuk berhati-hati terhadap fenomena ISIS yang berdalih membentuk kekhalifahan baru di dunia. "Itu adalah perangkap inteligen yang sangat berbahaya. Setiap fenomena yang terjadi di dunia ini harus betul-betuk kita jeli dan membuka mata apa sesungguhnya di balik semua itu," tegas Ali.
Untuk fenomena ISIS, Ali berani menegaskan ISIS adalah musuh umat Nabi Muhammad SAW. Selain lantaran ISIS menghancurkan pandangan positif tentang Islam yang sudah bertahun-tahun dibangun di Amerika, ISIS juga membunuh tawanan-tawanan meski tawanan sesama muslim.
"Saya berani mengatakan bahwa mereka itu adalah musuh Islam. Yang terakhir kan yang dibunuh adalah orang-orang Islam sendiri. Orang amerika yang masuk Islam, namanya Peter Kassig itu dibunuh," ujar Ali.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email