Pengungsi Palestina di Yarmouk Damaskus
Sebagian besar anggota militan ISIS telah menarik diri dari kamp pengungsi Palestina di Yarmouk, pinggiran Damaskus, Suriah, setelah mengusir militan yang menjadi saingan utama mereka pada Rabu 15 April 2015.
Mundurnya ISIS dari Yarmouk menjadikan sempalan al-Qaidah, Front al-Nusra sebagai kelompok militan utama yang berada di dalam kamp tersebut.
*****
ISIS Menyerbu, Adakah yang Peduli Pengungsi Yarmouk?
Kamp Yarmouk tadinya adalah rumah bagi sekitar 160 ribu warga Palestina sebelum konflik Suriah meletus pada 2011 (Foto: Reuters)
Yarmouk kembali menjadi pusat perhatian dunia. Pasalnya Yarmouk menjadi ajang rebutan kelompok radikal Islam ISIS, kelompok radikal Fron al-Nusra, dan pemberontak lain untuk menjadi akses menuju pusat pemerintahan Bashar al-Assad di Damaskus.
Akibatnya, kamp Yarmouk yang tadinya menjadi rumah bagi sekitar 160 ribu pengungsi asal Palestina, kini menjadi ancaman bagi pengungsi sebelum konflik Suriah meletus pada 2011. Mereka yang berada di sana adalah pengungsi dari perang saat berdirinya negara Israel pada 1948.
PBB dan pejabat Suriah mengatakan, sebelum ISIS menyerbu Yarmouk, sekitar 18 ribu pengungsi masih berada di kamp.
Berdasarkan keterangan pemerintah Suriah, kini hanya tinggal 6000 pengungsi Palestina yang masih berada di kamp Yarmouk yang berada di di Damaskus.
Para pekerjan bantuan kemanusiaan mengatakan masuknya ISIS membuat situasi yang sudah buruk makin menjadi.
Pierre Krahenbuhl, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan dalam konferensi pers pada akhir kunjungannya ke Damaskus, Selasa 14 April 2015, bahwa pekerjaan bantuan sekarang difokuskan pada upaya untuk membantu mereka yang telah melarikan diri dari kamp.
“Kami harus beradaptasi dengan realitas yang kami temukan di lapangan… sekarang kami berfokus untuk membantu orang-orang yang keluar, yang benar-benar merupakan perhatian utama kami,” katanya.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan pekan lalu bahwa para pengungsi harus berada di antara kecamuk perang yang bagai pedang bermata dua antara kelompok radikal melawan kelompok radikal dan kelompok radikal melawan tentara Suriah.
Krahenbuhl. mengatakan, keadaan menjadi semakin sulit, tatkala badan PBB menekan pemerintah Suriah untuk menyalurkan bantuan bagi pengungsi, meskipun Suriah memberi akses kemanusiaan ke kamp.
“Ada pemahaman yang baik di sisi Suriah untuk akses lebih. Kami akan menuntut akses lebih,” ujar Krahenbuhl.
*****
Sumber dari warga setempat dan pejabat Palestina menyatakan ratusan anggota ISIS ditarik kembali ke markas mereka di distrik Hajar al-Aswad, tempat mereka meluncurkan serangan pada awal bulan ini.
“Sebagian besar dari mereka telah ditarik untuk bertempur dengan lawan mereka,” kata seorang warga bernama Abu Ahmad Hawari.
Di samping berusaha untuk menguasai kamp Yarmouk, ISIS juga berusaha untuk mengalahkan saingan mereka, kelompok militan Aknaf al-Maqdis, yang memiliki ideologi yang bertentangan dengan ISIS, dan memiliki hubungan dengan Hamas.
Penyerbuan ISIS ke Yarmouk merupakan serangan yang paling dekat dengan pusat pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang hanya terbentang jarak beberapa kilometer.
Warga menyatakan bahwa saat ini ISIS masih bertempur dengan Aknaf al-Maqdis di daerah sekitar pintu masuk utara kamp, di persimpangan jalan-jalan utama Palestina dan Yarmouk.
Utusan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Damaskus, Anwar Abdul Hadi menyatakan bahwa Front Nusra sekarang menjadi kelompok utama di kamp Yarmouk.
“Mereka (ISIS) dan Nusra bersatu. Mereka hanya mengubah posisi,” kata Anwar Abdul Hadi Reuters.
Front Nusra disinyalir memfasilitasi masuknya militan ISIS ke kamp Yarmouk. Meskipun ISIS dan Front Nusra merupakan rival dalam sejumlah pertempuran di Suriah, kedua militan ini membenci Aknaf al-Maqdis.
Namun, warga mengungkapkan bahwa tidak seperti ISIS, Front Nusra tidak siap melakukan konfrontasi militer dan tidak juga terlibat dalam pertempuran terakhir di Yarmouk.
Kamp Yarmouk merupakan rumah bagi sekitar 160 ribu warga Palestina sebelum konflik Suriah dimulai pada tahun 2011. Mereka yang berada di sana adalah pengungsi dari perang saat berdirinya negara Israel pada 1948.
(CNN-Indonesia/Satu-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email