Wakil Presiden RI Presiden Muhammad Yusuf Kalla ramai diberitakan banyak media perihal pengosongan kolom agama di KTP. Pro dan kontra pun bermunculan menyangkut wacana tersebut sehingga dalam satu kesempatan Yang Mulia Bapak Wakil Presiden diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi perihal tersebut.
Dengan gayanya yang khas dan blak-blakan Bapak Wakil Presiden menjawab pertanyaan wartawan bahwa bagi pemeluk agama selain yang diakui oleh Negara boleh mengosongkan kolom agamanya.
Dalam sebuah wawancara di televisi, JK membuat pernyataan kolom agama di KTP diisi agama-agama yang diakui negara. Saat itu JK menyebut, penganut Syi,ah harus mengosongkan kolom agama di KTP karena di luar Agama yang diakui pemerintah tersebut.
Tentu sangat disayangkan apabila seorang Wakil Presiden dengan sengaja menganggap bahwa Mazhab Syi’ah yang di anut 400 Juta orang di seluruh dunia merupakan bukan bagian dari Islam.Pernyataan ini berbahaya karena secara tidak langsung memberikan legitimasi bagi kelompok-kelompok INTOLERAN untuk DISKRIMINATIF bahkan mungkin berlaku ANARKHIS kepada komunitas Muslim Syi’ah karena dianggap berada di luar Islam.
Melalui Juru Bicaranya Husein Abdullah yang terhormat Bapak Wapres Muhammad Jusuf Kalla memberikan klarifikasi resmi bahwa beliau meminta ma’af bukan maksud hati untuk mengatakan bahwa Syi’ah boleh mengosongkan kolom agamanya di KTP karena itu sama dengan mengatakan bahwa Syi’ah bukan bagian dari Islam. Beliau menjelaskan seseorang tidak boleh dipaksakan memilih agama untuk mengisi kolom agama dalam KTP. JK menurut sang Jubir menyampaikan, kalau memang agama yang dianut tidak termasuk dari enam agama yang diakui pemerintah, maka boleh saja dikosongkan kolom tersebut.
Akan tetapi beliau hanya salah ucap dalam memberikan contohnya karena maklum beliau sangat lelah, beliau pun tahu bahwa Syi’ah adalah bagian yang tak terpisahkan dari Islam, ujar Husein.
Lebih lanjut Husein mengatakan dalam kondisi wawancara door stop, memang kadang-kadang tidak terkontrol, jadinya nara sumber mudah keliru. Resikonya jika yang bertanya juga tidak mendalami masalah, sehingga tidak melakukan konfirmasi lanjutan tetapi menulis saja apa yang ia rekam dan dengarkan.
Selaku Jubir resmi Husein Abdullah mengingatkan kembali bahwa kosistensi seorang Muhammad Yusuf Kalla tentang keberpihakannya kepada kelompok minoritas yang teraniaya untuk mendapatkan pembelaan dan perlindungan oleh Negara karena mereka juga sesama makhluk Tuhan dan sesama anak bangsa sehingga kedamaian dan hormoni tercipta.
Sekedar kilas balik kita semua tahu bahwa Bapak Muhammad Yusuf Kalla mempunyai rekam jejak dalam menyelesaikan berbagai konflik dari Aceh, Poso, Ambon, Myanmar dan lain-lain. Bahkan beliau pernah menawarkan diri selaku Ketua Dewan Mesjid Indonesia kepada Pemprov Jatim untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan konflik Syi’ah sampang. Beliau pun pernah berencana untuk bekerjasama dengan Dewan Mesjid Iran dengan Dewan Mesjid Indonesia dalam pengembangan dan pemberdayaan umat.
JK pun selama ini meyakini bahwa Wahabi adalah ajaran yang suka menyebarkan tuduhan dusta dan fitnah. Dalam satu kesempatan hal ini dia katakan saat dijelaskan padanya tentang sesat dan bahayanya ajaran Syi’ah. “Semua ini tidak benar (sesat dan bahayanya Syi’ah), ini hanya fitnah dan tuduhan dari Wahabi,” kata JK, seperti disampaikan sumber terpercaya.
Jadi sangat tidak mungkin karena faktor kesengajaan Bapak Muhammad Yusuf Kalla mengatakan dan menganggap Syi’ah bukan bagian dari Islam. Dengan klarifikasi ini maka saya harapkan stop perdebatan dan polemik tentang salah ucap itu. Marilah kita semua bersama-sama songsong perubahan demi masa depan yang lebih baik.
(Satu-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email