Sekretaris Jenderal Persatuan Organisasi Pelajar Islam Iran dengan mengecam serangan-serangan Al Saud ke Yaman mengatakan bahwa Arab Saudi telah berubah menjadi wayang rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat dan telah melakukan kejahatan-kejahatan keji, tidak manusiawi, dan anti-rakyat Yaman yang hal ini akan justru meruntuhkan tatanan politik dan ideologi kerajaan Arab Saudi.
Hamid Alamati, Sekretaris Jenderal Persatuan Organisasi Pelajar Islam Iran, dalam memperingati para syuhada pelajar tertindas Yaman mengatakan bahwa hari ini tema internasional yang paling penting khususnya di Timur Tengah adalah kejahatan-kejahatan Al Saud terhadap rakyat tertindas Yaman yang mayoritas serangan-serangan mereka menargetkan rakyat sipil, anak-anak, dan warga tak bersenjata.
Ia mengungkapkan, “Sebagaimana yang Anda saksikan di media-media sosial bahwa hari ini kejadian Gaza kembali terjadi dalam bentuk yang lain, yakni motivator perang di Yaman bukanlah rezim Zionis Israel melainkan Arab Saudi yang menurut mereka adalah perang yang diamanatkan.”
“Rezim Israel dan Amerika Serikat adalah pihak yang memberikan perintah dan Arab Saudi sebagai pihak yang melakasanakan perintah, namun hal yang menjadi pertanyaan, orang yang menyerang negara Islam adalah yang mengklaim sebagai pelayan Mekah, Madinah, dan Islam sejati, karena itu harus dipersoalkan bahwa apakah logis suatu negara Islam menyerang negara Islam lainnya dan melakukan kejahatan sedemikian keji dan buas?” tegasnya.
“Arab Saudi telah berubah menjadi boneka dan wayang rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat dan telah melakukan kejahatan-kejahatan keji, tidak manusiawi, dan anti-rakyat Yaman. Hal ini akan meruntuhkan tatanan politik dan ideologi kerajaan Arab Saudi. Dengan demikian menjadi jelaslah bahwa Islam yang dianut oleh Arab Saudi adalah Islam versi Amerika, munafik, dan hipokrit,” tambahnya.
Ia mengecam diamnya organisasi dan lembaga internasional terkait dengan peristiwa anti kemanusiaan yang sedang terjadi di Yaman. “Islam mengajarkan agar membela dan menolong orang yang tertindas serta kami menghormati hak-hak negara untuk mempertahankan dirinya sendiri,” tandasnya.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email