Jadi kenyaatan yang sebenarnya
yang terjadi yang mana?. Umar Shahab kabur dan menolak mengakui dirinya
Syiah sebagaimana yang diberitakan Bumi Syam yang dinukil Arrahmah.com,
atau Umar Shahab dilarang bicara oleh panitia karena makalahnya
berjudul, “Saksikan Aku adalah Syiah”, -yang justru pengakuan tegas
beliau, bahwa petinggi ormas Syiah tersebut adalah Syiah- dinilai tidak
akademis dan tidak ilmiah, dan karena itu beliau meninggalkan seminar,
sebagaimana juga diberitakan kembali oleh Arrahmah.com?.
Menurut Kantor Berita ABNA, Seminar Sehari dan Diskusi Interaktif bertemakan "Polemik Suksesi Kekhalifaan dan Tragedi Berdarah Karbala: Pengaruhnya terhadap Perkembangan Mazhab Islam" yang diselenggarakan pada Selasa (05/11/2013), di Gedung Diklat Kimia Farma, Jakarta, berakhir dengan aksi kontroversial panitia yang melarang DR. Umar Shahab salah seorang pembicara yang diundang untuk menyampaikan makalahnya. Alasannya Makalah yang ditulis Ketua Dewan Syura DPP Ahlul Bait Indonesia tersebut dinilai provokatif dan tidak ilmiah.
“Secara ilmiah, masing-masing pemakalah memiliki referensi dan rujukan, berupa catatan kaki (footnote). Tapi kalau liat disini, itu gak ada,” tuturnya seraya menunjukkan makalah Umar Shahab yang hanya berjumlah 10 halaman, paling tipis dibandingkan makalah pembicara yang lain. “Kalau namanya ilmiah itu harus ada footnote, ada rujukan,” protesnya. Pihak panitia diskusi menyatakan secara langsung kepada Umar Shahab bahwa makalah ini tidak dapat dipresentasikan karena tidak memenuhi standar ilmiah. Namun, permintaan dari panitia ini dimaklumi oleh Umar Shahab. “Kita minta di-pending dulu, karena ini tidak ilmiah, dan beliau (Umar Shahab) memaklumi” ujarnya.
Berdasarkan pemantauan Kiblatnet di lapangan, saat beberapa peserta mengetahui bahwa Umar Shahab dilarang menyampaikan presentasinya, sejumlah peserta langsung bergegas pulang. “Ah, kita pulang aja, ada pembicara yang di-blok,” ujar salah seorang ibu-ibu yang bersama sejumlah peserta perempuan lainnya lantas bergegas keluar. Salah seorang bapak-bapak lainnya juga kecewa dengan batalnya tokoh syiah Indonesia itu gagal naik podium. “Kenapa digagalkan?
Biarkan dia bicara. Dia harus mempertanggungjawabkan isi makalah ini!” sergah pria setengah baya yang terlihat kecewa. Pihak panitia kemudian menenangkan para peserta dan menjelaskan bahwa Umar Shahab tidak diperkenankan mempresentasikan makalahnya, semata karena alasan akademis.
Sementara media Bumi Syam memberitakan lain, yang kemudian dinukil dan disebar sedemikian massif oleh media takfiri lainnya. Disebutkan, Umar Shahab, kabur dari ruang seminar dan menolak menyampaikan materinya. “Umar Shahab kabur, dia tidak berani berdebat dalam acara ini,” kata Sahal, salah satu saksi mata yang mengikuti seminar itu saat dihubungi oleh Bumi Syam. Sahal yang aktivis Sunnah Defence League ini melanjutkan, Umar Shahab awalnya menganggap acara seminar ini sekadar taqrib untuk perdamaian antara kaum Syiah dan Islam. Namun, rupanya panitia meminta dia untuk mengakui kesyiahan dirinya di hadapan khalayak umum. “Tapi dia menolak, kabur, dan memilih untuk tidak mengikuti acara ini,” ujar Sahal. Dia mengatakan Umar Shahab datang bersama massa dari Ahlul Bait Indonesia (ABI).
Oleh Arrahmah.com kedua berita yang sangat kontradiktif tersebut dimuat hampir bersamaan. Pada pukul 18:13 tanggal 5 November 2013, media tersebut menurunkan berita dengan tajuk, "Umar Shahab Kabur saat Diminta Akui Dirinya Syiah," dan pada pukul 20:13 di hari yang sama, Arrahmah.com menulis berita, "Makalahnya Provokatif dan Tidak Ilmiah, Umar Shahab Dilarang Bicara." Jadi kenyaatan yang sebenarnya yang terjadi yang mana?.
Umar Shahab kabur dan menolak mengakui dirinya Syiah sebagaimana yang diberitakan Bumi Syam yang dinukil Arrahmah.com, atau Umar Shahab dilarang bicara oleh panitia karena makalahnya berjudul, “Saksikan Aku adalah Syiah”, -yang justru pengakuan tegas beliau, bahwa petinggi ormas Syiah tersebut adalah Syiah- dinilai tidak akademis dan tidak ilmiah, dan karena itu beliau meninggalkan seminar, sebagaimana juga diberitakan kembali oleh Arrahmah.com.
Salah seorang saksi mata yang tidak ingin identitasnya dipublikasikan mengatakan, makalah DR. Umar Shahab telah dibundel oleh panitia bersamaan dengan makalah empat pembicara lainnya dan dibagikan kepada para peserta seminar, yang menunjukkan panitia dari awal telah menyepakati makalah DR. Umar Shahab tersebut, jika sejak awal memang tidak memenuhi standar dan kriteria sebagaimana yang dikehendaki panitia, panitia seyogyanya telah menyampaikan kepada DR. Umar Shahab sebelum acara seminar berlangsung. "Alasan makalah itu tipis, tidak ilmiah, dan tidak ada catatan kakinya hanyalah akal-akalan panitia untuk mencegah DR. Umar memberikan argument-argumennya dan memberikan bantahannya terhadap berbagai tuduhan yang ditujukan kepada Syiah, toh Al-Qur'an juga tidak ada catatan kakinya, apa lantas jadi tidak ilmiah?. Pelarangan tokoh Syiah untuk bicara justru menunjukkan merekalah yang pengecut dan kabur dari kenyataan, tetapi tetap terus menyebar fitnah yang tidak bisa mereka pertanggungjawabkan." Ungkapnya dengan rasa kecewa.
Selain Umar Shahab ada empat pembicara lainnya yang diundang mengisi seminar yang berlangsung selama sehari itu yang kesemuanya diberikan kesempatan berbicara dan memaparkan makalahnya. Mereka adalah Ust. Drs. Subki Saiman, MA (Pengkaji Sunni dan Syiah), DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM (Akademisi), DR. Fuad Jabali, MA (Direktur Lembaga Penelitian UIN Sjarif Hidayatullah, Jakarta), dan Ust. Drs. Muhammad Thalib (Amir Majelis Mujahidin).
(ABNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email