Kementerian Pertahanan Israel pagi hari ini memulai uji coba pemisahan penumpang Palestina dan Yahudi di dalam bus .
Namun beberapa jam kemudian Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kebijakan itu tidak bisa diterima dan harus ditunda.
Sejumlah kelompok mewakili para pemukim Yahudi selama ini mengkampanyekan pemisahan penumpang Palestina dalam bus tujuan Tepi Barat dengan alasan keamanan, seperti dilansir BBC, Rabu (20/5).
Namun kelompok pembela hak asasi menyatakan kebijakan itu memalukan dan rasis.
Sekitar 500 ribu Yahudi tinggal di lebih dari seratus pemukiman yang dibangun sejak Israel mencaplok wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada 1967. Menurut aturan, pemukiman itu melanggar hukum internasional.
Pemisahan dalam bus ini akan berdampak pada sekitar puluhan ribu warga Palestina yang bekerja di Israel dan harus melewati setiap pos pemeriksaan saban hari.
Pemisahan penumpang di dalam bus semacam ini mengingatkan kembali kasus rasisme seperti pernah terjadi pada era 1960-an di Amerika Serikat. Pada waktu itu warga kulit hitam dipisahkan duduknya di dalam bus dengan warga kulit putih.
Kasus serupa tentang pemisahan antar ras ini juga pernah terjadi saat Perang Dunia Kedua, ketika warga Yahudi dipisahkan dari warga Jerman dalam kegiatan sehari-hari.
(Merdeka/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email