Pesan Rahbar

Home » » Kasus Imigran Rohingnya, Menlu: Yang Dilakukan Indonesia Sudah Lebih

Kasus Imigran Rohingnya, Menlu: Yang Dilakukan Indonesia Sudah Lebih

Written By Unknown on Thursday 21 May 2015 | 04:05:00

Seorang anggota polisi wanita mengawal sejumlah pengungsi Rohingya di Kuala Cangkoi, Aceh.

Menteri Luar Negeri (menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan Indonesia telah menerima lebih dari 1.300 manusia perahu atau yang masih akan diverifikasi sebagai pengungsi dalam sepekan terakhir. Meskipun bukan negara penandatangan Convention of Refugee 1951 namun hingga saat ini sudah sekitar 12.000 pendatang baik yang akan berstatus pengungsi maupun pencari suaka di Indonesia. Hal yang dilakukan negara ini menurut menlu sudah lebih dari yang seharusnya.
"Apa yang dilakukan indonesia adalah sudah melebihi apa yang sudah seharusnya dilakukan oleh Indonesia," kata Retno Lestari Priansari Marsudi di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/5).

Para imigran ilegal yang masuk ke Indonesia kemudian harus diverifikasi dan untuk itu pemerintah bekerja sama dengan organisasi migrasi internasional (IOM) dan badan PBB yang mengurusi pengungsi (UNHCR). Setiap tahun kata Retno yang bisa diverifikasi hanya sekitar 500 orang maka dengan perkiraan 12.000 orang maka masalah pengungsi ini sedikitnya diselesaikan dalam 12 tahun.
Retno menekankan masalah irregular movement maupun illegal migration bukan hanya masalah satu negara. Pengungsi seperti dari Rohingya adalah masalah regional dan internasional sehingga tidak bisa dikerjakan oleh satu negara.

Indonesia sendiri dengan tidak meneken Convention of Refugee 1951 sebenarnya bukan negara tujuan pengungsi seperti sejumlah negara maju yang menjadi tujuan seperti Australia, Amerika dan sejumlah negara di Eropa. Indonesia kerap dijadikan negara transit oleh para imigran sebelum akhirnya tiba di Australia. Sayangnya Australia kini memperketat masuknya imigran sehingga dengan terlunta-luntanya para imigran di perairan maka diterima sementara di Indonesia.
"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa masalah irregular migrant adalah bukan masalah satu atau dua negara, ini adalah masalah regional dan di tempat lain juga terjadi, sehingga ini juga menjadi masalah internasional," ujarnya.

Aspek yang lain manusia perahu dan migrasi ilegal juga dikaitkan dengan human trafficking hingga penyelundupan manusia. Oleh karena itu berbagai negara terkait harus bersama-sama memberantas kejahatan transnasional itu.

Menlu mengatakan dia sendiri akan melakukan dialog konstruktif dengan negara di kawasan menyoal Rohingya ini dengan mencari akar masalah dan mencari solusi khususnya dengan Malaysia dan Thailand yang juga menjadi salah satu tujuan sementara pengungsi dan dengan Myanmar, negara asal pengungsi Rohingya.
"Saya akan berangkat malam ini, besok saya akan melakukan pertemuan dengan menlu Malaysia dan Thailand antara lain tentunya untuk membahas masalah irregular movement ini," kata Retno.

(Berita-Satu/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: