Republik Islam Iran yang mayoritas penduduknya bermazhab Syiah masih saja menjadi bulan-bulanan kaum takfiri di seluruh dunia. Fitnah, propaganda, dan penyesatan informasi dilakukan secara masif dan berulang-ulang di berbagai media maupun mimbar. Meski demikian, tidak semua orang bisa dipengaruhi ataupun dikelabui, apalagi yang sudah pernah melihat langsung kondisi kehidupan masyarakat di negeri Mullah tersebut.
Hal itu pula yang dituturkan oleh seorang hafiz Al-Qur’an asal Nigeria, Mukhtar Muhammad Barnumi Mahmud, yang menjadi peserta MTQ Internasional ke-32 yang berlangsung di Teheran. Sebagaimana dirilis oleh Kantor Berita Abna, 18 Mei 2015, ia mengaku mendapatkan penyambutan yang baik.
“Sejak kedatangan saya ke negara ini untuk mengikuti musabaqah ini saya mendapatkan sambutan dan pelayanan yang luar biasa dari para panitia, sementara dari awal saya tidak membayangkan akan mendapatkan pelayanan seistimewa ini.”
Mahmud, ketika ditanya pengalamannya mengikuti MTQ menyatakan, “Tahun 2007 saya ikut MTQ di Malaysia dan tahun 2009 saya tercatat sebagai peserta di musabaqah tafsir Al-Qur’an di Arab Saudi, dan saya mendapat peringkat ketiga pada waktu itu.”
“Dibandingkan penyelenggaraan MTQ di negara lain, saya menilai yang diadakan di Iran ini lebih baik dalam segala hal. Meskipun di negara-negara penyelenggara lainnya memiliki keistimewaan masing-masing namun penyambutan dan penyelenggaraan MTQ di Iran ini sangat memberikan kesan mendalam bagi saya, terutama sebelumnya sebelum diutus untuk mengikuti MTQ ini ada sedikit kekhawatiran dalam diri saya mengenai Iran karena saya banyak mendapat informasi yang negatif mengenai Iran. Namun hari ini saya malah tertarik kembali diutus lagi untuk mengikuti cabang-cabang lomba Qur’ani lainnya yang diadakan Iran secara internasional.” lanjutnya sambil tersenyum.
Muslim Nigeria yang mengaku bermazhab Maliki ini lebih lanjut menambahkan, “Imam Malik ra pernah berkata bahwa apa saja yang bisa menjadi penyebab hidayah bagi seseorang maka lakukanlah, terutama dalam menyebarkan pesan-pesan Al-Qur’an bagi umat manusia di dunia. Inilah yang mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan Qur’ani seperti ini.”
“Pengalaman saya sebagai peserta MTQ, sebelumnya saya mengikuti MTQ di daerah saya dalam cabang hafalan Qur’an, kemudian secara bertahap saya mengikuti MTQ tingkat provinsi kemudian tingkat nasional. Dianggap bisa mewakili negara, sayapun kemudian menjadi delegasi Nigeria untuk mengikuti MTQ internasional di Malaysia, Arab Saudi, Emirat dan selanjutnya di Iran ini,” tambahnya.
“Yang istimewa di Nigeria negara kami, adalah orang-orang kaya sangat mendukung aktivitas menghafal Al-Qur’an. Mereka memberikan bantuan dana pada siapapun yang hendak menghafalkan al-Qur’an termasuk membiayai pendidikannya. Sayang, aturan pemerintah Nigeria sangat membatasi rakyatnya untuk bisa bebas menuntut ilmu ke luar negeri khususnya ilmu-ilmu agama,” jelasnya.
Di bagian akhir pembicaraannya, Muhammad Barnumi mengatakan, “Musuh-musuh Islam demi mempertahankan eksistensi dan kepentingannya sangat tidak rela jika umat Islam bersatu, karena itu mereka gencar melakukan propaganda agar umat Islam di sejumlah negara muslim membenci dan memusuhi negara Iran, karena negara Iran-lah yang paling getol menggalakkan upaya persatuan umat Islam.”
“Bahkan bagian dari propaganda mereka menyebutkan, bahwa rakyat Iran itu bukan Muslim dan tidak memiliki hubungan apapun dengan Islam. Namun dengan mendatangi Iran secara langsung, dan membayangkan seberapa besar dana yang digunakan Iran untuk menyelenggarakan MTQ tingkat internasional ini dan itu berlangsung setiap tahunnya, maka saya katakan bahwa propaganda tersebut tidak benar. Rakyat Iran adalah juga Muslim, dan persatuan Islam bagi mereka sangat penting.”
“Para muballigh takfiri mengatakan kepada kami bahwa perempuan Iran itu bebas keluar rumah dan mau melakukan apa saja tanpa larangan dan aturan, namun saya melihat dengan kepala sendiri di Iran, sangat berbeda dengan apa yang mereka sampaikan, sangat jauh dengan realitas apa yang telah mereka propagandakan. Tidak ada satupun perempuan Iran yang saya lihat tampil bebas, semuanya mengenakan jilbab yang memenuhi hukum syar’i. Justru inilah yang paling menguatkan saya untuk merubah pandangan saya mengenai Iran dan penganut Islam Syiah.” tutupnya.
(Liputan-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email