Hujjatul Islam Panahiyan mengatakan, seseorang bisa juga menipu orang lain di dalam surga. Di dalam surga kecintaan Ahlulbait adalah mungkin sebagian orang tertipu dan hari ini adalah masa tertipunya mazhab-mazhab, golongan-golongan Ilahi, para pelaku salat, dan para penduka Imam Husain as.
Berdasarkan laporan KBS, Hujjatul Islam dan Muslimin Ali Ridha Panahiyan, Dosen Hawsah dan Pegiat Budaya, di tengah-tengah para penduka Husaini di Universitas Tehran, Iran, mengutarakan, ketika dunia mengarah kepada spiritualitas, Iblis tidak menyesatkan anak-anak Adam melalui jalan kemaksiatan, melainkan dia merusaknya dengan penyimpangan spiritual dan maknawi. Seperti bagaimana dia menipu Nabi Adam as dan Hawa as? Dia menipu dan mengajak keduanya dengan tetap menjaga keabadian spiritual yang keduanya tenggelam di dalamnya.
Di samping dia menekankan bahwa kita mesti tetap menjaga agama dan meninggalkan penampakan lahiriah, nifak, dan kebohongan supaya sampai kepada masyarakat yang bersih dan suci, dia melanjutkan, adalah salah jika mereka katakan bahwa supaya penampakan lahiriah dan nifak tidak muncul di dalam masyarakat dan supaya pertumpahan darah atas nama agama tidak lahir, maka seharusnya agama dihapus dan beralih kepada Pluralisme sehingga tidak terjadi begitu banyak penyimpangan-penyimpangan yang hadir di masyarakat! Ini bukanlah jalan penyelesaian. Kita semestinya mencarikan solusi atas penyimpangan-penyimpangan itu, bukan malah menghancurkan prinsipnya dan menghapuskan agama.
Dia menambahkan, salah satu kekhususan kondisi dunia kontemporer adalah pemeluk agama dan musuh agama keduanya berbicara tentang agama, inilah faktor yang menyebabkan dunia semakin berwajah spiritual dan maknawi. Meluasnya domain dan ranah spiritualitas di dunia tidak memerlukan pembuktian, data statistik dengan mudah menunjukkan realitas itu.
Dosen Hawzah itu menegaskan, kaum intelektual Barat dan Timur dengan aliran pemikiran yang beragam mengakui hal ini. Misalnya beberapa tahun yang lalu, dalam salah satu pembicaraan Surusy di Barat mengatakan bahwa kecenderungan dunia hari ini lebih mengarah ke spiritualitas. Walaupun dunia semakin bersifat spiritual, tetapi dia mengungkapkan kekhawatirannya, karena menurutnya ketika dunia semakin ke arah maknawi, campur tangan spiritualitas ini juga akan semakin besar di dalam bidang politik.
Dalam menjelaskan pernyataan itu, dia menuturkan, kekhawatiran Surusy adalah benar, karena pengaruh spiritualitas yang tidak pada tempatnya akan berakibat sangat fatal sebagaimana fenomena ISIL di Irak dan Suriah. Tentunya musuh agama niscaya menghalangi manusia ke arah spiritualitas sejati dan salah satu metodenya adalah menciptakan spiritualitas-spiritualitas palsu yang dipenuhi dengan penyimpangan dan kesesatan supaya masyarakat dunia membenci dan memusuhi spiritualitas yang sejati dan hakiki.
Dia mengingatkan, kecenderungan besar dunia ke arah spiritualitas dan Islam merupakan masalah yang sangat penting, namun sangat disayangkan kita sangat lemah dalam memproduksi pemikiran dan budaya yang mendukung kecenderungan dunia itu. Masyarakat dunia sangat haus dengan spiritualitas, karena sebelumnya mereka sangat jauh dari kehidupan spiritulitas, maka dari itu mereka dengan mudah menerima propaganda bohong para pengklaim spiritulitas. Dengan dasar ini, mereka mudah menyambut dakwah wahabi-takfiri dan ajakan jihad ISIL. Saking hausnya, mereka rela dan penuh cinta menjalankan perintah “agama” untuk melakukan bom bunuh diri dengan suatu harapan spiritual.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email