Salah satu sudut pengisian bahan bakar untuk kendaraan di Iran.
Pemerintah Iran membatalkan tunjangan bensin sebagai bagian dari rencana yang dipuab pada 2010. Rencana tersebut terkait dengan menghapuskanya subsidi pada produk energi dan meningkatkan perekonomian.
Dilaporkan Kuwait Times pada Selasa (26/5), akibat pembatalan tersebut masyarakat yang mempunyai kendaraan pribadi mengalami perubahan kuota dalam pembelian bahan bakar.
Pengendara mobil kini tidak akan lagi berhak membeli 60 liter bensin atau premium dalam sebulan dengan harga 7 ribu rials atau sekitar 24 sen AS atau sekitar Rp 3.200 per liter. Mereka sekarang bisa membeli bensin perliternya dengan harga 10 ribu rials atau sekitar 32 sen AS dan bensin berkualitas super dengan harga 12 ribu rials.
Selain itu, mulai hari ini negara tersebut akan menaikkan harga bensin sekitar 40 persen. Lalu untuk pengurangan terbaru subsidi bahan bakar Republik Islam sebanyak 32 miliar dolar AS dalam setahun serta diesel akan dijual untuk 3 ribu rials per liter.
Terakhir kali, penaikan harga bensin di Iran terjadi pada 7 April 2014 ketika harga-harga meningkat 75 persen. Dengan hilangnya subsidi bahan bakar membuat rezim sanksi-sanksi internasional lemah karena dorongan nuklir dalam persengketaan.
Maka Iran menyetujui anggaran tahun fiskal terkini mulai Maret. Tentu hal tersebut diikuti dengan minyak yamg memiliki tanggung jawan hanya seperempat dari pendapatan global.
(Republika/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email