Perundingan nuklir Iran dengan enam kekuatan dunia adalah salah satu isu penting keamanan bagi Republik Islam Iran. Setelah bertahun-tahun berunding, sekarang ada kemungkinan mereka menggapai sebuah kesepakatan sekalipun masih banyak perbedaan pandangan dan orientasi yang mereka miliki.
Banyak masalah yang bisa membantu kita menganalisa proses perundingan nuklir ini. Salah satunya adalah mengenal para pemain di balik layar yang, sekalipun tidak terlibat langsung, memiliki peran yang sangat signifikan dan berpengaruh.
Negara-negara Arab di semenanjung Teluk Persia, Israel, dan para pemain nasional di dalam tubuh Amerika termasuk para pemain balik layar yang sangat berpengaruh tersebut.
Dalam catatan pendek ini, mari kita evaluasi dan analisa bersama peran Israel sebagai pemain balik layar dalam proses perundingan nuklir Iran.
Israel adalah satu-satunya rezim di barat Asia yang telah mempersenjatai diri dengan senjata nuklir. Rezim ini senantiasa ingin tampil sebagai sebuah rezim yang ingin unggul tanpa saingan. Untuk itu, Tel Aviv selalu menentang setiap bentuk usaha untuk merubah perimbangan geopolitik di kawasan Timur Tengah ini. Republik Islam Iran sebagai kutub pertama di kawasan ini selalu menjadi ajang penentangan dan permusuhan rezim penjajah al-Quds ini.
Setelah Perang Dunia II dan sistem komunis muncul di Uni Sovyet, Amerika memfokuskan seluruh kekuatan militer, politik, dan ekonomi untuk menghalang pengaruh Komunisme di Timur Tengah dan barat Asia. Amerika memiliki beberapa tujuan strategi di kawasan-kawasan ini terutama setelah Revolusi Islam Iran menang sebagai berikut:
a. Mencegah produksi persenjataan pembasmi massal. (Tentu untuk selain Israel).
b. Memerangi radikalisme Islam sesuai perspektif Amerika.
c. Menjamin sirkulasi energi yang murah dan bebas.
d. Mengepung Iran dari seluruh penjuru.
e. Menuntaskan pertikaian antara Arab dan Israel.
Menurut keyakinan Amerika, apabila kesepakatan nuklir dengan Iran tercapai, maka tujuan strategi pertama sudah terselesaikan. Dengan membentuk koalisi dengan banyak negara dunia terutama negara-negara Arab Teluk Persia, tujuan kedua menjadi tujuan bersama seluruh dunia.
Untuk tujuan strategi kelima, sekarang Washington sedang berusaha keras supaya solusi “dua negara” bisa diterima oleh kedua belah pihak.
Dengan demikian, Israel dalam setiap percaturan yang berhubungan dengan Timur Tengah dan Republik Islam Iran sangat memainkan peran. Lalu, bagaimana peran ini terjelma dalam perundingan nuklir Iran?
Strategi Israel dalam menghadapi program nuklir damai Iran sangat berbeda dengan strategi Amerika. Israel selalu menginginkan tekanan. Sedangkan Washington masih bisa berjalan melalui jalur diplomatik.
Baru-baru ini, Israel berusaha untuk menekan pemerintahan Obama supaya terus memperpanjang perundingan lebih dari deadline 30 Juni yang telah disepakati sebagai ganti dari penandatanganan kesepakatan bersama. Sepertinya, Amerika telah memahami tidak mampu melawan Iran secara militer dan juga tida bisa membasmi kemampuan nuklir Iran. Tetapi, logika ini masih belum dimiliki oleh Israel.
Memanfaatkan negara-negara sekutu Amerika di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Qatar adalah opsi lain Israel dalam mempengaruhi proses perundingan nuklir Iran. Baru-baru ini seorang petinggi Saudi dan Israel telah menggelar aneka ragam pertemuan di Washington; suatu hal yang belum pernah terjadi selama ini. Tema utama pertemuan mereka adalah ancaman keamanan di Timur Tengah terutama isu Iran.
Lobi Israel di Amerika juga termasuk opsi lain Israel untuk mempengaruhi proses perundingan nuklir Iran. Ratusan lobi Israel memegang kendali Amerika dari sejak bertahun-tahun.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email