Pesan Rahbar

Home » » Kisah Marmer Merah di Lantai Putih Masjid Sulaimaniyah Istanbul

Kisah Marmer Merah di Lantai Putih Masjid Sulaimaniyah Istanbul

Written By Unknown on Tuesday 30 June 2015 | 03:19:00


Masjid Raya Sulaimaniah adalah masjid terbesar di Istanbul, Turki. Di gerbang pintu masuknya ada sebuah marmer merah di tengah lantai dengan marmer putih. Ada kisah apa di baliknya?

Masjid Sulaimaniah karya arsitek Sinan tahun 1551-1588 itu lebih besar ketimbang Masjid Biru atau Blue Mosque yang berdampingan dengan Museum Hagia Sophia. Di sekitar kompleks masjid, terdapat makam sultan, keluarga, dan permaisurinya.

Satu hal yang aneh tampak pada lantai setelah gerbang pintu masuk masjid. Bila sekeliling lantai terbuat dari marmer berwarna putih, ada satu marmer berwarna merah di lantai itu.

"Pembangunan masjid ini mendapatkan banyak sumbangan dari banyak negara sahabat. Ada seorang raja di Romawi yang mengirim satu batu khusus berwarna merah sebagai hadiah," kata pemandu wisata Ramazan Goden kepada para wisatawan asal Indonesia, termasuk detikTravel saat berkunjung awal Juni 2015 lalu.

Si raja pemberi hadiah mewanti-wanti Sultan Sulaiman untuk meletakkan batu tersebut di dekat mihrab. Semula Sultan amat senang dengan hadiah tersebut, tapi setelah ia merenung muncul kecurigaan.

Kenapa si raja tadi begitu ingin batu tersebut di letakkan di mihrab. Akhirnya Sultan memanggil arsitek dan ahli geologi dan bebatuan untuk menyelidiki keistimewaan batu itu.

"Rupanya di dalam bebatuan itu ada simbol-simbol salib. Karena itu sultan tersinggung lalu meminta agar meletakkannya di dekat pintu gerbang," papar Ramazan.

Masjid Raya Sulaimaniah yang memiliki empat menara pada keempat sudutnya, serta kubah masjid berdiameter 26 m dengan ketinggian 51,8 m. Masjid yang termasuk situs warisan dunia UNESCO ini mengalami retak kecil di kubah dan sudah diperbaiki dengan hati-hati, logamnya diganti, lapisan pelindung digunakan pada cat luar, semen dari restorasi sebelumnya akan dihapus, dan kaligrafi diperbaiki.

"Masjid ini pernah tiga kali direnovasi yakni pada 1849, 1960, dan 2010 dan sekarang semakin kuat untuk menahan gempa hingga 8,0 skala richter," kata Ramazan.

(Shabestan/Detik/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: