Setidaknya 6.000 pejuang relawan Sunni dari berbagai daerah di Irak telah bergabung dalam pasukan Mobilisasi Rakyat pro-pemerintah melawan militan Takfiri ISIS.
Habib al-Tarfi, seorang anggota parlemen dalam koalisi Citizen, yang mewakili kepentingan Dewan Tertinggi Islam Irak, mengatakan kepada kantor berita al-FORAT pada hari Selasa (28/7/15) bahwa para pejuangnya telah bergabung dengan pasukan relawan Irak “untuk melawan teroris yang berusaha menghancurkan dan mencabk-cabik Irak.”
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa personil keamanan Irak yang didukung oleh rekannya dari pasukan Populer Mobilisasi sejauh ini berhasil membebaskan banyak daerah di Diyala dan Salahuddin serta di kota Jurf al-Nasr di provinsi Anbar, yang terletak sekitar 60 kilometer barat daya dari Baghdad, dari ISIS.
Kendaraan
pejuang relawan Irak dari pasukan Mobilisasi Rakyat terlihat di
pinggiran utara kota Fallujah selama perlawanan merebut kembali kota
Ramadi di Anbar, 15 Juli 2015. (Foto: AFP)
Sementara itu, Komandan Brigade ke-30 pasukan Mobilisasi Rakyat, Abu Abdullah al-Fahdawi, mengatakan 30 ekstrimis ISIS tewas setelah pasukannya melancarkan operasi di distrik al-Rashad di kota al-Karmah, yang terletak sekitar 48 kilometer di barat dari ibukota. Sejumlah alat peledak rakitan juga dijinakkan setelah serangan itu.
Lebih dari 20 anggota ISIS juga tewas selama pertempuran sengit dengan pasukan tentara Irak di distrik Albu Jawari yang terletak di utara kota Tikrit di provinsi Salahuddin, Selasa.
Secara terpisah, pasukan keamanan Irak menyerbu tempat persembunyian gerilyawan di kota Husaybah, 7 kilometer di timur kota Ramadi di provinsi Anbar, menewaskan 14 takfiri ISIS.
Tentara pemerintah Irak juga menembakkan rentetan roket ke posisi ISIS di pinggiran kota Baiji yang kaya minyak, yang terletak beberapa 210 kilometer utara Baghdad. Sebanyak 15 teroris ISIS tewas.
Selain itu, 14 teroris ISIS tewas setelah jet tempur Irak menyerang daerah di kota al-Qaim, yang terletak sekitar 500 kilometer di barat dari ibukota.
Bagian utara dan barat Irak telah dilanda kekerasan sejak militan Takfiri ISIS mulai melancarkan serangan teror mereka di Irak pada Juni 2014.
Para teroris bersenjata berat menguasai Mosul sebelum merebut beberapa daerah penting lainnya di negara itu. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email