John Kerry menilai pernyataan Rahbar dalam khutbah Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu sangat mengkhawatirkan. Alasan kekhawatiran ini tidak lain adalah kekalahan Amerika dan para sekutu mereka dalam usaha menanamkan hegemoni di Timur Tengah.
Dalam khutbah Hari Raya Idul Fitri lalu, Rahbar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei, menekankan bahwa kebijakan regional dan pertahanan Republik Islam Iran tidak akan pernah berubah. Kesepakatan nuklir yang baru saja diperoleh, baik dijalankan maupun tidak, tidak akan mempengaruhi kebijakan Iran dalam menghadapi kebijakan imperialis Amerika.
Kebijakan-kebijakan regional Iran, lanjut Rahbar, meliputi dukungan terhadap gerakan muqawamah, memerangi hegemoni Amerika, dan perang melawan Israel.
Sekarang, Iran hanya memikirkan prestasi-prestasi penting di Yaman, Suriah, Iraq, Lebanon, dan mungkin Bahrain. Semua inilah yang telah membuat Amerika khawatir.
Kekhawatiran ini telah mendorong Amerika untuk membentuk sebuah koalisi anti Iran yang berusaha membatasi ruang gerak Negeri Mulla ini.
Di era transisi kekuatan seperti sekarang ini, negara-negara kawasan berusaha untuk memperluas hegemoni. Dan negara adidaya seperti Amerika untuk sementara ini berusaha keras untuk mengontrol kekuatan pertama di kawasan dengan bantuan para sekutu mereka.
Setelah Uni Sovyet runtuh, sistem satu kutub kekuatan digelontorkan oleh George Bush. Tetapi, sistem ini menghadapi dua lawan yang sekarang semakin menguat: China sebagai satu kekuatan ekonomi dunia dan Iran sebagai kekuatan ideologi, peradaban, dan kebudayaan Islam.
Iran sekarang telah meredifinisi kepentingan di kawasan Timur Tengah: merubah sistem regional untuk kepentingan garis muqawamah dan mengusir Amerika dari area ini. Menghadapi realita ini, sepertinya niat John Kerry untuk membentuk persatuan dan kesatuan langkah dengan negara-negara Arab sangat serius, dan ia tidak hanya ingin menuntaskan problem nuklir.
Penulis: Behnam Khosravi
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email