"Serangan ini adalah kejahatan perang, sebuah pembantaian massal," ujarnya dalam jumpa pers yang dilansir Reuters, Jumat (10/4).
Intelijen Barat menyatakan pertempuran di Yaman, sebetulnya adalah adu pengaruh Iran-Saudi. Pasukan Houthi yang menggulingkan Presiden Yaman Abdurabuh Mansyur Hadi, mendapat pasokan senjata dari Negeri Para Mullah lantaran sama-sama bermazhab Syiah. Sementara Presiden Hadi yang terusir meminta bantuan Liga Arab karena latar belakang Islam Sunni.
Khamenei mendorong rakyat Yaman menuntut petinggi Saudi yang bercokol di Ibu Kota Riyadh, ke Mahkamah Internasional. Tuduhannya adalah pembantaian massal yang disengaja. Sejauh ini, tudingan Khamenei merupakan serangan politik paling keras dari Teheran kepada Saudi.
"Kejahatan perang ini bisa dituntut ke Mahkamah Internasional. Riyadh tidak akan menang melalui agresi militer tersebut," ujarnya.
Senada dengan Khamenei, Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritik serangan udara Saudi sebagai kesalahan strategi. Pemberontak Houthi kini secara de facto menguasai Sana'a. Intervensi seharusnya dilakukan melalui dialog. "Kami terus mendesak kekerasan dihentikan," kata Rouhani.
Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, serangan udara Liga Arab menewaskan 311 warga sipil, 77 di antaranya anak-anak, dari lima kota Yaman. Mereka semua dipastikan tak berhubungan dengan pemberontak Houthi. Sedangkan 364 orang lainnya luka-luka akibat serangan udara tersebut.
Sementara kombantan yang tewas sebanyak 229, baik dari sisi Houthi maupun loyalis Presiden Hadi yang kini kontak senjata di Kota Aden. Lebih dari itu, konflik Yaman memaksa 10 ribu orang mengungsi dan kehilangan harta bendanya.
(Merdeka/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email