Upaya kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau yang lebih dikenal dengan nama ISIS untuk menginspirasi warga Amerika yang bermasalah melakukan aksi kekerasan telah menjadi ancaman teror yang lebih berbahaya bagi AS ketimbang serangan eksternal oleh Al-Qaidah. Direktur FBI, James Comey, mengemukakan hal itu di Forum Keamanan Aspen (Aspen Security Forum), Rabu (23/7/2015) setempat.
Comey mengatakan, kelompok ISIS, yang telah mendeklarasikan sebuah kekhalifahan di wilayah Suriah dan Irak, telah memengaruhi sejumlah besar warga AS, walau jumlah pastinya tidak diketahui, melalui kampanye di media sosial selama setahun dengan mendesak kaum Muslim yang tidak dapat melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk "melakukan pembunuhan di mana kalian berada". Dia mengatakan, Twitter menangani lebih dari 21.000 pengikut berbahasa Inggris kelompok itu di seluruh dunia. Ribuan dari orang-orang itu mungkin warga AS.
Comey mengungkapkan, FBI telah menangkap sejumlah besar orang yang telah teradikalisasi selama delapan minggu terakhir. Dia tidak menyebut jumlah yang pasti. Dia mengulangi penegasannya sebelumnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut, bahwa beberapa orang yang telah ditangkap tengah merencanakan serangan pada 4 Juli, hari peringatan kemerdekaan AS.
Comey mengatakan, terlalu dini untuk mengatakan bagaimana Muhammad Youssef Abdulazeez, para pria bersenjata di Chattanooga yang menewaskan lima tentara AS pekan lalu, telah menjadi radikal. Para kerabat Abdulazeez telah mengatakan bahwa dia punya riwayat penggunaan narkoba dan depresi. Comey menegaskan, "Orang-orang ISIS sedang mencoba untuk mendekati orang-orang yang Al-Qaidah tidak akan pernah akan menggunakan dalam operasinya karena orang-orang sering tidak stabil, pengguna narkoba bermasalah."
Saat ditanya apakah ancaman kelompok ISIS melebih organisasi saingan yang telah menyerang AS pada 11 September 2001? Comey menjawab, "Ya."
Dia mengatakan, AS telah melacak puluhan warga Amerika, dari yang berusia 18 hingga 62 tahun, yang telah melakukan perjalanan ke Suriah atau Irak untuk berperang bersama ISIS. "Saya sangat khawatir tentang apa yang saya tidak bisa lihat," kata Comey. Dia mengatakan, para perekrut kelompok ISIS menggunakan perangkat lunak komunikasi terenkripsi demi menghindari lacakan pihak keamanan AS.
Comey telah melontarkan peringatan soal radikalisasi dalam negeri itu sebelumnya. Namun, perkataannya pada Rabu kemarin memberi sinyal tentang keprihatinan yang mendalam di kalangan para pejabat AS terkait dampak dari upaya ISIS untuk menginspirasi kekerasan teroris. September lalu, sejumlah pejabat senior intelijen AS mengecilkan kapasitas kelompok itu untuk menyerang AS. Matt Olsen, saat itu Kepala Pusat Kontraterorisme Nasional, mengatakan kepada Kongres bahwa AS tidak mempunyai informasi kredibel soal ISIS sedang berencana menyerang Amerika Serikat.
Para pejabat intelijen tahun lalu mengatakan, yang paling mereka khawatirkan adalah serangan massal terhadap sebuah pesawat AS oleh Al-Qaidah Yaman, atau oleh Khorasan Group, cabang Al-Qaidah di Suriah. Namun, Comey mengatakan pada Rabu, ancaman kelompok Khorasan telah "secara signifikan berkurang" akibat serangan militer AS. Pentagon hari Selasa mengumumkan bahwa pihaknya telah menewaskan pemimpin kelompok Khorasan, Muhsin al-Fadhli, dalam sebuah serangan udara di Suriah pada 8 Juli 2015.
(Kompas/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email