“Kemaslahatan kawasan Timur Tengah adalah hidup bersama dengan penuh rukun dan menghindari segala bentuk perseteruan. Musuh memang menginginkan kita saling berpecah belah dan menebarkan semangat kabilahisme.”
Begitu hal ini ditegaskan oleh Haidar al-‘Ibadi Perdana Menteri Iraq ketika berjumpa dengan Muhammad Jawad Zarif Menlu Iran di Iraq kemarin.
Ketika menanggapi embargo ekonomi Barat atas Iran, al-‘Ibadi menilai bahwa embargo ini adalah sebuah kejahatan terhadap Iran.
“Kami bangsa Iraq juga pernah mengalami embargo serupa sebelum ini, dan hal ini sungguh menyusahkan,” ujar al-‘Ibadi.
Dalam pertemuan yang berlangsung akrab ini, hubungan bilateral antara Iran dan Iraq, kondisi keamanan dan politik Iraq serta kawasan Timur Tengah, dan bahaya kelompok teroris Daʻisy menjadi tema utama dialog Zarif dan al-‘Ibadi.
Al-‘Ibadi tak lupa mengucapkan selamat atas keberhasilan Iran menggapai kesepakatan nuklir dengan negara-negara anggota P5+1 beberapa waktu lalu. Menurutnya, memiliki energi nuklir adalah hak Iran dan tak seorang pun boleh menyepelekan hak ini.
Al-‘Ibadi menilai, kerja sama antara negara-negara yang eksis di kawasan ini adalah satu-satunya jalan untuk keluar dari problematika yang sedang menimpa kawasan.
Menurut al-‘Ibadi, Iraq memiliki hubungan yang istimewa dengan Iran. Iran termasuk negara yang senantiasa membantu Iraq dari sejak permulaan. Iran tetap setia bersama Iraq dalam perang melawan kelompok teroris Daʻisy.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email