Kematian
pemimpin tertinggi Taliban Mullah Omar disinyalir akan membawa
keuntungan yang cukup besar bagi saingan kelompok tersebut, yakni ISIS.
(Istimewqa)
Kematian pemimpin tertinggi Taliban Mullah Omar disinyalir akan membawa keuntungan yang cukup besar bagi saingan kelompok tersebut, yakni ISIS. Hal ini dikarenakan kematian Mullah adalah pukulan telak Taliban, yang mampu melemahkan kelompok tersebut.
Sebaliknya, bagi ISIS yang memang tengah berusaha menguasai Afghanistan dan Pakistan, melemahnya Taliban merupakan kesempatan bagi mereka untuk masuk ke Afghanistan dan Pakistan, serta mulai menjalankan aksi-aksi mereka.
"Munculnya pesan tersebut, terutama jika dikonfirmasi, dapat menyebabkan pukulan berat dengan posisi gerakan Taliban dan secara dramatis memperkuat posisi ISIS di Afghanistan dan di wilayah tersebut pada umumnya,” kata Direktur Pusat Studi Modern Afghanistan, Omar Nessar, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (30/76/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, kabar mengenai kematian Mullah disampaikan oleh otoritas Pakistan, yang kemudian diperkuat oleh pernyataan juru bicara Dinas Keamanan Afghanistan, Abdul Hassib Seddiqi. Mullah diketahui meninggal dua tahun lalu, karena sakit TBC yang dideritanya.
Taliban sendiri sejauh ini belum memberikan pernyataan apapun mengenai laporan kematian pemiminpin tertinggi mereka tersebut.
Sementara itu, menurut Nessar, kabar mengenai kematian Mullah ini sejatinya bisa juga dijadikan momen bagi pemerintah Afghanistan dan Pakistan untuk mengecilkan Taliban. Seperti diketahui, kedua negara itu saat ini masih bergulat untuk mengalahkan Taliban.
"Pada saat ini sepertinya hal itu bisa dilakukan untuk mendiskreditkan gerakan Taliban dan melemahkan posisi mereka. Satu hal lagi adalah, alasan mengenai Taliban belum bergabung dengan ISIS adalah karena sumpah setia mereka kepada Mullah Omar,” sambungnya.
"Sekarang saya akan meminta adanya konfirmasi resmi tentang kematian pemimpin Taliban itu, mengingat bahwa klaim ini datang dari pihak-pihak yang mungkin tertarik dalam pengembangan situasi seperti saat ini," imbuhnya.
(Sindonews/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email