Imam Jum’at sementara Kota Tehran mengatakan, “Arti hijab yang sesungguhnya adalah wanita-wanita Muslimah hendaknya tetap hadir di tengah-tengah masyarakat namun tidak bertindak yang sekiranya dapat menarik perhatian non-muhrim di sekitarnya. Jika demikian, pakaian apapun yang dikenakannya bisa disebut dengan hijab.”
Ayatullah Sayid Ahmad Khatami wakil kota Kerman di Majelis Khubregan dalam pertemuan Peringatan Jasa Syuhada di provinsi Kerman menyampaikan pidatonya seputar hijab.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh aktivis Basij (Pemuda Pembela Islam dan Revolusi). Ayatullah Khatami di sela-sela pidatonya menyampaikan, “Sebagaimana yang dianjurkan oleh Rahbar Revolusi Islam Iran, budaya pemuda-pemuda Basij adalah budaya maknawiyah, spiritualitas, ketakwaan, ilmu, keberanian dan budi pekerti.”
Kepada para hadirin perempuan yang ada beliau mengatakan, “Pemudi-pemudi Basij harus bisa menjadi penjaga budaya hijab, menjaga kehormatan dan nilai-nilai Islami keluarga yang suci di tengah-tengah masyarakat.”
Beliau yang juga selaku Imam Jum’at sementara Kota Tehran menegaskan, “Arti hijab yang sesungguhnya adalah wanita-wanita Muslimah hendaknya tetap hadir di tengah-tengah masyarakat namun tidak bertindak yang sekiranya dapat menarik perhatian non-muhrim di sekitarnya. Jika demikian, pakaian apapun yang dikenakannya bisa disebut dengan hijab.”
Seraya mengisyarahkan pentingnya keutuhan keluarga sakinah sebagai pondasi terpenting kehidupan sosial umat Islam, beliau menjelaskan, “Jadikanlah keluarga kalian sebagai keluarga yang utuh dan sakinah, penuh kasih sayang, cinta dan penghormatan. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai poros nilai-nilai yang diangkat dalam keluarga.”
Beliau juga tak lupa menyampaikan penghormatannya kepada para Syuhada perempuan provinsi Kerman yang gugur di jalan Allah swt.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email