Kabar buruk hari-hari ini bagi para baron perampok Wall Street berhembus dari negeri Tirai Bambu: Cina dengan uang tunai sedang mengirimkan gelombang sinyal kematian koboi AS dengan mengumumkan rencana investasi pembangunan infrastruktur dengan jumlah total mencapai beberapa $ 150.000.000.000 ($ 46 miliar telah dialokasikan untuk koridor Pakistan-Cina saja!).
Amerika Serikat sejauh ini mampu mempertahankan dominasinya di dunia melalui dua cara, aksi militerisme dan mata uang dolar. Tapi, jika dolar sudah pensiun sebagai mata uang global, militerisme dan agresi AS di berbagai belahan dunia dengan sendirinya akan mengalami masalah dan kesedihan dunia akan berakhir.
Sejak negara-negara adidaya seperti Uni Soviet tidak lagi ada, AS dengan angkuh mempertahankan hegemoni global dengan kekuatan militer yang luar biasa serta supremasi dolar sebagai mata uang cadangan global.
Washington begitu kuat menancapkan peran dominannya setelah kerajaan Inggris melemah akibat pertumpahan darah pada Perang Dunia Kedua. Saat itu, pound Inggris sempat memegang kendali kekuasaan di sebagian besar dunia.
Bahkan AS terlalu dominan untuk waktu yang lama demi kepetingannya sendiri, belum lagi kekacauan akibat hegemoninya yang melanda seluruh dunia.
Bahkan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), yang mestinya dibuat sebagai instrumen keuangan untuk mengontrol keuangan di seluruh dunia setelah Perang Dunia Kedua, gagal total mengeser dominasi global Amerika. Amerika kemudian dengan gagah memproklamirkan diri sebagai kekuatan eksepsionalisme sementara sisi lain, unilateralisme belum diterima dengan baik.
Kini, kekuatan rival muncul untuk menantang dunia unipolar pimpinan tunggal AS yang sejauh ini jauh dari prinsip-prinsip beradab, perilaku Amerika penuh skandal.
Bukti pelanggaran kemanusiaan Amerika muncul diberbagai tempat seperti di Afghanistan, Pakistan, Irak, Libya, Suriah, Somalia dan sejumlah negara lain. Menariknya, meskipun kekuatan AS dominan, tapi militer AS gagal menundukkan warga kelas tiga dunia, baik di Afghanistan atau Irak.
Bahkan, di kedua tempat itu, AS hanya terkenal sebagai macan kertas dan macan ompong. Jelas AS bisa dikalahkan. Dan jika ini terjadi, akan berpengaruh langsung merosotnya peran dolar sebagai senjata mata uang global. Benar, munculnya mata uang euro sedikit berkontribusi atas penurunan mata uang dolar, tetapi tetap saja hal itu tidak mampu menjelaskan perubahan penting.
Sekarang, munculnya Cina sebagai kekuatan keuangan terkemuka sedikit demi sedikit mengoyak pengaruh dolar. Keputusan untuk meluncurkan the Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan modal awal sebesar $ 50 miliar mengirimkan gelombang kejutan kepada koridor kekuasaan di Washington dan Wall Street.
Bahkan mantan sekutu Amerika,- Inggris, Jerman, Prancis dan Italia – ikut-ikutan bergabung dengan AIIB bersama dengan 30 negara lainnya sebagai anggota pendiri. Tak syak lagi, keputusan tersebut dilakukan akibat kekecewaan mendalam ulah tak beradab para koboi Washington.
Kabar buruk hari-hari ini bagi para baron perampok Wall Street berhembus dari negeri Tirai Bambu: Cina dengan uang tunai sedang mengirimkan gelombang sinyal kematian koboi AS dengan mengumumkan rencana investasi pembangunan infrastruktur dengan jumlah total mencapai beberapa $ 150.000.000.000 ($ 46 miliar telah dialokasikan untuk koridor Pakistan-Cina saja!).
AIIB ini muncul ketika pada tahun lalu sekelompok negara memutuskan untuk mendirikan Bank Pembangunan atau BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina dan Rusia).
Beberapa negara seperti Iran juga mengadakan perjanjian barter atau perdagangan dengan menggunakan mata uang mereka sendiri dengan Rusia, Turki, India dan Irak melempar mata uang dolar dan euro ke dalam sampah sejarah.
Di masa lalu, AS bereaksi keras terhadap upaya setiap pemerintah yang punya nyali memotong dominasi dolar. Saddam Husain Irak sebelumnya juga menjajal menggunakan Euro, bukan dolar dan dengan itu, ia membayar harga pembangkangan dengan kepalanya. Begitu pula Muammar Qaddafi saat ia memunculkan ide mendirikan Dana Moneter Afrika yang juga dibayar dengan kepalanya.
Tapi, hari ini, AS tidak dalam posisi kuat untuk memancung Cina, Rusia atau kombinasi negara-negara yang bertekad kuat dengan cara mereka sendiri.
Meski Cina saat ini tidak memberikan indikasi kuat bahwa mata uangnya, Yuan untuk mengganti dolar sebagai mata uang cadangan global. Namun, pada akhirnya hal itu bisa terjadi ke arah itu.
Tentu saja dunia tidak perlu hegemon lain, mengingat pengalaman pahit dominasi barbar AS dengan dollar sebagai senjatanya. Sudah pasti masa pensiun dolar akan datang, dan dengan itu, barbar AS juga akan berakhir pula, sehingga dunia dapat menarik napas lega secara kolektif.
(islam-times/MahdiNews/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email