“Jika sebuah kehidupan vakum dari aroma Ilahi, maka setan akan menebarkan rasa takut akan kemiskinan. Jika kehidupan dikuasai oleh setan, maka angka kejahatan dan pesimisme melonjak tinggi.”
Begitu hal ini ditegaskan oleh Hujjatul Islam Abdul-Karim Behjatpur salah seorang ahli al-Quran di Pusat Riset Budaya dan Pemikiran Islam yang aktif di Qom, Republik Islam Iran.
Bagaimana kita bisa merasa rela terhadap kehidupan yang kita miliki?
Ketika menjawab pertanyaan ini, Behjatpur menegaskan konsep qanaʻah (terima apa adanya). Dalam hadis-hadis Islam ditegaskan, qanaʻah adalah kekayaan yang tak terhingga. Orang yang qanaʻah akan menyesuaikan seluruh kebutuhannya dengan kekayaan yang dimiliki. Ia akan memanajemen kehidupan sehari-hari sesuai dengan angka ini.
Dengan demikian, lanjut Behjatpur, orang yang qanaʻah ini tidak pernah menyetel model kehidupannya dengan meniru model yang lebih tinggi. Hasilnya, ia tidak akan pernah merasa iri dengki kepada orang lain dan tidak pernah merasa sedih dengan kekayaan orang lain yang berada di atas level kehidupannya. Dengan semangat seperti ini, ia akan memanfaatkan seluruh kekayaan yang dimiliki dengan sangat baik.
Masalah lain, menurut Behjatpur, adalah kepercayaan kepada Allah bahwa Dia senantiasa menginginkan kebaikan bagi dirinya dan tidak pernah melalimi siapapun. Keyakinan seperti ini akan meningkatkan kerelaan seseorang kepada kehidupan yang dimiliki.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email