Negeri Tirai Bambu, China saat ini tengah menjadi sorotan dunia karena pengruhnya yang besar di sektor ekonomi global. Setiap kebijakan yang diambil pemerintah China secara langsung maupun tidak langsung bisa mempengaruhi perekonomian dunia.
Direktur Bina Konstruksi Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Yusid Toyib mengatakan, kunci keberhasilan China menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar dunia adalah karena Pemerintah China berhasil membangun infrastruktur dasar di berbagai wilayah di negaranya.
“Bagaimana China berdiam diri, menutup diri selama beberapa tahun mempersiapkan infrastruktur dasarnya. Begitu dia buka, dia jadi salah satu negara paling berpengaruh di dunia,” ujar Yusid dalam paparan media di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dengan infrastruktur dasar yang telah dibangun, berbagai kebutuhan masyarakat China secara mandiri bisa dipenuhi. Biaya logistik dalam negeri sangat rendah ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai.
Distribusi jasa dan tenaga kerja sangat efektif ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur transportasi yang memadai. Hingga kebutuhan energi rumah tangga yang mampu dipenuhi dengan baik berkat ketersediaan infrastruktur pembangkit yang mampu mengimbangi pesatnya industrialisasi di negeri panda tersebut.
Indonesia, kata dia, bisa meniru keberhasilan China dengan berkonsentrasi dalam membangun infrastruktur dasar di negeri ini.
”Mungkin terasa berat bagi rakyat karena banyak dana akan terserap di tahun-tahun awal pemerintahan ini untuk membiaya berbagai proyek pembangunan. Tapi, begitu kita berhasil di infrastruktur dasar kita akan lebih mudah berkembang seperti China,” ungkap dia.
Optimismenya ini diakuinya tidak berlebihan. Karena saat ini Indonesia memnduduki posisi ke 4 sebagai negara pasar industri konstruksi terbesar di Asia.
Bila hal ini bisa dimanfaatkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan sama majunya dengan China dan menjadi kekuatan ekonomi baru yang diperhitungkan di seluruh dunia.
“Pasar infrastruktur di Asia, Indonesia posisi ke empat. Pertama adalah China, Jepang, India lalu ke empat Indonesia. Tantangan kita, adalah kita harus bersatu. Meningkatkan daya saing dan keterampilan manusianya dan meningkatkan kualitas alat teknologinya,” pungkas dia.
(detik/dna/Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email