Pesan Rahbar

Home » » Ketua Himpunan Persatuan Islam Britania: Undangan Al-Azhar untuk Pertemuan Syiah dan Ahlussunnah; Sebuah gerakan untuk Melawan Konflik

Ketua Himpunan Persatuan Islam Britania: Undangan Al-Azhar untuk Pertemuan Syiah dan Ahlussunnah; Sebuah gerakan untuk Melawan Konflik

Written By Unknown on Monday 17 August 2015 | 05:58:00


Dr. Kamal al-Hilbawi menyebut undangan Al-Azhar untuk pertemuan bersama ulama Syiah dan Ahlussunnah setelah kesepakatan nuklir Iran dan 5+1 sebagai sebuah kesempatan yang tepat untuk menumpas konflik.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari harian Kuwait, Al-Qabas, Dr. Kamal al-Hilbawi, cendekiawan terkemuka Mesir dan Ketua Himpunan Persatuan Islam Britania dengan mengisyaratkan undangan Al-Azhar untuk menyelenggarakan pertemuan bersama ulama Syiah dan Ahlussunnah mengatakan, undangan ini merupakan sebuah gerakan yang baik dan positif.

Dia dengan mengisyaratkan kesepakatan nuklir Iran dan Barat mengatakan, kawasan harus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi saat-saat ini dan harus mengetahui dengan baik arti kesepakatan Iran dan Barat tidak bersikap seperti dahulu kala dengan Irak, dengan menganggap musuh yang lebih berbahaya dari Israel, karena periode jenis pemikiran ini telah lewat.

Penulis dan peneliti Mesir ini mengungkapkan, udangan Syaikh Al-Azhar yang mengajak pelaksanaan pertemuan bersama antara Syiah dan Ahlussunnah guna menciptakan persatuan dan melawan ekstremisme adalah gerakan yang sangat tepat, yang akan menyebabkan padamnya api konflik, karena sekarang ini kita melihat pengkafiran dan keluarnya fatwa-fatwa yang mensuport konflik sektarian, pembunuhan dan pembantaian.

Abdullah al-Sanawi, penulis dan analisis politik Mesir juga mengungkapkan harapan bahwa Al-Azhar dapat kembali pada tradisi-tradisi sebelumnya dan langkah-langkah sebelumnya yaitu pendekatan antar mazhab, yang telah dirintiskan oleh Syaikh Mahmud Syaltut dan mengenal secara resmi mazhab Syiah 12 Imam.

“Dalam dialog dan perundingan tidak diperkenankan sebagai pelabelan superioritas atas mazhab-mazhab lain dan setiap orang memiliki keyakinan tersendiri dan semuanya harus saling menghormati keyakinan pihak-pihak lainnya, yang memiliki marjaiyyah Islam dan sandaran Al-Quran,” tambahnya.

Hasan Nafi’ah, ustad ilmu politik universitas Kairo juga mengatakan, undangan ini adalah hal penting dan urgen dan tindakan lembaga-lembaga agama dengan sendirinya tidaklah cukup, dan harus tercipta sebuah hasrat politik dari negara Iran sebagai wakil terbesar mazhab Syiah dan Arab Saudi dan Mesir sebagai wakil Ahlussunnah, guna menyelesaikan dan mengakhiri konflik sektarian.

Dia menambahkan, topik pendekatan antar mazhab pada masa Syaikh Syaltut sudah diketengahkan, namun hasrat politik untuk merealisasikannya belumlah ada, dan ini adalah masalah yang sangat penting, yang membutuhkan dukungan para ulama agama dan para politikus.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: