Pesan Rahbar

Home » » Republik Islam Mengulurkan Persahabatan ke Semua Negara-negara Islam

Republik Islam Mengulurkan Persahabatan ke Semua Negara-negara Islam

Written By Unknown on Thursday, 20 August 2015 | 14:13:00


Ayatullah Sayid Ali Khamenei (Rahbar), Senin (17/8), dalam sebuah pertemuan dengan ulama, para ahli dan tamu-tamu muktamar Majma’ Jahani Ahlulbait (As) dan pertemuan dengan Persatuan Radio dan tv Islam menegaskan, kami secara tegas dan lugas mengatakan bahwa Republik Islam Iran mengulurkan persahabatan kepada semua negara-negara regional Islam.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari situs kantor Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (17/8) dalam sebuah pertemuan dengan para ulama, para ahli dan tamu muktamar Majma’ Jahani Ahlulbait (As) dan pertemuan persatuan radio dan tv Islam, menyebut perlawanan terhadap strategi arogansi di kawasan sebagai bentuk riil jihad di jalan Allah dan dengan mengisyaratkan bahwa perlawanan konklusif terhadap upaya Amerika guna menyalahgunakan hasil perundingan nuklir dan pengaruh ekonomi politik dan kebudayaan di Iran, menambahkan; strategi yang mendominasi di kawasan berlangsung pada dua dasar, menciptakan perselisihan dan pengaruh, dimana dengan skema serangan dan pertahanan secara benar harus melawan secara cerdas dan tiada henti.

Rahbar dengan mengisyaratkan penyelenggaraan muktamar umum Majma’ Jahani Ahlulbait (As) sebagai keniscayaan mengikuti Ahlulbait, publikasi maarif Islam, pelaksanaan hukum-hukum Ilahi, jihad di jalan Allah dengan segala wujud, melawan kezaliman dan orang-orang yang lalim dan menegaskan, jihad di jalan Allah tidak hanya bararti perang secara militer, namun mencakup juga peperangan kebudayaan, ekonomi dan politik.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengingatkan, sekarang ini bentuk riil jihad di jalan Allah adalah mengenal stategi arogansi dalam regional Islam, dan khususnya regional strategis dan sensitif Asia Barat dan pemograman untuk melawan mereka, dimana perlawanan ini harus mencakup perlawanan resistansi dan perlawanan penyerangan.

Pemimpin Revolusi Islam dengan mengisyaratkan konspirasi arogansi di kawasan pada seratus tahun silam mengatakan, meskipun konspirasi-konspirasi arogansi dalam regional Islam memiliki sejarah panjang, namun tekanan dan konspirasinya semakin intensif semenjak kemenangan revolusi Islam di Iran, sampai-sampai pengalaman ini belum pernah terulang di negara-negara lainnya.

Beliau mengingatkan, Republik Islam sejak 35 tahun lalu senantiasa menjadi target ancaman, embargo, tekanan keamanan dan konspirasi beragam politik dan rakyat Iran sudah terbiasa dengan tekanan-tekanan ini.

“Namun konspirasi para musuh di kawasan Asia Barat - setelah kebangkitan Islam yang dimulai beberapa tahun sebelumnya dari Afrika Selatan - semakin intensif karena kepanikan musuh,” tambah beliau.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, gambaran mereka adalah mereka dapat menumbangkan kebangkitan Islam, namun kebangkitan ini tidak bisa ditumbangkan, dan akan terus berlanjut dan lambat laun realita ini akan terbuktikan.

Beliau menyebut pemerintahan penguasa dan gembongnya adalah Amerika sebagai manifestasi nyata “Makna Musuh”. “Amerika tidak dapat memiliki keuntungan dari etika manusia dan mereka melakukan keburukan dan kejahatan dengan tanpa pengingkaran dan dalam kedok lafaz-lafaz indah dan senyuman,” tegas beliau.

Selanjutnya, Rahbar menjelaskan peran musuh dalam kondisi sekarang ini dan menambahkan, stategi ini tegak dengan dua asas, menciptakan perselisihan dan pengaruh.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei terkait agenda musuh untuk menciptakan konflik mengingatkan, penciptaan konflik di kalangan pemerintah dan lebih berbahaya lagi adalah dikalangan rakyat sudah masuk agenda arogansi.

Beliau dengan mengisyaratkan bahwa sekarang ini untuk menciptakan konflik di kalangan rakyat menggunakan topik-topik seperti Syiah dan Ahlussunnah, menyebut negara Inggris sebagai pakar konflik dan Amerika sebagai muridnya dan menambahkan, penciptaan kelompok-kelompok serakah, penista dan algojo takfiri, dimana Amerika telah mengaku memiliki andil dalam penciptaan mereka, merupakan sarana terpenting untuk menciptakan konflik lahiriah mazhab di kalangan masyarakat, dimana ironisnya sebagian kaum muslimin yang lugu - karena tidak adanya pengetahuan - mereka tertipu dengan konspirasi ini, mereka termakan dan masuk dalam agenda musuh.

Pemimpin revolusi Islam menjelaskan contoh nyata masalah ini adalah Suriah dan mengatakan, saat di Tunisia dan Mesir, pemerintah taghut tumbang dengan propaganda-propaganda Islam, Amerika dan Zionis hendak menggunakan formula ini untuk menumbangkan negara-negara muqawamah dan dengan dalil inilah mereka mendatangi Suriah.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengingatkan, setelah dimulainya kisah Suriah, sejumlah muslim yang tidak memiliki pengetahuan masuk dalam agenda dan dengan memenuhi tabel musuh, menghantarkan negara Suriah pada kondisi sedemikian rupa.

“Adapun sekarang ini yang terjadi di Irak, Suriah, Yaman dan kawasan-kawasan lainnya dan disiasati dengan “Perang Sektarian”, bukanlah perang sektarian, namun perang politik,” tegas beliau.
Pemimpin Revolusi Islam mengingatkan, kewajiban terpenting sekarang ini adalah usaha untuk menghilangkan konflik dan perselisihan.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, kami secara tegas dan lugas mengatakan bahwa Republik Islam Iran mengulurkan persahabatan kepada semua negara-negara regional Islam dan sama sekali tidak memiliki masalah dengan negara-negara Islam.

“Republik Islam Iran memiliki hubungan persahabatan dengan mayoritas tetangganya, namun sebagian negara juga memiliki perselisihan dengan kami dan melakukan kecongkakan dan keburukan, namun Iran memberikan landasan komunikasi baik dengan para tetangga dan pemerintah-pemerintah Islam, khususnya negara-negara regional,” tambah beliau.

Pemimpin Revolusi Islam mengingatkan, landasan sikap Republik Islam Iran adalah dasar dimana Imam Khomeini (ra) komitmen dengannya dapat memenangkan revolusi Islam dan menghantarkannya pada tahap stabilitas.
Beliau menyebut ayat Asyidda’u alal Kuffar Ruhama’u Bainahum sebagai salah satu pokok dan dasar kokoh pemerintahan Islam. “Berdasarkan pelajaran Imam Khomeini (ra) dan garis konklusif republik Islam, kami tidak akan bersatu dengan arogansi, namun kami memiliki landasan persahabatan dan persaudaraan dengan saudara muslim,” tegas beliau.

Beliau mengingatkan, kami tidak melihat mazhab dalam mendukung keteraniayaan, sebagaimana dukungan yang kami lakukan untuk saudara Syiah kami di Lebanon, kami juga melakukannya untuk saudara kami Ahlussunnah di Gaza, dan kami menyebut masalah Palestina sebagai masalah pertama dunia.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam menyimpulkan masalah “Penciptaan Perselisihan” sebagai dasar pertama stategi musuh di regional Islam Asia Barat. “Peruncingan konflik dalam dunia Islam dilarang dan kami menentang segala tindakan dan gerakan yang memunculkan perpecahan, meskipun dari pihak sebagian kelompok Syiah itu sendiri dan kami sangat mengecam penistaan terhadap simbol-simbol suci Ahlussunnah,” ingat beliau.

Pemimpin Revolusi Islam menyebut “Pengaruh” di negara-negara regional sebagai strategi buruk Amerika dan menegaskan, Amerika dalam rangka menembus puluhan tahun di kawasan dan merekonstruksi kehormatannya yang telah hilang.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei dengan mengisyaratkan upaya Washington untuk menyalahgunakan hasil perundingan nuklir menambahkan, Amerika dengan melalui perundingan nuklir yang statusnya baik di Iran ataupun Amerika masih belum jelas diterima atau ditolak hendak membangun sarana untuk menembus Iran, namun kami menutup jalan ini dengan pasti dan dengan semua upaya luhur kami, tidak akan mengizinkan pengaruh ekonomi, politik, kebudayaan dan kehadiran politik Amerika di Iran.

Beliau menyebut kebijakan regional Republik Islam adalah sebagai titik lawan kebijakan regional Amerika dan menambahkan, mereka mencari intervensi negara-negara regional dan menciptakan negara-negara kecil dan pengikut, namun dengan daya dan kekuatan Allah ini tidak akan terjadi.

Rahbar mengingatkan kembali peringatan-peringatan beliau sebelumnya tentang upaya Amerika untuk mengintervensi Irak dan menambahkan, sebagian merasa takjub atas perkataan tersebut, namun sekarang ini Amerika dengan lugas berbicara tentang intervensi Irak.

“Pembagian Irak dan jika mampu menjadikan Suriah sebagai tujuan jelas Amerika, namun semua dataran negara-negara regional dan Irak serta Suriah sangatlah penting untuk kita,” tambah Sayid Ali Khamenei.
Pemimpin Revolusi dalam melanjutkan kekontrasan kebijakan regional Republik Islam Iran dengan kebijakan rezim Amerika, menambahkan, Iran benar-benar membela muqawaah di kawasan, seperti muqawamah Palestina dan akan mendukung setiap orang yang memerangi Israel dan menumbangkan rezim Zionis.

Beliau menyebut perlawanan kebijakan perpecahan Amerika dan pusat-pusat perselisihan sebagai kebijakan utama Iran. “Kami berlepas diri dari tasayyu’ yang mana situs dan markas-markasnya ada di London, yang menjadi peran jalan pelurus Arogansi, kami tidak menganggapnya sebagai tasayyu’,” tegas beliau.
Rahbar mengingatkan pembelaan Republik Islam Iran terhadap semua rakyat-rakyat teraniaya, seperti rakyat Bahrain dan Yaman, menambahkan; bertolak pada klaim-kalim tidak bersandar, tidak ada intervensi di negara-negara ini, namun kami akan melanjutkan dukungan terhadap rakyat teraniaya.

Beliau dengan mengkritik pembunuhan rakyat-rakyat teraniaya Yaman dan penghancuran negara ini mengatakan, mencari sebagian tujuan politik, itupun dengan cara-cara bodoh menyebabkan kesinambungan kejahatan terhadap hak masyarakat Yaman.

Rahbar dalam menyimpulkan pembicaraanya menambahkan, di kawasan-kawasan lain dunia Islam, seperti Pakistan dan Afganistan juga sedang terjadi peristiwa-peristiwa yang menyakitkan, dimana kaum muslimin harus mengobati problem ini dengan pengetahuan dan kecerdasan.

Dalam perkataan lain, beliau menyebut Persatuan Radio dan tv Islam sebagai markas yang sangat penting untuk melawan imperatur berbahaya dan mafia terselubung media Amerika – Zionis. “Gerakan ini harus benar-benar diperkuat dan diperluas,” tegas Rahbar.

Beliau mengingatkan kesenjangan media negara-negara Islam dari hasrat-hasrat masyarakat muslim dan keikutsertaan media-media ini atas kebijakan-kebijakan berbahaya arogansi dan menambahkan, Imperatur media “Para Lalim”, selain mengklaim netralitas, dengan distorsi, penyelewengan dan beragam cara-cara pelik melayani tujuan para diktator dunia.

Pemimpin Revolusi di penghujung ucapannya menambahkan, dengan adanya gertakan-gertakan arogansi dan sekulernya, tidak diragukan lagi, kemuliaan dan kekuatan Islam terjamin dengan adanya kehadiran para lelaki, remaja dan mujahidah dan masa depan regional milik negara-negara muslim.
Di penghujung pertemuan, Rahbar melakukan pertemuan dan dialog dengan sekumpulan para tamu dari dekat.

Sebelum penjelasan Rahbar, Hujjatul Islam wal Muslimin Muhammad Hassan Akhtari, Sekjen Majma’ Jahani Ahlulbait (As) dengan menjelaskan laporan muktamar ke-6 Majma’, mengatakan, pertemuan umum Majma’ Jahani Ahlulbait (As)  terselenggara dengan dihadiri para ulama dan tokoh-tokoh lebih dari 30 negara dunia.

Hujjatul Islam Karimiyan, Sekjen Persatuan Radio dan Tv negara-negara Islam juga dalam laporannya mengingatkan, di antara kinerja terpenting persatuan radio dan tv Islam adalah upaya untuk menciptakan literatur baru dalam ranah media dengan tolok ukur Islam, meraih kepercayaan umum, fokus pada pelatihan sumber daya manusia, penciptaan mekanisme produksi dan distribusi berita serta upaya untuk memanajemen konten.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI