Kayla Mueller menjadi tawanan kelompok teroris Daʻisy pada musim panas tahun 2013 lalu. Abu Bakar al-Baghdadi memilih dara berdarah Amerika ini sebagai budak seks pribadinya.
Keluarga Kayla yang bekerja sebagai aktifis HAM dan perdamaian di Suriah ini menerima berita tersebut dari FBI pada hari Jumat lalu.
Menurut pengakuan FBI, informasi tentang Kayla ini diperoleh dari hasil interview dengan para tawanan yang berhasil lolos dari cengkeraman Daʻisy dan juga dari pengakuan istri salah seorang komandan senior kelompok teroris ini, Abu Sayyaf.
Dalam keterangan FBI disebutkan, setelah ditangkap dan dijadikan sandera oleh Daʻisy, Kayla juga disiksa.
Carl dan Marsha Mueller mengirimkan realita tentang anak mereka ini pada Jumat lalu kepada media bertepatan dengan hari ulang tahun Kayla yang ke-27.
Menurut pengakuan Daʻisy, Kayla meninggal lantaran serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika Serikat. Sekalipun Washington mengakui berita kematian Kayla ini, tetapi pihak berwenang tidak mengakui bahwa kematian Kayla terjadi lantaran serangan udara koalisi Amerika.
Sebelum ini, Kayla pernah mengaku berada dalam kondisi sehat dan aman. Tetapi, pada bulan Juni lalu, FBI menginformasikan berita kematiannya kepada orang tuanya. Tapi, sebelum mati, ia pernah disiksa dan dijadikan sahaya seks.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email