Antoine Lahad, salah seorang yang dikenal sebagai antek Rezim Zionis Israel yang punya andil dalam kasus pembunuhan para pengungsi Palestina di Shabra dan Shatila dan juga penculikan empat diplomat Iran, akhirnya kini mati dalam usianya yang ke-88 tahun di Perancis.
Sebagaimana yang diberitakan oleh Al-Khabar, beberapa aktivis di Facebook memberitakan kematian Antoine Lahad, komandan pasukan selatan Lebanon yang disebut dengan Gerakan Lahad. Dalam berita itu dinyatakan bahwa Lahad mati dalam usia 88 tahun di Perancis.
Lahad, si antek Zionis ini, memimpin Gerakan Lahad sejak tahun 1984 hingga akhirnya bubar sendiri. Sejumlah pasukan dan komandan gerakan itu kabur ke Israel setelah kemenangan Lebanon Selatan di tahun 2000.
Antoine Lahad memimpin gerakannya semenjak berkobarnya api perang saudara di Lebanon pada tahun 1984. Saat Lebanon Selatan meraih kemenangan, ia pun kabur dan mencari suaka di Israel.
Pasukan-pasukan Lahad termasuk salah satu faktor timbulnya perang saudara di Lebanon. Mereka memerangi pasukan-pasukan Hizbullah dan tentara Suriah untuk mengusir para pengungsi Palestina dari Lebanon.
Pada masa perang Israel-Lebanon, dengan memihak kepada rezim Zionis, pasukan Lahad menjadikan kawasan Lebanon Selatan sebagai tempat yang aman untuk tentara-tentara Israel.
Salah satu kejahatan yang pernah dilakukan oleh kelompok Lahad ini adalah pembantaian para pengngsi Palestina di pengungsian Shabra dan Shatila. Begitu juga mereka yang bertanggung jawab dalam kasus penculikan empat diplomat Iran di Lebanon lalu membawa mereka ke Israel.
Pengadilan Lebanon menjatuhkan hukuman berat atas Lahad pada tahun 2001. Begitu juga Lebanon Selatan menjatuhkan hukuman penjara selamanya kepada Lahad.
Namun secara resmi berita kematian Lahad masih belum dikonfirmasikan oleh Lebanon.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email