Stephen William Hawking, adalah seorang ahli fisika teoretis. ia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge.
Sebagaimana yang ditangkap dari perkataan-perkataannya, ia tidak meyakini keberadaan Tuhan. Misalnya dia pernah berkata, “Jika orang bertanya apakah ‘tuhan’ menciptakan alam semesta? Aku akan menjawab bahwa pertanyaan itu sendiri tidak masuk akal. Waktu tidak ada sebelum terjadinya Big Bang, maka tidak ada waktu untuk Tuhan untuk menciptakan alam semesta.”
Terlepas dari segala pengetahuan yang dia miliki sebagai seorang ilmuan, namun nampaknya ia kurang memahami bahwa: hal yang belum terbukti dengan ilmu pengetahuan bukan berarti omong kosong.
Masalahnya, Stephen Hawking mengira Tuhan butuh “waktu” untuk menciptakan alam semesta ini. Sedang dalam ajaran akidah kita yang paling sederhana, kita meyakini bahwa Tuhan tidak membutuhkan apapun. Jika Tuhan butuh maka Dia bukan Tuhan.
Imam Ali as jauh-jauh sebelum hari sebelum Stephen Hawking dalam satu kalimat tegas berkata, “Waktu dan masa tidak mendahului-Nya.” Artinya, Tuhan ada di luar lingkup waktu dan Tuhan tidak butuh waktu untuk menciptakan jagat raya.
Stephen Hawkin, fisikawan dan ahli Kosmologi asal Inggris mengejutkan komunitas ilmiah pekan lalu saat berpidato di Universitas Cambridge. Ia mengatakan percaya bahwa 'beberapa bentuk kecerdasan' adalah dibalik penciptaan alam semesta.
Fenomena aneh itu ia sebut sebagai 'faktor Allah' yang kemungkinan menjadi proses dan berperan besar dalam menentukan bentuk sebenarnya dari alam semesta.
"Saudara saya selalu menjadi model bagi saya. Rasionalitasnya, perasaannya, kecerdikannya menjadikan diri saya seperti hari ini, membuat saya tertarik mempelajari dunia fisika. Tetapi setelah kecelakaan Oktober lalu, membuatnya menjadi orang yang berbeda," kenangnya.
"Dia mengatakan kepada saya tentang keberadaan makhluk hidup, dari dunia lain dan kita manusia tidak menyadari. Ia mengatakan kepada saya tentang Tuhan" katanya kepada hadirin yang tampak terkejut dengan afirmasi tersebut.
"Ilmu pengetahuan modern bergantung pada persepsi bahwa kesadaran terletak dalam otak manusia, tapi apa yang dialami saudara saya selama kematian klinis, saya tidak bisa menjelaskan. Apakah kebohongan merupakan kedustaan di luar tubuh manusia? Apakah otak manusia hanya reseptor, mampu menerima "gelombang kesadaran" sebagai radio AM / FM yang menerima gelombang radio? Ini adalah pertanyaan ilmu pengetahuan modern yang belum terjawab dan bisa mendefinisikan ulang tentang pandangan kita terhadap alam semesta dan fisika modern secara lengkap," jelasnya.
"Sepanjang 40 tahun sebagai seorang fisikawan, pernah terlintas dalam pikiran saya, saya memikirkan kejadian alam semesta dan entitas hidupnya. Saya mengakui, Dr Hawking telah memberi kita banyak renungan," Profesor John Bairns mengakui secara sopan.
Pengumunan Stephen Hawkin itu mendapatkan kritikan keras di antara komunitas ilmiah. Bahkan beberapa diantaranya mendorongnya agar pensiun dari dunia pengetahuan dan mengatakan bahkan pikiran-pikiran besar bisa runtuh dalam waktu yang singkat.
Stephen Hawking sejak mengeluarkan sanggahannya terhadap para pengritiknya bersikeras bahwa 'Design Intellejent' tidak lantas membuktikan Tuhan ada, tetapi hanya menunjukkan bahwa ada semacam peranan Tuhan dalam penciptaan alam semesta sekitar 13,8 milyar tahun yang lalu.
Stephen Hawking (Foto: Discovery Channel)
Hari Kiamat memang rahasia Tuhan. Sejatinya, ilmu pengetahuan hanya bisa memprediksinya. Tak ada yang tahu bagaimana nanti akhir dunia terjadi. Namun menurut fisikawan terkemuka dunia Stephen Hawking kehancuran alam semesta bisa saja karena Higgs boson atau yang dikenal dengan nama Partikel Tuhan.
"Higgs boson bisa menghancurkan alam semesta," kata Hawking, seperti Liputan6.com kutip dari Dailymail, Senin (8/9/2014).
Profesor Matematika di Cambridge University itu menjelaskan, pada level energi tertinggi, Partikel Tuhan bisa menjadi tak stabil dan mengakibatkan malapetaka besar. Takkan ada lagi ruang dan waktu.
"Higgs berpotensi merubah masa depan dunia menjadi buruk setelah menjadi tidak stabil pada energi di atas 100 miliar giga-elektron-volts (GeV)," jelas Hawking.
Dalam Kondisi tersebut, akan terjadi fluktuasi kuantum yang menciptakan gelembung vakum di alam semesta. Karena energi yang rendah, gelembung itu akan mengembang dengan kecepatan cahaya dan menyapu semua yang ada di hadapannya.
"Ini bisa terjadi kapan saja. Kita tak akan pernah tahu kapan bencana ini datang," kata Fisikawan teoritis tersebut.
Dia menambahkan, akselerator partikel yang mencapai 100 miliar Gev akan lebih besar dari Bumi. Dan kekuatan manusia di seluruh dunia tak akan bisa mencegahnya.
Pernyataan Hawking tersebut tertuang dalam kata pengantar sebuah buku astronomi berjudul Starmus, yang berisi kompilasi pemikiran dari orang ternama di bidang ilmu semesta, seperti astronot Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.
Pendapat Hawking ini sebelumnya juga pernah didengungkan oleh fisikawan dari National Accelerator Laboratory, Amerika Serikat, Joseph Lykken.
Menurut dia, partikel yang dihasilkan akselelator sepanjang 27 km di LHC ini sejatinya merupakan sebuah sinyal menakutkan bagi manusia: tanda kehancuran dunia. Partikel Tuhan adalah elemen kunci untuk memprediksi masa depan.
"Berdasarkan perhitungan, puluhan miliar dari sekarang bakal terjadi malapetaka dunia," kata Lykken. "Ini menunjukkan jagad raya tidak stabil. Semua ini bakal tersapu bersih."
Senada dengan keduanya, I Joseph Kroll, fisikawan dari University of Pennsylvania menjelaskan, apabila massa partikel baru tersebut sekitar 126 miliar elektron volt, atau sekitar 126 kali massa proton, maka secara mutlak alam semesta menjadi tidak stabil dan berujung pada akhir dunia.
Hal tersebut, kata dia, bisa terjadi lantaran "medan Higgs" yang berada di mana-mana dapat mempengaruhi ruang hampa di alam semesta. Akan tetapi, apabila massa Higgs hanya beberapa persen saja, alam semesta tidak akan hancur. Demikian ditegaskan para ilmuwan.
"Secara pribadi, penemuan Higgs sangat mengejutkan," kata Kroll. "Bagi saya, penemuan ini benar-benar prestasi luar biasa."
Sejauh ini, Partikel Tuhan sesungguhnya belum ditemukan. Namun para ilmuwan Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) pada 2012 lalu berhasil menemukan partikel yang mirip Higgs boson itu, berdasarkan hasil percobaan dengan menabrakkan dua proton berkecepatan tinggi.
Higgs Boson ini merupakan pengembangan dari Teori yang dicetuskan fisikawan bernama Peter Higgs pada 50 tahun silam. Nama Higgs Boson diambil dari namanya. Kata Peter, Partikel Tuhan dan partikel terkait merupakan bukti bahwa setiap benda memiliki massa.
(Hauzah-Maya/Koran-Opini/Liputan-6/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email