Kantor Urusan Para Pengungsi Palestina di dalam Organisasi Hamas menyatakan, “Masyarakat dunia harus berusaha untuk menyeret para pelaku pembantaian di Sabra dan Shatila ke pengadilan untuk dijatuhi hukuman yang setimpal.”
Diberitakan oleh beberapa media di Palestina bahwa kantor urusan para pengungsi dalam organisasi Hamas dalam mengenang 33 tahun tragedi Sabra dan Shatila menyatakan, “Para pelaku pembunuhan masal di Sabra dan Shatila tidak bisa lari dari hukum. Masyarakat dunia harus berusaha untuk menyeret para pelaku pembantaian di Sabra dan Shatila ke pengadilan untuk dijatuhi hukuman yang setimpal.”
Menurut kantor urusan pengungsian itu, krisis pengungsi Suriah ada hubungannya dengan tragedi Sabra dan Shatila. Semuanya dikarenakan krisis kemanusiaan, kemiskinan, pertumpahan darah, akhirnya mereka terpaksa mengungsi meninggalkan tempat tinggal mereka.
Peringatan 33 tahun tragedi Sabra dan Shatila juga bertepatan dengan kejadian akhir-akhir ini di Masjidul Aqsha, di mana tentara-tentara Israel menyerang masjid dan merusak pintu gerbangnya, beberapa jendelanya pun juga pecah.
Dalam pernyataan itu disebutkan, “Tragedi Sabra dan Shatila hingga kasus penyerangan Masjidul Aqsha beberapa hari ini semuanya berurutan. Semuanya membuktikan kejahatan-kejahatan Rezim Zionis Israel yang tak bisa didiamkan begitu saja.”
Rezim Zionis Israel hingga detik ini terus menerus membangun pemukiman-pemukiman ilegal di tanah Palestina dengan mengusir penduduk asli setempat dan menggusur tempat tinggal mereka.
Kantor Urusan Pengungsi Palestina menyatakan, “Kemerdekaan Palestina harus diperjuangkan tanpa mempertimbangkan keuntungan satu pihak atau kelompok tertentu. Kepentingan politik sebagian kelompok dan pertikaian bersaudara akan menghambat tercapainya kemerdekaan rakyat Palestina.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email