Peristiwa Mina layak disebut “bencana”. Sayangnya, setiap kali sebuah bencana terjadi, Arab Saudi selalu mengklaim hal itu terjadi lantaran kehendak Ilahi.
Ini bukanlah sebuah kehendak Ilahi, tetapi ketakbecusan manusia.
Para petinggi Arab Saudi membuktikan bahwa mereka tidak bisa memanjemen sebuah krisis pada saat meletus. Ketika Mina berubah menjadi ladang korban para jamaah haji, Arab Saudi masih melanjutkan agresi ke Yaman dan pembantaian manusia. Hal ini membuktikan bahwa para penguasa Saudi yang masih berbau kencur itu tidak bisa kecuali membantai manusia, baik pada peristiwa haji berdarah tahun 1987 maupun sekarang di Yaman, Suriah, Arab Saudi sendiri, Pakistan, Afghanistan, Lebanon, Bahrain.
Justifikasi terbaik untuk peristiwa Mina kali ini adalah para penguasa Saudi itu lalai tugas. Jelas, sikap tegas Republik Islam Iran dan seluruh negara Islam akan dapat mencabut hak monopoli manajemen ibadah haji dari penguasa tua bangka Al Saʻud ini.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email