Pesan Rahbar

Home » » Pemimpin Ansarullah Yaman: Āl Saud Memasukkan Kewajiban Haji dalam Konflik Politik

Pemimpin Ansarullah Yaman: Āl Saud Memasukkan Kewajiban Haji dalam Konflik Politik

Written By Unknown on Thursday 24 September 2015 | 14:34:00


Sayid Abdul Malik al-Houthi, pemimpin Ansarullah Yaman dengan mengisyaratkan aksi Arab Saudi dalam melarang masuknya jamaah Yaman ke negara tersebut untuk berpartisipasi dalam acara haji, mengatakan, haram Mekah bukanlah untuk Āl Saud, yang menghalangi masuknya masyarakat Yaman.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari berita resmi Yaman, Saba Net, Sayid Abdul Malik al-Houthi, Minggu malam (20/9), dalam ceramah di TV bertepatan dengan peringatan revolusi 2014 rakyat negara ini mengumumkan, gerakan serius dan bertanggung jawab rakyat Yaman pada tanggal 21 September 2014 tidak akan terhenti sampai terealisasikannya tuntutan-tuntutan legal dan kebenaran rakyat.

Dia mengisyaratkan bahwa despotisme dan kerusakan pemerintah Yaman menyebabkan pembentukan gerakan revolusi rakyat pada tanggal 21 September. “Kelaliman dan despotisme yang membuat tersiksa masyarakat kami menyebabkan pembentukan revolusi rakyat dan gerakan-gerakan sukses rakyat pada tangal 21 September,” ucapnya.

Sayid Abdul Malik al-Houthi mengungkapkan, revolusi adalah sebuah gerakan rakyat, yang cerdas dan bertanggung jawab, dimana terbentuk pada kondisi mengenaskan yang dihadapi oleh rakyat Yaman. Dengan demikian revolusi ini adalah simbol problem sejati semua masyarakat Yaman.

Dia mengisyaratkan bahwa pengaruh luas Saudi dan Barat di Yaman menyebabkan revolusi tersebut. “Pemerintah Yaman berubah menjadi boneka yang digengam oleh para adikuasa asing, dan bungkam di hadapan ketiadaan politik di Yaman sudah tidak memungkinkan,” ungkapnya.

Pemimpin Ansarullah Yaman dengan menegaskan bahwa kekuatan-kekuatan asing memiliki program menguasai semua kekayaan negara, mengatakan, orang-orang asing menghujani bom kepada masyarakat yang tidak berdosa, dengan dalih melawan Alqaida.

Lebih lanjut, Sayid Abdul Malik al-Houthi dengan menuturkan revolusi 21 September 2014 mengatakan, seluruh program musuh untuk menguasai dan menyerang negara-negara tidaklah berhasil dan revolusi menyelamatkan negara ini dari kehancuran dan penjajahan.

“Kabinet pemerintah di Yaman tidak untuk berbakti demi kemaslahatan negara, namun berbakti kepada Amerika, Israel dan Saudi,” tambah Sayid Abdul Malik al-Hotuhi.

Dia menegaskan, kami sebagai rakyat Yaman bangkit untuk menjamin kebebasan, kemuliaan dan hak-hak kami dan revolusi kami sama sekali tidak akan mengancam hubungan legal Yaman dengan negara-negara tetangga, selain rezim Zionis.

Sayid Abdul Malik al-Houthi dengan mengisyaratkan HAM Amerika mengatakan, kemanakah HAM yang dibicarakan oleh Amerika, saat anak-anak kecil Yaman terbunuh setiap hari?

“Koalisi agresor Saudi setiap hari membunuh rakyat sipil Yaman, namun pasukan tentara Yaman hanya membidik para militer Saudi saja,” lanjutnya.

Sayid Abdul Malik al-Houthi dengan mengisyaratkan aksi Saudi untuk melarang masuknya jemaah Yaman ke negara ini guna berpartisipasi dalam acara haji mengatakan, haram Mekah bukan untuk Āl Saud belaka, yang menghalangi masuknya masyarakat Yaman.

Pemimpin Ansarullah mengatakan, dalam agresi Saudi ke Yaman sama sekali tidak mengindahkan nilai-nilai moral dan kemanusiaan; dan aksi terakhir Saudi adalah menghalau partisipasi rakyat Yaman dalam musim haji.

Dia dengan menegaskan bahwa Riyadh telah memasukkan haji dalam konflik politik, dimana masalah ini akan memiliki konsekuensi besar bagi negara tersebut.

Demikian juga, al-Houthi mengisyaratkan agresi terbaru Israel ke Masjidil Aqsha. “Pemerintah Āl Saud merupakan sekutu dengan apa yang telah dilakukan oleh rezim Zionis terhadap masyarakat Palestina,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, Āl Saud dengan pelbagai cara seperti menenggelamkan umat Islam dengan problem konflik sektarian berupaya merubah ruang perlawanan dengan rezim Zionis dan penjajahan.

Pemimpin Ansarullah berterima kasih atas peran suku-suku Yaman dalam mendukung para pejuang dan revolusi dan mengatakan, kami mengumumkan kesiapan kami untuk melakukan strategi politik, yang tidak akan menghantam kemuliaan, kemerdekaan dan tujuan-tujuan revolusi.

Di penghujung, dia meminta masyarakat supaya hadir secara besar-besaran dalam demo pada hari Minggu (21 Septermber), yang bertepatan dengan hari revolusi 2014.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: