Pesan Rahbar

Home » » Wawancara IQNA dengan Peneliti India: Imam Khomeini (ra) Meyakini Seorang Penafsir Harus Mengatakan Tujuan dari Diturunkannya Al-Quran, bukan Sya’n al-Nuzul

Wawancara IQNA dengan Peneliti India: Imam Khomeini (ra) Meyakini Seorang Penafsir Harus Mengatakan Tujuan dari Diturunkannya Al-Quran, bukan Sya’n al-Nuzul

Written By Unknown on Thursday 24 September 2015 | 14:29:00


Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Husein Sajid dengan mengisyaratkan metode tafsir Imam Khomeini (ras) mengungkapkan, Imam (ra) dalam tafsir surah Hamdalah memperhatikan metode dan tendensi tafsir Al-Quran dan beliau meyakini bahwa seorang penafsir harus mengatakan tujuan dari diturunkannya Al-Quran, bukan Sya’n al-Nuzul (kondisi penurunan wahyu).

Wakil Al-Quran dan Itrah Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam dengan kerjasama lembaga penyusunan dan publikasi karya Imam Khomeini (ra) akan menyelenggarakan konferensi internasional Al-Quran dan Imam Khomeini (ra) yang mengkaji topik-topik seperti pokok, dasar dan metode tafsir Al-Quran dalam perspektif Imam Khomeini (ra) dan kedudukan serta peran Al-Quran dalam pemikiran teoritis, sirah sosial dan politik Imam Khomeini (ra). Oleh karenanya, IQNA melakukan wawancara dengan pakar yang mengkaji dimensi pemikiran Qurani Imam Khomeini (ra).

Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Husein Sajid, peneliti India dan pengajar Jami’ah al-Mustafa al-Alamiah sektor Qom saat wawancara dengan IQNA, dengan menegaskan urgensitas penyelenggaraan konferensi dalam bentuk memperkenalkan orang-orang berpengaruh di dunia Islam seperti konferensi “Al-Quran dan Imam Khomeini (ra)”, mengatakan, dalam dunia Islam, beberapa tokoh intelektual senantiasa berupaya menghidupkan kebudayaan Al-Quran, dimana salah satu tokoh intelektual tersebut adalah Imam Khomeini (ra).

Al-Quran Al-Karim; Dasar Pergerakan Revolusi Imam Khomeini (ra)
Dia menambahkan, imam besar ini memperkenalkan Al-Quran sebagai dasar dalam semua rute pergerakan revolusinya dan senantiasa khawatir dengan pengisolasian Al-Quran dan senantiasa berujar dan supaya proses Al-Quran Imam dikenal, dipublikasikan dan dilembagakan, maka dilaksanakanlah konferensi ini dan sudah pasti sangat mendapat sambutan dan akan sangat efektif untuk generasi baru, khususnya dalam kancah internasional dengan memperhatikan topik yang sangat penting  kebangkitan Islam.

Guru universitas ma’arif Qom menyebut Imam Khomeini (ra) memiliki karakter yang tiada tara dan mengintroduksikan, dengan berani dapat dikatakan, setelah Rasulullah dan para imam (As), beliau termasuk tokoh yang sangat agung, sampai-sampai beliau tidak dapat dibandingkan dengan seorang tokoh manapun pada masanya.

Pemindahan Pemikiran Al-Quran ke Masyarakat
Dia menjelaskan bahwa Imam Khomeini (ra) meraih apa yang dimilikinya dengan perantara berpegang teguh kepada Al-Quran. “Beliau mempelajari pelbagai hal dari Al-Quran, seperti keadilan, kesederhanaan, takwa, ikhlas, terpercaya dan berbakti serta mengajarkannya kepada kita semua,” ucapnya.

Hujjatul Islam Sajid melanjutkan, beliau sangat unggul dalam mengimplementasikan perintah-perintah Al-Quran; sampai pada batas Rahbar dalam menjelaskan kedudukan kesederhanaan beliau (ra) mengatakan, Imam Khomeini (ra) menerangkan kepada semua, bahwa manusia yang sempurna adalah yang hidup seperti Ali dan bukanlah dogeng sampai mendekati batas-batas kemaksuman.

Guru universitas bebas sektor Khomein dengan mengisyaratkan ide-ide Al-Quran dalam karya-karya Imam Khomeini (ra) mengungkapkan, dengan menilik pelbagai karya beliau, maka sebagian ide-ide Quraninya dalam topik seperti ilmu, politik, jihad, persaudaraan dan penyelamatan Al-Quran dalam tingkat-tingkat kehidupan, dapat dipahami dengan baik. Demikian juga dengan menilik wasiat Ilahi dan politik pendiri revolusi agung ini, maka akan dapat sampai pada pelbagai ayat Al-Quran dalam menjelaskan pergerakan revolusi beliau.

Pengajar univeitas tersebut dengan mengisyaratkan metode tafsir Imam Khomeini (ra), khususnya dengan memperhatikan tafsir beliau dari surat Hamdalah, mengatakan, Imam Khomeini (ra) meyakini bahwa seorang penafsir harus mengatakan tujuan dari diturunkannya Al-Quran, bukan kondisi penurunan wahyu; beliau seperti para penafisr lainnya dalam tafsiran surah Hamdalahnya juga memperhatikan metode dan tendensi tafsir Al-Quran dan menganggap kurang metode penafsiran Irfan Muhyiddin Arabi, metode tafsir Ilmiah Thanthawi dan tafsir sosial Sayid Qutub dan menyanjung metode komprehensif Thabarsi dalam Majma’ al-Bayan. Beliau menjelaskan bahwa Majma’ al-Bayan kita adalah tafsir yang sangat bagus dan komprehensif di kalangan pendapat-pendapat Ahlussunnah dan Syiah. Lebih lanjut beliau dengan menolak tafsir bi ra’yi yang bersandar dengan pandangan pribadi, juga mencela Komunis dan sayap kiri, yang mengembangkan pendapatnya pada Al-Quran.

Imam Menyebut Kadar Pemanfaatan Setiap Orang dari Ta’wil dengan Kadar kesucian Jiwa dan Kejernihan Batin
Pengajar lembaga pendidikan tinggi Thulu’ Mehr Qom menerangkan, beliau menganggap kadar pemanfaatan setiap orang dari ta’wil dengan kadar kesucian jiwa dan kejernihan batin dan meyakini bahwa tazkiah nafs (pembersihan diri) inilah yang mencakup takwil Al-Quran dan beliau dalam pendapat ini terpengaruh dari Ibn Arabi. Ibn Arabi dalam Futuhatnya mengatakan, makna-makna Al-Quran dapat turun pada hati seseorang dengan jumlah kalimat-kalimat Al-Quran dan beliau menuturkan masalah ini dalam tafsirnya.

Di penghujung, dia dengan mengisyaratkan aktivitas-aktivitas politik Imam dan cara manajemen beliau dalam pemerintah Republik Islam Iran, mengitroduksikan, ajaran Imam adalah Al-Quran; dalam pembahasan Difa’ Muqaddas beliau meyakini harus berjihad dan tidak mengizinkan musuh untuk menembus, musuh harus dikeluarkan dari rumah atau harus menerima syahadah dan masalah ini bersumber dari Al-Quran, yakni Ihda al-Husnayain (salah satu dari dua pekerjaan tersebut adalah baik); dan ini tergenalisir dalam semua gerakan beliau (ra).

Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Husein Sajid menulis beberapa karya penelitian, seperti buku Spanyol; Penjaga Peradaban Islam di Eropa dan menulis sebuah buku tentang kaum muslimin negara Uganda dengan bahasa Inggris dan Arab.

Di antara karya lain peneliti India ini adalah terjemahan buku Sirah Akhlaki va Sabke Zendeki Hazrate Fatimeh Zahra (perjalanan akhlak dan corak hidup Sayidah Fatimah as) karya Hujjatul Islam wal Muslimin Doktor Muhammad Reza Jabbari; terjemahan buku Tafsire Quran baraye Jawanan (tafsir Al-Quran untuk para Remaja); terjemahan Kitabi dar Rijal, karya Ayatullah Sayid Asadullah Syefti Ishfahani, dalam bahasa Inggris.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: