Sandiwara Amerika Memerangi Terorisme

Padahal di balik layar Amerika mendukung terorisme, namun mereka bersandiwara memerangi para teroris. Sepertinya pemerintah Amerika Serikat sengaja tidak ingin bertindak tegas dalam membasmi terorisme.

Sebagaimana yang diberitakan oleh surat kabar Al Tsaurah, untuk saat ini masih belum ada bukti bahwa Gedung Putih benar-benar memiliki tekat yang kuat untuk membasmi terorisme, khususnya para teroris ISIS di Iraq dan Suriah.

Pemerintah Amerika Serikat sendiri mendesak agar negara-negara lain tidak terlalu ikut campur dalam usaha memerangi terorisme di Timur Tengah. Namun negara-negara yang tidak mau mendengar pendapatnya, seperti Suriah sendiri, tanpa lengah sedikitpun mereka berjuang untuk membasmi teroris-teroris ISIS di negara mereka dengan bantuan negara-negara seperti Iran dan Rusia.

Para calon presiden yang akan datang sering kali mengkritik kebijakan pemerintahan Obama saat ini terkait sikap Amerika Serikat dalam memerangi terorisme, yang mana terlihat Amerika sendiri tidak terlalu serius dalam hal itu. Mereka, para calon presiden Amerika, menjanjikan sikap-sikap dan keputusan-keputusan yang tegas terkait pemberantasan terorisme, tidak seperti yang kita lihat di pemerintahan Obama ini.

Timbul pertanyaan di sini, apakah Obama benar-benar ingin teroris-teroris ISIS diberantas di Suriah dan Iraq? Apa yang kita lihat saat ini memberikan jawaban, “tidak”.

Amerika di balik layar dan juga sekutu-sekutunya seperti Arab Saudi dengan orang-orang wahabinya, memberikan dukungan besar-besaran kepada para teroris untuk terus beraksi. Negara-negara seperti Turki dan juga sandiawara koalisi internasional perlawanan terhadap ISIS pada dasarnya hanya berfungsi untuk membuat konflik di Suriah semakin berkepanjangan.

Pemerintahan Obama menjadikan keberhasilan perundingan nuklir dengan Iran dan juga terjalinnya hubungan diplomatik dengan Kuba sebagai kebanggan pemerintahannya; dan ia merasa cukup dengannya. Adapaun pemerangan terorisme di Suriah dan Iraq, menurut yang diamati, Obama ingin pemerintahan Amerika yang berikutnya yang menyelesaikan tugas tersebut.

(Shabestan/ABNS)