Salah satu metode yang digunakan oleh para ulama akhlak ketika ingin mengajak masyarakat kepada kebahagiaan adalah memperingatkan mereka supaya jangan menyia-nyiakan umur dan mengingatkan bahwa kematian telah dekat.
Seorang arif billah, Ayatullah Murza Jawad Tabrizi, pernah menasihati kita, “Hai orang yang tertawan oleh amal dan kelakukan yang telah lalu! Bebaskanlah dirimu dari beban amal buruk yang pernah kamu lakukan selama ini. Semua ini akan mendatangkan petaka besar bagi dirimu. Kamu akan menjumpai suatu hari ketika kamu tidak lagi memiliki tempat untuk berlindung dan melarikan diri. Selain haribaan Ilahi, tidak ada lagi tempat untuk berteduh ....
Renungkanlah dirimu sendiri. Ingatlah suatu hari ketika seluruh malaikat dan Ruhul Kudus berbaris rapi dan tak seorang pun berhak berbicara kecuali yang diizinkan oleh Allah. Seandainya pun engkau memperoleh izin untuk angkat bicara, apakah kamu telah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan Allah? Tidak pasti juga kamu diberi izin untuk berbicara. Mungkin juga akan disuruh bungkam seribu bahasa ....
Faktor keengganan terhadap pahala ukhrawi dan kerakusan terhadap nikmat duniawi tidak lain adalah kelemahan iman terhadap alam gaib. Jika hal ini terjadi, celakalah kamu. Kamu pasti musnah dan kamu harus sudah mempersiapkan diri untuk menerima api yang telah dijanjikan oleh Allah.
Selamatkanlah dirimu dan bertawasullah kepada manusia-manusia suci yang dicintai oleh Allah.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email