Pesan Rahbar

Home » » Zionisme Israel Bukan Bagian Umat Yahudi, Kekuatan Zionisme Israel Bisa Dikalahkan

Zionisme Israel Bukan Bagian Umat Yahudi, Kekuatan Zionisme Israel Bisa Dikalahkan

Written By Unknown on Thursday, 17 September 2015 | 06:39:00



Zionisme Israel bukan bagian dari umat Yahudi. Hal ini ditegaskan juru bicara Neturai Karta International Amerika Serikat (AS), Rabi Yisroel Dovid Weiss, Rabu (14/5), saat berbicara dalam seminar internasional Freedom and Right of Return: Palestine and 60 Years of Etnic Cleansing.
”Bagaimana Israel bisa dengan bangga mengklaim zionisme itu sebagai bagian dari Taurat yang bersumber pada ajaran Tuhan, sedangkan mereka hanya gerakan politik yang baru lahir sekitar 200 tahun lalu,” tegas Weiss. ”Ini jelas merupakan transformasi total yang dilakukan para pengusung zionisme atas ajaran Taurat,” lanjutnya.

Menurut Weiss, pemahaman menyeluruh atas perbedaan zionisme dan Yahudi diperlukan untuk mencari solusi atas situasi yang terjadi di Palestina saat ini. ”Selama 60 tahun terjadinya krisis, solusi terbaik yang menguntungkan bangsa Palestina belum juga ditemukan dan pada saat yang sama posisi bangsa Palestina semakin lemah.”

Weiss mengatakan situasi berkepanjangan juga tak lepas dari kelihaian para pengusung paham zionis dalam memainkan kata-kata dan mengaburkan zionisme dengan anti-Semit. Hal ini diperparah dengan ketidaktahuan masyarakat internasional memahami zionisme-Israel dengan Yahudi.

”Dalam konteks ini maka saya berharap dan mendesak agar kaum Muslimin dan semua pihak jangan pernah menyebut negara zionis Israel dengan negara Yahudi. Karena dosa besar bagi umat Yahudi membentuk dan mendirikan institusi negara,” tegasnya. ”Tugas besar kita sekarang adalah mencerdaskan dunia dan meluruskan pandangan ini,” lanjutnya.

Hal senada sebelumnya juga ditegaskan pendeta Stephen Sizer, pendiri Institute for the Study of Christian Zionism (ISCZ), Inggris. Dalam makalahnya yang berjudul Christian Zionism: Road to Armageddon, Sizer mengatakan zionisme juga dikenal di lingkungan Kristen. Hal ini dapat dirunut kembali pada awal abad ke-19 di Inggris hingga menjelma pada kuatnya gerakan evangelis pada abad ke-20 di AS.

”Dalam konflik Israel-Palestina, peran mereka semakin memperburuk situasi yang ada,” tegas Sizer. ”Mereka secara aktif mendorong kembalinya umat Yahudi ke Israel dan mempertegas klaim bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi mereka,” lanjutnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NGO’S Union for Supporting Palestina Right, Zahra Mustafawi mengatakan Palestina adalah tanah suci bagi semua agama, bukan milik Yahudi semata. Namun, zionis Israel dengan tegas mengabaikan fakta itu dan tak segan membantai dan menindas bangsa Palestina.

Dalam pandangan Mustafawi, kekuatan zionis Israel bisa dikalahkan dengan persatuan dan kekuatan serta ketergantungan pada kekuataan Allah. Putri Ayatullah Ruhollah Komeini ini mengatakan keyakinannya bahwa dengan dua hal itu Israel bisa dikalahkan. ”Perjuangan rakyat Palestina dan perang Hizbullah 31 hari menunjukkan bahwa Israel adalah entitas yang lemah,” tegas Mustafawi yang juga optimis forum-forum seperti ini bisa memberikan kontribusi penting bagi perjuangan bangsa Palestina.

Berbicara dalam forum yang sama, mantan ketua MPR, Amien Rais mengatakan perlu adanya perubahan mendasar pada kekuatan internasional, khususnya di Amerika Serikat (AS) bagi penyelesaian konflik Israel-Palestina. Amien menegaskan tanpa adanya perubahan luar biasa dalam kebijakan politik luar negeri AS yang selama ini membela Israel, situasi di Timur Tengah akan jauh dari berubah. Amien menyangsikan AS akan berubah meski bakal terjadi pergantian pemimpin terkait dengan pemilu November 2008.

”Semuanya sama saja. Baik John McCain, Barack Obama maupun Hillary Clinton tidak pernah terdengar komitmen mereka terhadap Palestina. Yang ada justru komitmen mereka untuk menjamin kedaulatan dan keamanan Israel, di dalamnya termasuk kebijakan ekspansinya,” kata Amien. Dalam pidatonya yang mendapat sambutan hangat peserta, Amien menilai pemerintah tidak sepenuh hati mendukung perjuangan bangsa Palestina, sesuatu yang berbeda dengan media massa. Sebagian elite pemerintah di Jakarta, lanjutnya, memainkan kebijakan ‘main mata’ dengan Washington.

(Ahmadsamantho/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI