Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam California Utara (ICCNC) di Oakland, Amerika Serikat, punya ciri khas yang tak banyak dimiliki tempat ibadah umat Islam lainnya. Di masjid tersebut, jamaah Sunni maupun Syiah biasa beribadah bersama.
NPR melaporkan, Rabu 21 Oktober 2015, takmir masjid ini sejak awal berusaha mengakomodir tradisi mazhab Sunni maupun Syiah. Dari mulai campuran gaya ornamen dinding ala Arab maupun Persia, pengajian bersama, salat berjamaah, hingga mengajak anak-anak dari para jamaah menggelar pentas seni bersama.
“Bersama pengurus masjid lainnya, tujuan kami adalah mengingatkan publik pada keindahan Islam, kekayaan sejarah agama ini,” kata Ketua Takmir Masjid, Ali Sheikhulislami.
Sudah biasa ketika salat berjamaah, nampak macam-macam gaya busana di setiap saf. Ada yang memakai surban, hanya gamis, ada pula jamaah yang memakai baju sufi.
Ali, sang ketua takmir, mengaku berasal dari dua keluarga dengan tradisi berbeda, ayahnya Sunni, sedang ibunya Syiah. Dia sudah biasa dengan perbedaan mazhab.
“Kadang kami menyebut diri sendiri penganut Sushi,” ujarnya sambil tergelak.
Keberadaan masjid yang pluralistik itu dipuji oleh warga muslim di AS. Ali Saadeghi, imigran muslim, mengatakan merasa nyaman membawa keluarganya ke masjid itu, bertemu sesama penganut Islam yang mempraktikkan ibadah dengan gaya berbeda-beda.
“Pengalaman ini tidak biasa kita dapatkan di masjid lainnya,” ujarnya.
Di Amerika Serikat, mayoritas umat Islam adalah penganut Sunni. Hanya tujuh persen populasi yang masuk kategori mazhab Syiah.
Seorang penganut Sunni sekaligus pekerja industri IT di California, Salman Mashayekh, turut mengapresiasi upaya takmir ICCNC mempersatukan umat. Dia mengatakan citra konflik Sunni-Syiah adalah urusan politik yang dikompori kaum oportunis.
“Ketika kita saling membunuh karena mazhab, Nabi Muhammad pasti kecewa,” kata Salman.
(Satu-Islam/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email