Menanggapi kasus WNI yang dideportasi dari Turki karena diduga terlibat dalam jaringan ISIS, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa tak semua WNI yang dideportasi tersebut terlibat ISIS.
Setiap tahunnya ada puluhan hingga ratusan WNI yang dideportasi dari Turki karena diduga ISIS. Dalam 3 tahun terakhir, deportasi terbanyak adalah tahun 2015 yakni 193 WNI.
“Jadi saya ingin jelaskan, angka yang ada adalah angka deportasi dari tahun 2015 sampai 2017. Akumulatif. Ini adalah angka akumulasi 2015-2017 (orang) yang dideportasi dari Turki. Jumlahnya 430. 2015 ada 193, 2016 ada 60 dan 2017 ada 177,” kata Retno, Senin (17/7/2017).
Retno dan Presiden RI Joko Widodo telah membahas ini dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama menteri luar negerinya dalam kunjungan ke Ankara beberapa waktu lalu. Ada beberapa alasan yang disebutkan Retno.
“Kalau kita bicara angka deportasi, bukan berarti dia terkait ISIS. Kebanyakan mereka belum sempat menyeberang ke Suriah. Angka itu juga kita bahas saat Presiden berkunjung ke Ankara dan saya bertemu menteri dalam negeri Turki yang membawahi imigrasi dan polisi mengenai angka ini dan juga kerja sama yang akan kita tingkatkan untuk counter terrorism,” sambung Retno.
Mereka yang masuk ke dalam wilayah Turki, kata Retno, berangkat menggunakan visa Turis. Rata-rata dari mereka kebanyakan memasuki negara lain sebelum Turki.
“Mereka biasanya tidak langsung sampai ke Turki kemudian menyebrang. Mereka biasanya ada di situ sekian lama baru menyeberang,” kata Retno menerangkan.
Retno tak menyebutkan berapa total jumlah WNI yang terlibat ISIS. “Itu sudah sampai ranah BNPT untuk menyeleksinya,” ujar Retno.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email