Komando Pusat Angkatan Udara AS mengisi bahan bakar Angkatan Udara AS Strike Eagle F-15E di Irak utara (Foto: AFP).
“Wilayah yang dikendalikan ISIS di Irak tidak menyusut meskipun serangan udara koalisi telah dilakukan selama lebih dari setahun. Jumlah militan menjadi banyak,” kata Direktur Ancaman dan Tantangan Departemen Luar Negeri Rusia, Ilya Rogachyov, kantor berita Rusia Interfax melaporkan pada hari Kamis (8/10 /15).
Amerika Serikat dan beberapa sekutunya telah melakukan serangan udara terhadap apa yang mereka katakan posisi ISIS di Irak sejak Agustus 2014. Namun serangan itu gagal mengusir kelompok yang telah menghancurkan sekitar sepertiga wilayah negara itu.
“Kami berpikir bahwa praktek pemulihan akan lebih lama. Maksud saya banyak orang yang bergabung dengan ISIS yang harus di lawan,” kata pejabat Rusia.
Kapasitas keuangan ISIS pasti tumbuh selama tahun terakhir, kata Rogachyov, yang ditujukan dengan peningkatan produksi minyak oleh kelompoknya.
“Jadi, apa yang telah mereka telah bom? superioritas udaranya tidak dipertanyakan oleh siapapun namun serangan apapun harus memiliki dampak pada hal-hal seperti ekspor minyak mentah. Angkatan Udara Koalisi ini tidak efisien dengan parameter ini,” kata pejabat itu.
Beberapa anggota koalisi yang dipimpin AS juga telah menggempur posisi ISIS di dalam wilayah Suriah tanpa otorisasi dari Damaskus atau mandat PBB sejak September lalu. Misinya telah gagal mencabut teroris, yang merebut sekitar sepertiga dari negara yang dilanda kekerasan itu.
Rogachyov mengatakan ia tidak menganggap serangan di Suriah menjadi lebih efisien.
Atas permintaan dari Damaskus, Rusia telah melakukan serangan udara sendiri terhadap ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah selama lebih dari satu minggu terakhir.
Serangan terbaru pada ISIS
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Departemen Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa angkatan udara negaranya telah menyerang 27 sasaran teroris di Suriah.
“Pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan 22 penerbangan semalam. Pesawat Sukhoi Su-34, Sukhoi Su-24M dan Sukhoi Su-25 menyerang 27 sasaran teroris di wilayah Suriah,” kata kementerian itu, menambahkan pihaknya telah mencapai target ISIS di provinsi Hama , Raqa dan Homs.
Kementerian itu juga merilis rekaman yang menampilkan ofensif Rusia melawan teroris di Suriah.
Video tersebut menunjukkan serangan pada posisi dan benteng pertahanan ISIS di dekat desa Tamana di Provinsi Hama, Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kepada wartawan.
“Sebuah serangan tepat di benteng teroris menyebabkan ledakan amunisi dan kendaraan, yang menghancurkan seluruh benteng tersebut,” katanya.
Sebuah gudang bahan bakar teroris dekat kota Khan al-Assal, terletak di sebelah barat kota Suriah barat laut Aleppo, juga rata dengan tanah.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa para pilot Rusia telah melakukan 120 serangan mendadak melawan ISIS di Suriah sejak tanggal 30 September.
Juga pada hari Kamis, Kepala Staf Umum Tentara Suriah, Jenderal Ali Ayoub menegaskan bahwa kelompok teroris itu telah kehilangan sebagian kemampuan militernya karena serangan udara Rusia.
Sementara itu presiden AS Barack Obama, mengatakan yang apa disebut serangan udara Moskow sebuah “resep untuk bencana” dan mengklaim rekannya dari Rusia Vladimir Putin tidak bisa “membedakan antara” teroris ISIS dan apa yang disebut militan moderat.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan kepada televisi France 24 pada tanggal 1 Oktober bahwa negaranya akan menyambut kedatangan militer Moskow untuk melakukan tindakan militer diwilayahnya. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email