Jika hati disibukkan dengan masalah-masalah duniawi dan tidak ada tempat bagi wali Allah di hati ini, maka itu akan membawa banyak masalah. Hendaknya kita tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi saja, melainkan kita perlu menyisakan ruang di hati untuk wali Allah yang kita cintai.
Hujjatul Islam Muhammad Mahdi Mirbaqeri salah seorang ruhaniawan di hauzah menjelaskan, “Dalam Ziarah Asyura kita membaca dan menyebut Imam Husain as sebagai Al-Witr Al-Mautur, yang artinya beliau adalah orang yang sendiri dan ditinggalkan. Ada kemungkinan artinya bahwa Imam Husain as merupakan sosok Ma’shum yang tiada duanya.”
Lalu beliau membawa kemungkinan lainnya dan berkata, “Ada juga kemungkinan bahwa beliau merupakan Imam yang ditinggalkan oleh umatnya. Yakni perjuangan Imam Husain as saat itu bukanlah perjuangan diam-diam, semua orang tahu apa yang beliau lakukan, tapi beliau ditinggalkan sendiri tanpa ada yang menolongnya.”
Beliau menambahkan, “Jelas-jelas saat itu siapa lawan Imam Husain as. Semua orang tahu siapa lawan beliau. Jika seandainya lawan beliau adalah salah seorang sahabat nabi, mungkin masih ada alasan untuk orang yang tidak menyertai beliau. Tapi lawan beliau adalah Yazid dan semua orang tahu seperti apa Yazid, orang yang berbuat maksiat terang-terangan.”
Menurut beliau tragedi Asyura sungguh aneh sekali. Semua orang tahu siapa Imam Husain as, nasabnya, sanak familinya, dan juga siapa lawannya, tapi beliau ditinggalkan sendiri.
Hujjatul Islam Mirbaqiri menganalisa bahwa alasan mengapa beliau ditinggalkan sendiri karena umat Islam saat itu sibuk untuk mengejar kepentingannya masing-masing. Beliau menjelaskan, “Jika hati disibukkan dengan masalah-masalah duniawi dan tidak ada tempat bagi wali Allah di hati ini, maka itu akan membawa banyak masalah. Hendaknya kita tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi saja, melainkan kita perlu menyisakan ruang di hati untuk wali Allah yang kita cintai.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email