Pesan Rahbar

Home » » Saudariku, ISIS Bukanlah Pangeran Berkuda Putih

Saudariku, ISIS Bukanlah Pangeran Berkuda Putih

Written By Unknown on Monday 30 November 2015 | 19:38:00


Gadis cantik itu namanya Samra Kesinovic. Setahun yang lalu, ia berangkat ke Suriah bersama seorang temannya untuk bergabung dengan ISIS. Sampai di Suriah, ia menikah dengan salah satu ‘mujahidin’ dan mengaku sangat menikmati kehidupan barunya di Raqqa. Ia mengaku bisa menjalankan syariat agama dengan bebas. Penampilannya pun berubah, dari seorang gadis cantik berkuncir kuda, menjadi seorang gadis yang hanya terlihat matanya saja.

Setahun kemudian…

Kesinovic dilaporkan tewas. Ia mencoba kabur dari Raqqa, namun tertangkap. Lalu, ia dihukum, dipukuli hingga tak bernyawa. Ah, usianya baru 17 tahun. Sayang sekali hidupnya berakhir seperti ini .…

*****

Saudariku, terorisme yang melanda Paris pada Jumat 13 November 2015 lalu telah merengut ratusan korban jiwa. Tahukah kamu, salah satu pelakunya adalah gadis cantik usia 26 tahun. Namanya Hasna Aitboulahcen. Selama ini dia dikenal sebagai gadis bertopi koboi. Namun belakangan, ia mulai mengenakan hijab. Tanpa sepengetahuan keluarganya, ia bergabung dengan ISIS.

Keluarganya sama sekali tidak menyangka gadis seperti dia direkrut ISIS. Kata kakaknya, Aitboulahcen selama ini sama sekali tidak tertarik belajar agama. Ia juga tidak pernah membaca Al-Qur’an. Sehari-harinya, ia hanya asyik dengan handphonenya, entah itu ber-Facebook-an, atau ber-chat ria melalui fitur Whatsapp .…

Masih banyak gadis-gadis yang lainnya yang terpengaruh propaganda ISIS. Dan Saudariku, tahukah kamu apa penyebabnya?

“Seorang wanita yang merasa kesepian atau yang tidak menemukan kedamaian ketika menjalin suatu hubungan, adalah target yang sangat potensial untuk direkrut. Mereka mengharap ada takdir yang tiba-tiba berubah, seperti hadirnya seorang pangeran yang mempesona. Dan dengan si pangeran ini, mereka berharap bisa membangun masa depan yang bahagia. Padahal realitanya sangatlah jauh dari yang diimpikan,” tulis majalah wanita Cosmopolitan, edisi Rusia.

Saudariku, Allah menciptakan kita berpasang-pasangan. Mungkin memang ada suatu masa yang begitu pahit dan menyakitkan karena kandasnya suatu hubungan. Bila itu terjadi, maka bersabarlah. Dahulu, Zulaikha begitu tergila-gila dan sangat mencintai Nabi Yusuf, padahal ia berstatus seorang istri. Putifar suaminya, sangat mencintainya. Jalan yang dutempuh Zulaikha adalah jalan yang tidak diridhoi Allah. Namun ketika Putifar meninggal, lalu Zulaikha semakin menua dan renta, disitulah ia mulai menemukan kasih karunia Allah. Ia menjadi penyembah Allah yang Esa, bertaubat atas dosa-dosanya. Dan karena cintanya kepada Allah, akhirnya Allah memerintahkan Nabi Yusuf untuk menikahinya.

Aku memahami bagaimana kerinduanmu menantikan seorang imam. Menantikan belahan jiwa, yang bersamanya kelak bersama mengarungi hidup. Hanya saja, ketahuilah wahai Saudariku, kerinduanmu ini dimanfaatkan oleh kawanan teroris ISIS yang menganggap diri mereka sebagai ‘mujahidin’.

Mereka mencoba mempengaruhimu dengan cara yang sangat halus. Melalui media sosial mereka mendekatimu dan mencoba mengorek segala sesuatu tentangmu. Mereka berusaha mendapatkan simpati dan rasa percaya darimu.

“Para perekrut lalu menjejali gadis-gadis yang masih polos ini dengan mimpi-mimpi indah. Mereka mengaku tengah memerangi kejahatan di jalan Allah, merasa lelah dan butuh pendamping. Mereka ingin menikah, punya anak-anak yang akan dididik di jalan Islam .…”

Dengan cara inilah akhirnya gadis-gadis belia itu rela meninggalkan keluarga dan negaranya untuk berangkat ke Timur Tengah dan bergabung dengan ISIS. Namun ketika sampai di sana, barulah mereka tahu seperti apa kehidupan di tengah-tengah para ‘mujahidin’ dan menyesal.

Contoh nyata adalah Kesinovic. Jika memang ia begitu bahagia di Raqqa, lalu mengapa ia mencoba kabur? Mengapa ia tidak mendampingi suaminya yang tengah ‘berjihad’ di jalan Allah?

Saudariku, jangan sampai ada penyesalan yang sama. Berhati-hatilah terhadap orang yang baru kamu kenal, apalagi kenalnya hanya melalui media sosial. Ceritakanlah masalahmu pada orang tua ataupun kepada orang yang bisa kamu percayai. Tunggulah belahan jiwamu, sambil memantaskan dirimu.


Penulis: Khadija, Blogger


(Liputan-Islam/Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: