Pandangan
udara yang diambil pada 1 Desember 2015 menunjukkan peziarah Syiah
berkumpul di Karbala untuk memperingati Arba’een tahun ini, sebagai hari
ke-40 setelah kesyahidan Imam Syiah ketiga, Imam Hussein (as). (Foto: AFP)
Press TV telah melakukan wawancara dengan Reza Kazem, anggota Komisi Hak Asasi Manusia Islam di London, dan Shabbir Hassanally, seorang aktivis dan ulama Islam di London, untuk membahas ritual Arba’een, hari yang menandai 40 hari setelah kesyahidan Imam Syiah ketiga, Imam Hussein (as).
Kazem mengatakan ritual berkabung pada Arba’een ditujukan untuk menghormati pengorbanan Imam Hussein dan sahabatnya dalam melawan Yazid penguasa tiran yang menindas rakyatnya.
Dia menambahkan bahwa Arba’een adalah “loncatan” yang mengilhami orang-orang untuk mengenali siapa Yazid sekarang ini.
“Yazid saat ini adalah Presiden Barack Obama dari Amerika Serikat, Ibnu Ziyad nya adalah David Cameron dari Inggris dan yang menjadi Umar bin Sa’ada nya adalah Erdogan. Kita bisa menyamakan Shimr dan Hurmala adalah pemimpin Arab Saudi dan Qatar dan dalam konteks ini juga ISIS adalah prajurit Yazid, “katanya.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa komunitas Muslim harus memastikan pesan Imam Hussein sampai dengan baik.
Hassanally, juga mengatakan salah satu keajaiban dari peristiwa Arba’een adalah bahwa ia akan mengirimkan pesan yang kuat kepada kelompok-kelompok seperti ISIS yang mengikuti garis Yazid bahwa jika ” Anda keluar dengan kebencian, jika Anda keluar dari jalan Allah yang merupakan jalan kasih, jalan damai, jalan harmoni, maka anda akan berakhir .” []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email