Pesan Rahbar

Home » , » Amir Sjarifuddin, Pahlawan yang Terlupakan

Amir Sjarifuddin, Pahlawan yang Terlupakan

Written By Unknown on Friday, 11 March 2016 | 02:14:00


Amir Sjarifuddin termasuk salah satu tokoh pendiri bangsa bersama bersama Soekarno, Hatta dan Sjahrir. Ketiganya secara resmi telah mendapat pengakuan dan gelar sebagai pahlawan nasional, sementara Amir Sjarifuddin justru diabaikan atau bahkan dilupakan. Padahal perjuangannya dalam memeperjuangkan kemerdekaan sangat luar biasa, tetapi tak banyak yang mengisahkan tentang dirinya bahkan buku yang menulis tentang kisahnya dilarang beredar pada zaman Orde Baru. Sebaliknya buku sejarah di sekolah memberikan catatan hitam tentang pergerakannya. Kisah perjuangannya dalam kemerdekaan tidak pernah disebut atau disinggung sedikitpun.

Jauh sebelum kemerdekaan, ia terlibat dalam berbagai pergerakan bawah tanah untuk memperjuangkan kemerdekaan. Pada tahun 1931, ia terlibat mendirikan Partai Indonesia (Partindo), mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), menulis dan menjadi redaktur media “Poedjangga Baroe”. Ia salah satu dari barisan pejuang kemerdekaan – semangat perjuangnya pun makin menjadi ketika ia bertemu tokoh lainnya, seperti Mr. Muhammad Yamin.

Ketika Jepang mulai masuk , ia begitu gigih menolak untuk berkolaborasi dengan Jepang seperti para pejuang lainnya yang berharap Jepang dapat memberikan kemerdekaan kepada Hindia Belanda setelah Belanda di kalahkan. Bahkan, ia berani mengambil langkah dengan menggalang gerakan rahasia menentang Jepang. Dalam beberapa sumber, keputusan yang diambil Amir terbukti benar.

Namun sayang, pada Peristiwa Madiun 1948, pemerintahan Hatta menuduh PKI berupaya membentuk negara komunis di Madiun dan menyatakan perang terhadap mereka. Amir Sjarifuddin, sebagai salah seorang tokoh PKI, yang ketika itu sedang berada di Yogyakarta dalam rangka kongres Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) turut ditangkap beserta beberapa kawannya. Padahal indikasi keterlibatannya di peristiwa Madiun masih samar dan ia dieksekusi tanpa diadili. Dalam berbagai buku menyebutkan fakta dan kesaksian sekitar Peristiwa Madiun, dituliskan bahwa sebenarnya Presiden Soekarno sudah mengeluarkan hak Veto dan peritah agar Amir Sjarifuddin dan kawan-kawannya tidak ditembak mati, tetapi militer bertindak lain.

(Empat-Pilar-MPR/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: